Kondisi Aiptu Agus Sumarsono Berangsur Membaik Pasca Jalani Operasi 5 Jam Lamanya
Pukul 01.00 WIB, operasi rampung dilakukan dan kondisi Agus berangsur membaik setelah dipindah ke Ruang Perawatan.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Dua anggota Polsek Wonokromo terluka dalam insiden penyerangan yang dilakukan pria berinisial IM, Sabtu (17/8/2019) kemarin.
Kedua anggota Polsek Wonokromo itu adalah Aiptu Agus Sumarsono dan Iptu Febian.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera menuturkan, Aiptu Agus Sumarsono mengalami luka parah pada anggota tubuh bagian atas, yakni, kepala, pipi kiri, lengan tangan kiri.
Sedangnya korban lainnya Iptu Febian, hanya mengalami luka lebam dan tak sampai harus dirawat inap di rumah sakit.
"Agus mengalami luka yang cukup parah kalau dilihat dari CCTV, Agus ini berusaha untuk menghindari celurit beberapa kali," ujar Frans Barung di Balai Wartawan Mapolda Jatim, Minggu (18/8/2019).
Frans Barung Mangera mengatakan, Aiptu Agus Sumarsono sempat memperoleh penanganan medis darurat di Ruang ICU Rumah Sakit Vincentius a Paulo alias RKZ.
Namun sekitar pukul 20.00 WIB, Iptu Agus akhirnya dipindah ke RS Bhayangkara untuk dilakukan penanganan intensif untuk mengobati luka serius pada bagian kepala.
"Korban kami bawa dari RKZ ke RS Bhayangkara tadi malam," ujarnya.
Setibanya Di RS Bahayangkara Tim Medis melakukan operasi terhadap Agus yang memakan waktu lima jam lamanya di ruang ICU RS Bhayangkara.
"Ada luka di kepala yang harus diselamatkan dengan operasi cepat dan selesai 01.00 WIB," katanya.
Tepat pukul 01.00 WIB, lanjut Barung, operasi rampung dilakukan dan kondisi Agus berangsur membaik setelah dipindah ke Ruang Perawatan.
"Yang bersangkutan sekarang sudah keluar dari ruang ICU artinya ini sudah clear dan sudah bisa berinteraksi kembali," ujarnya.
Meskipun harus menunggu waktu pemulihan bekas operasi pada luka sabet di bagian pipi, kepala, dan tangannya, Barung mengungkapkan, Agus dalam keadaan sadar dan sudah bisa berkomunikasi secara terbatas.
"Pemulihan yang cukup cepat Walaupun memang ada luka di bagian pipi nya belum bisa kita ajak bicara lebih banyak," kata Frans Barung.
Bawa Dua Senjata Tajam
Polda Jatim mengungkap kronologis penyerangan anggota polisi di Mapolsek Wonokromo, Sabtu (17/8/2019).
Polisi berhasil mengungkap kronologis penyerangan berdasarkan hasil rekaman CCTV di Ruang SPKT Mapolsek Wonokromo, Surabaya.
Baca: Ditendang Korbannya Hingga Jatuh dari Sepeda Motor, Pelaku Begal Tewas Dikeroyok Warga
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, penggalan video tersebut menggabarkan detail penyerangan pelaku terhadap angotanya.
"Di situ lengkap semua kita bisa tahu cara pelaku menyerang Aiptu Agus," katanya di Balai Wartawan Gedung Humas Mapolda Jatim, Minggu (18/8/2019).
Melalui penggalan rekamam CCTV yang berdurasi 4 menit 54 detik itu, kata Barung, ternyata pelaku menyerang polisi menggunakan dua jenis senjata tajam yang berbeda.
"Aiptu Agus dia pikir hanya membawa satu senjata itu yang digunakan (parang). Ternyata ada senjata lagi berupa celurit," tuturnya.
Bila ditilik dari keterangan rekaman video tersebut, rekaman tersebut dimulai sekitar pukul 16.33 WIB.
Tampilan video tersebut tampak hitam putih.
