Pria Bule dari Jerman Nikahi Wanita Tanpa Tangan dan Kaki Asal Nusa Penida, Ini Kisah Cinta Mereka
Sebelum menyatukan tali cinta mereka dalam ikatan pernikahan, Ni Ketut dan Michael Bommel menjalin kasih selama setahun.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Penyandang disabilitas asal Nusa Penida, Ni Ketut Raka akhirnya menikah dengan pria bule asal Jerman bernama Michael Bommel.
Sebelum menikah, sejoli tersebut berpacaran selama setahun.
Pernikahan keduanya berlangsung sederhana di kediaman keluarga Ketut Raka di Dusun Kelemahan, Desa Suana, Selasa (27/8/2019).
Keduanya tampak bahagia dalam balutan pakaian adat Bali.
Kabid Rahabilitasi dan Perlindungan Jaminan Sosial, di Dinas Sosial Klungkung Willem Supriono Ayal tidak dapat menyembunyikan rasa harunya, saat menghadiri pernikahan Ni Ketut Raka dan Michael Bommel di Dusun Kelemahan, Desa Suana, Selasa (27/8/2019).
Baca: Kurang dari 24 Jam Pembunuh Bapak dan Anak Dibuat Tak Berkutik, Begini Cara Polisi Menangkap Pelaku
Baca: Didampingi Pacarnya, Terpidana Kasus Pencabulan Anak Dijebloskan ke Lapas Kelas 1 Madiun
Ia sengaja menyebrang ke Nusa Penida, untuk mewakili Bupati I Nyoman Suwirta dan Kadisos Ida Bagus Anom dalam menghadiri pernikahan wanita disabilitas tanpa tangan dan kaki tersebut.
"Saya benar-benar terharu. Saya lihat Raka benar-benar bahagia dengan pernikahannya. Saya sampai meneteskan air mata mengikuti proses pernikahan itu," ujar Willem Supriono saat dikonfirmasi, Rabu (28/8/2019).
Ia mengatakan, Michael Bommel ketika menikah memakai udeng songket dengan kamben songket dan baju safari.
Sementara itu Ni Ketut Raka, anggun selayaknya wanita pada umumnya dengan mengenakan pakaian kebaya putih dan kamben dan rambut disanggul.
"Dia benar-benar membuktikan, jika cinta dari hati tidak sebatas fisik. Mereka membuktikan cinta itu suatu ketulusan," ungkap Willem.
Baca: Dulu Populer sebagai Vokalis Band, Kini Andika Mahesa Jualan Beras untuk Penghasilan Tambahan
Willem Supriono selaku bidang yang mengayomi kaum disabilitas di Klungkung, tiba di Nusa Penida sekitar pukul 14.00 Wita.
Saat itu ia langsung bertemu dengan perbekel Suana, I Putu Rai Sudarta.
Masalah muncul, ketika ternyata Michael Bommel saat menikah hanya datang seorang diri.
Ia tidak mengajak seorang anggota keluarganya yang siap sebagai wali dalam pernikahannya tersebut.
"Secara aturan formal, jika menikah beda kewarganegaraan seharusnya WNA juga didampingi oleh konsulat negaranya. Ketika itu bahkan tidak ada wali untuk pernikahan adatnya, saya sempat berpikir siap untuk menjadi wali dalam pernikahan tersebut," ungkap Willem Supriono.
Beruntung ada warga setempat, yabg bersedia menjadi wali pernikahan daei Michael Bommel.
Warga tersebut dikenal warga dengan nama Pak Gede, warga lokal namun lama merantau di Sumatera. Proses pernikahan pun berlangsung khusyuk dan hikmat.
"Sempat perbekel bertanya, apakah Michael tulus memilih menikah dengan warganga (Ketut Raka) yang dalam kondisi keterbatasan fisik?, lalu Michael berucap jika Ketut Raka merupakan wanita yang sempurna dimatanya. Setelah mendengar itu, suasana menjadi haru," ungkapnya.
Willem Supriono mengaku sempat berbincang dengan kedua mempelai.
Setelah resmi menjadi sepasang suami istri, Michael Bommel yang bekerja sebagai pembuat gigi palsu berencana akan bolak-balik dari Jerman ke Nusa Penida beberapa bulan sekali.
Sementara Ketut Raka tetap di kampung halamannya karena harus merawat ayahnya yang sudah berusia renta.
"Hanya saja Michael Bommel berencana mengajak Raka ke Jerman. Namun itu tidak menetap, hanya sebatas memperkenalkan Ketut Raka ke keluarganya," jelas Willem.
Meskipun sudah sah secara adat sebagai suami istri, Michael Bommel dan Ketut Raka harus melengkapi berbagai persyaratan agar dapat diterbitkan akta perbikahan secara dinas oleh Disdukcapil Klungkung.
"Semoga nanti Bommel bisa lengkapi persyaratan itu, dan bisa di follow up oleh pihak desa. Sehingga administrasi kependudukannya tidak ada masalah kedepannya," terang Willem Supriono.
