Pemilik KM Mina Sejati Ungkap Dugaan Kapal Karam Usai Insiden Pembantaian
Perwakilan pemilik KM Mina Sejati, mengungkap dugaan lain dibalik karamnya kapal tempat terjadinya pembantaian.
Editor: Adi Suhendi
![Pemilik KM Mina Sejati Ungkap Dugaan Kapal Karam Usai Insiden Pembantaian](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/abk-km-mina-sejati-saat-dievakuasi.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, AMBON - Perwakilan pemilik KM Mina Sejati, mengungkap dugaan lain dibalik karamnya kapal tempat terjadinya pembantaian.
KM Mina Sejati sebelumnya dilaporkan mengalami kebocoran di bagian kamar mesin dan juga lambung kapal sebelum akhirnya karam usai aksi pembantaian terjadi saat kapal itu berada di perairan laut Aru, Maluku.
Pernyataan bahwa kapal tersebut sempat mengalami kebocoran hingga pada akhirnya kapal itu tenggelam disampaikan langsung pihak TNI AL dan juga Kepala SAR Ambon dalam beberapa kali wawancara dengan Kompas.com via telepon seluler.
Baca: Ide Perdagangan Luar Negeri Diurus Kemenlu Dinilai Tepat
Baca: Petenis Jepang Kuasai Ajang Combiphar Tennis Open 2019
Baca: Sibuknya Kapolda Papua Barat, Berkali-kali Ditelepon Kapolri Pastikan Situasi Kondusif
Perwakilan pemilik KM Mina Sejati di Dobo, Koko Rianto mengatakan, kapal itu tenggelam bukan karena mengalami kebocoran, tetapi diduga karena penyebab lainnya.
“Bukan bocor. Kemungkinan dia punya keran laut itu lupa ditutup,” kata Koko Rianto saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu malam.
Dia menjelaskan, keran laut yang ada di kapal tersebut berfungsi untuk sirkulasi air pendingin ke mesin induk agar mesin kapal tidak panas dan selalu terjaga saat sedang bekerja.
“Jadi waktu mesin induk dinyalakan harus keran laut dibuka supaya dia bisa sedot air untuk mendinginkan mesin,” ujarnya.
Meski begitu, kata Koko, apa yang disampaikannya itu masih sebatas dugaan, karena kemungkinan lain juga masih bisa menjadi penyebab tenggelamnya kapal tersebut.
“Jadi masih dugaan ya, belum tentu 100 persen juga benar. Dugaan kita sementara begitu tapi di lapangan seperti apa kita tidak tahu,” ujarnya.
Insiden perkelahian yang berujung pada aksi pembantaian di KM Mina Sejati terjadi pada Sabtu (17/8/2019) saat kapal tersebut sedang berada di perairan Kepulauan Aru.
Dari total 36 ABK dan nakhoda di atas kapal tersebut, baru 13 orang yang ditemukan, sedangkan 23 ABK lainnya hingga kini belum diketahui nasibnya.
Dari 13 ABK yang ditemukan itu, dua di antaranya tewas, sedangkan 11 ABK lainnya selamat setelah mereka memilih melompat ke laut dan akhirnya ditolong KM Gemilang Samudera.
Saat ini, para ABK selamat itu sedang berada di Polres Kepulauan Aru untuk dimintai keterangan terkait insiden tersebut.
Trauma
Nahkoda dan Anak Buah Kapal (ABK) KM Mina Sejati yang selamat masih trauma atas peritiwa pembantaian di atas kapal yang mereka tumpangi.
Hingga saat ini pemeriksaan terhadap para Anak Buah Kapal (ABK) yang selamat masih terus dilakukan Polres Kepulauan Aru, Maluku hingga Minggu (25/8/2019).
“Masih pemeriksaan terus di Polres,” kata Perwakilan Pemilik KM Mina Sejati di Dobo, Koko Rianto kepada Kompas.com, Minggu.
Koko mengatakan, meski secara fisik para ABK dan nakhoda kapal dalam kondisi sehat, namun mereka masih mengalami trauma akibat aksi pembantaian tersebut.
Baca: Prediksi Susunan Pemain Wolverhampton vs Bunrley FC Liga Inggris 2019, Tim Tamu Andalkan Barnes
Baca: Respons Hendardi Sikapi Tudingan Koalisi Kawal Capim KPK: Biar Saja, Enggak Saya Pikirin
Baca: Suasana Upacara Minum Teh di Resepsi Pernikahan Roger Danuarta dan Cut Meyriska
Baca: Resepsi Pernikahan Meyriska dan Roger Danuarta Padukan Dua Budaya Berbeda
“Nakhoda kapal masih trauma sampai saat ini, sekarang beliau sedang bersama saya. ABK juga mengalami hal yang sama,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, trauma yang dialami nakhoda dan ABK KM Mina Sejati itu lantaran mereka tidak pernah menyangka sebelumnya akan terjadi pembantaian yang sadis.
“Ya mereka tidak menyangka kalau kejadiannya akan seperti ini, jadi trauma pastinya,”katanya.