Pelaku penyerangan berinisial IM tampak duduk membelakangi kamera CCTV dan menghadap ke meja utama pelayanan SPKT tempat Aiptu Agus Sumarsono duduk.
Keduanya tampak terlibat percakapan, Aiptu Agus tampak menanggapi IM selama duduk di depannya.
Tepat saat keterangan waktu di CCTV menunjukkan pukul 16.35 WIB, pelaku mulai menyerang Aiptu Agus yang duduk di depannya menggunakan parang yang disimpan dalam tasnya.
Setelah IM tahu korban tersungkur bersimbah darah, sekitar pukul 16.36, IM langsung melompat keluar dari area ruangan SPKT dengan meloncat meja di depannya.
Namun belum sampai melintasi pintu utama Mapolsek Wonokromo yang terbuat dari kaca, pelaku sudah diadang oleh dua orang petugas polisi berpakaian biasa, yang keluar dari beberapa ruang yang berdekatan dengan ruang SPKT.
Pelayanan Tetap Normal
Situasi Mapolsek Wonokromo Kota Surabaya tampak lengang, Minggu (18/8/2019) setelah diserang terduga teroris IM, Sabtu (17/8/2019) sore kemarin.
Tidak banyak aktivitas yang berlangsung di Mapolsek Wonokromo.
Ada sedikitnya 10 orang anggota Polisi yang tampak duduk di bawah terop tenda berdekatan dengan pintu pagar utama.
Tak semua anggota polisi di sana mengenakan seragam lengkap, beberapa di antaranya tampak mengenakan pakaian sipil.
Baca: Riset Indonesia Indicator: Susi Pudjiastuti Menteri Termasyhur dan Paling Berpengaruh di Twitter
Dari kesepuluh anggota polisi itu, tampak Kapolsek Wonokroko AKP Christoper Lebang.
Ia mengenakan pakaian seragam legam tampak memegang HT, dan turut dalam penjagaan bersama kesembilan anggotanya.
Tidak banyak yang bisa ia sampaikan terkait insiden penyerangan semalam.
Semua informasi yang berkaitan dengan insiden penyerangan semalam secara resmi sudah dilimpahkan ke pihak Polda Jatim dan Densus 88 Mabes Polri.
Ia mengaku hanya bisa memberikan informasi terkait situasi terkini di Mapolsek Wonokromo.
AKP Christoper Lebang mengungkapkan, sejauh ini situasi di Mapolsek Wonokromo terbilang aman dan terkendali.
Pelayanan di SPKT tetap normal seperti biasanya.
"Kami normal semua pelayanan kami masih seperti biasanya, silakan kalau mau masuk," ujarnya, Minggu (18/8/2019).
Sejauh ini, pihaknya hanya memaksimalkkan pengamanan di markasnya dengan anggota polisi yang terdaftar di Polsek Wonokoromo.
"Kami rutinitas seperti biasa. Penambahan yang berjaga hanya anggota mapolsek," ujarnya.
Bahkan di halaman utama Mapolsek Wonokromo, tampak beberapa anggota Mapolsek Wonokromo beserta Kapolsek menata tata letak sepeda kayuh berwarna merah yang terparkir di depan pintu utama Mapolsek Wonokromo.
AKP Christoper Lebang mengatakan, sepeda kayuh itu hanya dipindahkan agar tampilan luar di depan Gedung Mapolsek tampak sedap dipandang.
"Enggak ada aktivitas, cuma dirapikan aja biar enak dilihat," ujarnya.
Baca: Sepatu Jan Ethes di Upacara HUT RI ke-74 di Istana Merdeka Jadi Sorotan, Harga Capai Rp 5 Juta
Membersihkan Bercak Darah
Ruang SPKT Mapolsek Wonokromo menjadi lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP) penyerangan polisi, Sabtu (17/8/2019).
Ruang SPKT itu terdiri dari dua ruang yang berdekatan dan hanya dihubungkan satu pintu.
Pagi itu tampak tiga orang petugas polisi berseragam lengkap berjaga di dalam ruang SPKT.
Dua di antara mereka duduk tampak fokus menatap layar ponsel mereka seraya mendengarkan suara gemerisik yang terus bersahutan silih berganti dari pengeras suara radio handy talky.
