Wawancara Eksklusif dengan Gubernur Kalimantan Timur Terkait Pemindahan Ibu Kota Baru
Presiden Joko Widodo resmi menetapkan wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kaputan Penajam Paser Utara sebagai lokasi baru ibu kota baru
Editor: Sugiyarto
Secara perekonomian, berdampak jauh lebih besar bagi Kalimantan. Namun kondisi pro kontra biasanya terjadilah.
Menurut saya, ini sebuah wujud dari sejarah yang telah dicanangkan oleh Presiden presiden Indonesia sebelumnya yang akan direalisasikan.
Isu yang mengemuka sekarang adalah soal lingkungan hidup di Kaltim, terutama hutan di sekitar lokasi ibu kota negara. Bagaimana tanggan Anda?
Lingkungan hidup tidak ada masalah. Kan tidak mungkin kami menabrak etika kaidah lingkungan.
Status Bukit Soeharto itu bukan hutan lindung.
Kawasan hutan lindung yang ada yakni Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW), dan ini benar benar tidak akan diganggu.
Bukit Soeharto yang merupakan hutan produksi itu saja harus dilakukan revitalisasi kawasan lindungnya.
Kalau perlu, kawasan tersebut akan dihijaukan lagi, sehingga menjadi ciri khas kota yang berada di dalam hutan.
Jadi, ibu kota negara berada dalam kawasan hutan.
Selama ini ketentuan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan minimal 30 persen, kami akan tingkatkan areal RTH 50 persen hingga 70 persen.
Wah, cantik kawasan IKN nantinya.
Bagaimana respon mayoritas masyarakat Kaltim ketika ditetapkan sebagai ibu kota negara?
Saya mengamati masyarakat Kaltim umumnya menerima dengan gembira.
Masyarakat setuju dan senang.
Kawasan ibu kota negara juga penduduknya sangat heterogen.
Berbagai etnis ada.
Terjadi akulturasi atau perpaduan budaya di sana.
(TribunKaltim.co; ink/nev/siy)
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul WAWANCARA EKSKLUSIF Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor: Spekulasi Tanah Sama Saja Gantung Diri, https://kaltim.tribunnews.com/2019/08/29/wawancara-eksklusif-gubernur-kalimantan-timur-isran-noor-spekulasi-tanah-sama-saja-gantung-diri?page=all.