Pembantaian di KM Mina Sejati berawal dari perkelahian pada Sabtu (17/8/2019) saat kapal tersebut sedang berada di perairan Kepulauan Aru.
Dari total 36 ABK dan nakhoda di atas kapal tersebut, baru 13 orang yang ditemukan, sedangkan 23 ABK lainnya hingga kini belum diketahui nasibnya.
Dari 13 ABK yang ditemukan itu dua di antaranya tewas, sedangkan 11 ABK lainnya selamat setelah mereka memilih melompat ke laut dan akhirnya ditolong KM Gemilang Samudera.
Saat ini para ABK selamat itu sementara berada di Polres Kepulauan Aru untuk dimintai keterangannya terkait insiden tersebut.
Penyebab
embantaian yang terjadi di atas KM Mina Sejati berawal dari aksi perkelahian sesama ABK.
Hal tersebut diungkapkan Kapolres Kepulauan Aru, AKBP Adolof Bormosa. Menurutnya perkelahian terjadi di Laut Aru pada Jumat (17/8/2019).
Perkelahian sempat dilerai dan diselesaikan antara sesama ABK.
Pada malam hari keributan kembali terjadi dan menewaskan beberapa orang ABK di kapal tersebut. Peristiwa tersebut dilaporkan ke pemilik kapal yang langsung meminta bantuan dari kapal-kapal lainnya.
Namun, dia belum dapat menjelaskan motif yang memicu perkelahian yang berujung pada aksi pembantaian itu.
“Sumber persoalannya itu di sini. Para pelaku ini terlibat perkelahian dengan ABK lain hingga jatuh bangun, lalu dilerai ABK lainnya hingga masalahnya selesai,” kata Adolof.
Ia mengaku mendapatkan laporan tersebut saat menghadiri acara resepsi HUT ke-74 RI bersama Danlanal Aru di Dobo.
Laporan ia dapatkan dari pemilik KM Mina Sejati di Dobo.
Saat keributan terjadi ada 36 orang di atas kapal tersebut. Jumlah itu termasuk tiga orang pelaku pembantaian.
Dia mengatakan, dalam insiden tersebut, 11 orang selamat, dua ditemukan tewas dan 23 orang lainnya belum ditemukan, termasuk para pelaku.
Menurutnya untuk membantu pencarian 20 ABK dan tiga pelaku pembantaian yang belum ditemukan itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak TNI AL dan juga PSDKP Pusat agar KM Mina Sejati dapat ditarik ke darat.
“Nanti kami koordinasi dengan Danlanal dan PSPDKP Pusat karena kami dapat informasi kapal itu tidak bisa langsung tenggelam, dia (kapal) masih bisa terapung 30 persen sehingga mungkin ada kapal yang dari Tual itu bisa tarik ke darat sehingga kita bisa cek apakah masih ada orang di kapal atau tidak, sehinga clear,” ungkap Adolof, saat dihubugi, Sabtu (24/8/2019).
Kronologi
KM Mina Sejati sempat dibajak oleh Anak Buah Kapal (ABK) sendiri, sejak Sabtu (17/8/2019).
Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Aru Letkol Laut Suharto Silaban memberikan keterangan terkait peristiwa pembantaian yang terjadi di atas KM Mina Sejati.
Menurut dia, para korban dihabisi saat dalam kondisi tidak berdaya.
Adapun dua korban pembantaian di Kapal Motor (KM) Mina Sejati tewas dengan sejumlah luka di sekujur tubuh.
![sejumlah ABK KM Mina Sejati dengan saat dievakuasi dengan menggunakan Speedboat dari KRI Teluk Lada untuk dibawa ke Pelabuhan Dobo, Kepulauan Aru, Selasa (20/8/2019)](https://cdn2.tstatic.net/jogja/foto/bank/images/pembantaian-di-atas-km-mina-sejati.jpg)
Kedua korban itu bernama Waridin dan Masrohin.
Suharto Silaban, mengatakan saat insiden pembantaian terjadi, keduanya sempat berusaha menyelamatkan diri bersama 11 ABK lain dengan cara melompat ke laut.
Namun, lantaran dalam kondisi terluka, keduanya pun tewas.
“Kedua korban sempat dibacok sebelum berusaha melompat ke laut,” kata Suharto Silaban saat memberikan keterangan kepada kompas.com, (23/8/2019).
Dia menjelaskan, saat dievakuasi ke KM Gelilang Samudera, kedua korban tewas itu luka-luka di bagian pelipis, belakang kepala, dan leher.
“Tidak dimutilasi, tapi memang ada sayatan juga di bagian leher korban,” katanya.
Dia menambahkan, berdasarkan keterangan ABK KM Mina Sejati yang selamat, ketiga pelaku pembantaian ABK juga membunuh sejumlah ABK lain, tetapi belum dipastikan berapa jumlahnya.
Sebelumnya pihak TNI AL memastikan korban tewas di kapal saat insiden itu berjumlah lima ABK.
“Ada ABK yang melihat langsung tiga pelaku menyerang ABK lain dan membunuh mereka,” ujarnya.