Namun satu di antaranya, seorang polisi berpangkat Aiptu tampak sibuk membersihkan beberapa perabotan yang ada di dalam ruang SPKT.
Menggunakan kain lap pembersih ia mengusap berkali-kali beberapa prabotan di dalam ruang tersebut.
Mulai dari meja, kusen termasuk jendelanya, juga lengan kursi panjang yang terbuat dari besi.
Petugas polisi itu menuturkan, sedang membersihkan bercak darah yang masih tercecer di lantai, lengan kursi tunggu, dan tembok.
"Ini banyak bercaknya ada di kursi. Terus di lantai, saya bersihkan lagi. Sebenarnya sudah bersih, tapi saya bersihkan lagi," kata anggota polisi yang tak mau menyebutkan nama itu.
Di sela-sela aktivitas mengusap-usap perabotan di dalam SPKT, ia menuturkan, insiden pembacokan terjadi di area ruang tunggu publik tepat di depan meja SPKT.
Seraya mengarahkan tangannya ke area pelaku duduk menunggu sebelum menyerang kemarin, ia mengaku tak mengetahui detail penyerangan yang dialami rekannya Sabtu (17/8/2019).
"Ya di sini, selebihnya saya gak tahu. Saya baru jaga di sini," tandasnya.
Kronologis
Seorang terduga teroris menyerang anggota Polsek Wonokromo Surabaya yang sedang bertugas Sabtu (17/8/2019) sore.
Seorang polisi bernama Aiptu Agus Sumarsono mengalami luka akibat sabetan senjata tajam dalam peristiwa tersebut.
Kronologis penyerangan yang dihimpun dari Polrestabes Surabaya menyebutkan, awalnya pelaku tiba-tiba masuk ruang SPKT Polsek Wonokromo pukul 16.45 WIB.
Baca: 23 Tahun Lalu Dibelikan Sandal Jepit, Pengemudi Ojek Online Kini Doakan Melanie Subono Sekeluarga
Pelaku lalu diterima oleh petugas piket Aiptu Agus Sumarsono karena mengaku akan membuat laporan.
Saat polisi piket sedang menyiapkan berkas laporan, pelaku langsung menyerang dengan senjata tajam.
Akibat serangan pelaku, Aiptu Agus Sumarsono mengalami luka di tangan, kepala dan pipi bagian kiri.
Karena diserang secara tiba-tiba, Aiptu Agus Sumarsono lantas meminta pertolongan kepada anggota lainnya.
Mendengar teriakan Aiptu Agus, anggota satuan reskrim polsek setempat datang menolong dan sempat memberikan tembakan.
Pelaku kemudian dapat dilumpuhkan.
"Pelaku saat ini diperiksa oleh tim Densus 88 karena karena diduga kuat anggota jaringan pelaku terorisme," kata Kapolrestabes Surabaya, Kombes Sandi Nugroho, di Mapolsek Wonokromo.
Diduga Simpatisan ISIS
Pelaku penyerangan polisi Polsek Wonokromo, IM (30), diduga simpatisan ISIS.
Polisi menyebut menemukan barang bukti beberapa senjata, makanan ringan dan kertas dengan cetakan lambang.
"Sajam, celurit, ada ketapel, ada anak ketapel, air soft gun, ada lambang tertentu," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Polsek Wonokromo, Sabtu (18/7/2019) seperti dikutip dari Surya.id.
"Iya begitulah (lambang ISIS)," tambah dia.
Barung mengatakan, ada dugaan motif jihad yang dilakukan oleh pelaku.
"Sementara diduga yang bersangkutan melakukan amaliyah," kata dia.
Saat ini pelaku masih diamankan detasemen 88 Mabes Polri.
"Dibawa oleh detasemen 88 Mabes Polri dilakukannya masih bisa bergerak dan kita lakukan pengambangan itu. Nanti pasti ada pengembangan," kata Barung. (Luhur Pambudi)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Kondisi Terkini Dua Polisi Polsek Wonokromo Kota Surabaya yang Jadi Korban Pembacokan