Setahun Menjalin Kasih
Media sosial dalam beberapa bulan Februari lalu diramaikan dengan kisah percintaan Ni Ketut Raka (35), menyandang disabilitas asal Banjar Kelemahan, Desa Suwana, Nusa Penida, dengan WNA Jerman bernama Michael Bommel.
Ketut Raka ketika mengakui dirinya telah menjalin kisah asmara dengan Bomel yang dikenalnya sekitar bulan Agustus 2018 lalu.
Seperti biasanya, Ni Ketut Raka (35) selalu ceria ketika diajak berbicara. Keterbatasan fisik yang dia alami, tidak membuatnya berkecil hati.
Ni Ketut Raka merupakan penyandang disabilitas asal Desa Suwana, Nusa Penida.
Anak bungsu dari empat bersaudara ini, terlahir tanpa tangan dan kaki.
Namun hal itu tidak membuatnya putus asa.
Di tengah keterbatasan fisiknya, Ni Ketut Raka berjuang melakukan aktivitas selayaknya orang normal pada umumnya.
Ia bahkan mampu membuat canang dengan bantuan mulutnya.
Selain itu meski geraknya terbatas di kursi roda, ia juga kerap mengikuti latihan pencak silat.
Guna memenuhi kebutuhannya sehari-hari, Ketut Raka membuka warung di kediamannya yang sederhana di Desa Suwana, Nusa Penida, bersama orang tuanya yang sudah mulai uzur.
Kegigihan hidup Ni Ketut Raka ini, sempat menarik minat Pemkab Klungkung membuat film motivasi berjudul "Jangan Jadikan Aku Beban" .
Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta juga beberapa kali mengundang Ketut Raka sebagai motivator.
Namun tidak disangka, film itu pun mempertemukan Ni Ketut Raka dengan orang dicintainya. Film itu pula, yang membuat Ni Ketut Raka dapat merasakan cinta seperti orang normal pada umumnya.
Kisah ini berawal sejak Akhir Agustus 2018
Seorang WNA asal Jerman, Michael Bommel menonton film "Jangan Jadikan Aku Beban" melalui chanel Youtube.
Terpukau dengan perjuangan hidupnya, membuat WNA Jerman yang berprofesi sebagai pembuat gigi palsu ini ingin kenal dekat dan berusaha mencari tahu dan mengenal Raka dengan berbagai cara.
Bahkan Bommel sempat mengirimkan pesan ke Website Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta.
Namun upaya itu belum membuahkan hasil.
Perjuangan Bommel untuk mengejar cintanya tidak berhenti, pria berstatus duda itu lalu berhasil mendapatkan akun Facebook dari Ni Ketut Raka.
"Setelah menonton film itu, dia (Bommel) berusaha mencari facebook saya. Kami lalu berkomunikasi lewat facebook. Saya pakai bahasa indonesia, dan dengan isyarat. Dia berusaha memahaminya walau tidak begitu fasih," ujar Ni Ketut Raka saat dihubungi melalui telepon, Minggu (3/2/2019) lalu.
Semenjak saat itu, keduanya saling intens berkomunikasi hingga keduanya sama-sama merasa nyaman dan memutuskan untuk menjalin kasih.
Selang 6 bulan kedekatan mereka, Bommel lalu terbang ke Bali dan menyebrang ke Nusa Penida untuk menemui langsung Ni Ketut Raka.
"Dia kesini (Desa Suwana), katanya mau ketemu saya. Dia penasaran, dan ingin ketemu saya secara kenyataannya. Saya disebut wanita yang sempurna," ungkap Raka
Cinta akhirnya mempertemukan mereka. Beberapa hari lalu, Bommel sampai di Nusa Penida.
Berbekal alamat rumah, Bommel akhirnya dapat bertemu Ketut Raka yang selama ini dikaguminya.
Saking cintanya Bommel, ia memilih tidak tinggal di penginapan.Bommel lebih memilih tinggal di rumah Raka yang sangat sederhana, ketimbang tidur di penginapan dengan berbagai fasilitas yang nyaman.
"Dia menginap selama dua hari dirumah saya. Bantuin saya buat canang, bantuin saya berjualan, bantuin saya cuci piring. Segala macam kerjaan saya dibantu. Dia sangat kasihan dengan saya," ungkap Ketut Raka
Berdasarkan informasi, Bommel berencana serius dan ingin menikahi Ketut Raka.
Namun Ketut Raka menampik jika dirinya dalam waktu dekat ini, akan menikah dengan Bommel.
Ni Ketut Raka dengan segala keterbatasan fisiknya, saat ini hanya ingin mengenal Bommel lebih jauh, sebelum melangkah ke jenjang yang lebih serius nantinya.(eka mita suputra)
Berita ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Kisah Haru Ni Ketut Raka & Michael Bommel Yang Akhirnya Menikah, Bukti Cinta Tak Sekedar Fisik