Diserang saat tertidur
Menurut Silaban, para pelaku beraksi saat para korban sedang tertidur.
Ketiga pelaku langsung melancarkan aksi secara membabi-buta dengan menggunakan parang.
![Puluhan personel gabungan dari Brimob, Polres, Bakamla, Polairud dan personel SAR Tual dikerahkan untuk membantu pembebasan 23 ABK KM Mina Sejati yang disandera di perairan Kepulauan Aru, Senin (19/8/2019) dini hari. KOMPAS.com/RAHMAT RAHMAN PATTY](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tim-gabungan-dikerahkan-bebaskan-abk-km-mina-sejati-yang-dibajak.jpg)
“Jadi ada yang baru terbangun saat lonceng di kapal berbunyi, kaget saat melihat teman-temannya sudah dibunuh,” katanya.
Silaban juga memastikan saat personel TNI AL menggeledah kapal, mereka sempat menemukan bercak darah di kapal tersebut.
”Ada bercak darah saat kapal digeledah saat itu,” ujarnya.
Sempat melawan
Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI AL Laksamana Pertama Mohamad Zaenal mengatakan dari keterangan yang diperoleh sejumlah ABK lain, termasuk 13 ABK yang sempat melompat ke laut, mereka sempat memberikan perlawanan.
Namun, karena dalam kondisi tidak berdaya, para pelaku dengan leluasa melancarkan aksi.
“13 ABK yang memilih melompat ke laut itu karena mereka ketakutan. Mereka tidak berdaya saat itu,” kata Zaenal.
Aksi pembantaian di KM Mina Sejati terjadi pada Sabtu (17/8/2019) saat kapal yang mengangkut 36 ABK dan nakhoda tersebut berlayar di perairan Kepulauan Aru, Maluku.
Dalam kejadian itu, 13 ABK ditemukan, dua di antaranya tewas, sedangkan 23 ABK, termasuk tiga pelaku, belum diketahui.
TNI AL menduga kuat, 23 ABK, termasuk tiga pelaku, telah tewas terbunuh dalam insiden tersebut. (*)
Kronologi Pembantaian
Nasib 23 anak buah kapal (ABK) KM Mina Sejati, termasuk 3 pelaku pembantaian di kapal tersebut hingga, Kamis (22/8/2019) belum diketahui keberadaanya.
TNI AL menduga, 23 ABK termasuk 3 pelaku pembantaian telah tewas dalam insiden berdarah yang terjadi pada Sabtu (17/8/2019) pekan lalu itu.
Baca: Operasi Patuh Jaya Bakal Digelar Pekan Depan: Catat Jadwalnya dan Tips agar Tidak Ditilang
Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Aru, Letkol Laut Suharto Silaban mengungkapkan, dari keterangan sejumlah ABK selamat, insiden pembantaian di atas KM Mina Sejati dilakukan tiga pelaku saat rekan-rekannya sesama ABK sedang tertidur.
“Jadi, mereka (ABK) begitu bangun, teman-temannya sudah dibunuh,” kata Silaban, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (22/8/2019).
Silaban mengatakan, beberapa korban selamat ikut mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.
Korban selamat ini yang menceburkan diri ke laut dan kemudian ditolong oleh KM Gemilang Samudera yang saat itu berada tak jauh dari KM Mina Sejati.
“Ada yang dibunuh itu masih tidur semua, dan yang dibunuh itu alami luka-luka semua,” ujar dia.
Dari keterangan yang diperoleh, sebagian ABK baru mengetahui kejadian itu setelah bel di dalam kapal berbunyi.
“Bunyi bel itu tanda waktu bekerja, tapi begitu bel dibunyikan ada yang sudah dibunuh, jadi ada perlawanan juga,” kata dia.
Namun, Silaban belum dapat membeberkan motif dibalik insiden itu karena para ABK yang selamat dalam kejadian itu tidak mengetahuinya.
TNI AL juga kesulitan mengungkap motif di balik kejadian itu lantaran tiga pelaku hingga kini belum ditemukan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI AL, Laksamana Pertama Mohamad Zaenal mengatakan, tiga pelaku yang membantai rekan-rekannya sesama ABK itu mempersenjatai diri mereka dengan parang.
“Ketiga pelaku ini menggunakan parang saat beraksi di atas kapal,” kata Zaenal, kepada Kompas.com.
Menurut Zaenal, selain ada yang tewas di atas kapal, dua ABK lainnya juga tewas di laut setelah berusaha menyelamatkan diri dengan cara melompat ke laut.
Kedua korban yang tewas di laut itu juga mengalami luka-luka.
Baca: Kabar Terkini Terkait Papua: Layanan Internet Masih Diblokir Hingga Klarifikasi FPI Surabaya
Insiden KM Mina Sejati terjadi di perairan laut Aru pada Sabtu (17/8/2019) pekan lalu.
Dalam kejadian itu TNI AL memastikan 7 orang tewas, 11 selamat dan sisanya belum diketahui nasibnya hingga kini.
Penulis : Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemilik Kapal Ungkap Penyebab KM Mina Sejati Karam Pasca-pembantaian ABK"
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.