Jenazah Bayi Dibawa Pulang Pamannya dengan Sepeda Motor, RS Graha Bunda Kembalikan Uang Rp 2 Juta
Jenazah bayi yang meninggal di RS Graha Bunda, Idi dibawa pulang dengan sepeda motor dari Idi Rayeuk, ke kampungnya di Gampong Mata Ie.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, IDI - Jenazah bayi yang meninggal di RS Graha Bunda, Idi dibawa pulang dengan sepeda motor dari Idi Rayeuk, ke kampungnya di Gampong Mata Ie, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur.
Jenazah tiba di lokasi sekitar pukul 16.00 WIB, Minggu (25/8/2019).
RS Graha Bunda telah mengembalikan tagihan biaya pengobatan bayi yang baru lahir dan meninggal dunia saat dalam perawatan.
Bayi pertama pasangan Said Ismail (28), dan Nia Rahmi (24) ini meninggal dunia di RS Graha Bunda pada Minggu (25/8/2019) pukul 10.00 WIB, setelah dirujuk dari Puskesmas Ranto Peureulak, Sabtu (24/8/2019) siang ke RS Graha Bunda, Idi.
Sang ayah harus membawa jenazah bayinya dengan sepeda motor melintasi jalan nasional dari Idi ke Ranto Peureulak dengan jarak sekitar 30 km lebih.
Jalan dari lintas nasional ke pedalaman Ranto Peureulak dalam kondisi rusak berat, terutama ke Gampong Mata Ie masih berbatu, peninggalan eks PT Asamera.
Pakcik sang bayi, Said Abdurrahman, yang dikonfirmasi Serambi, kemarin mengatakan sudah menerima biaya pengobatan almarhum keponakannya dari RS Graha Bunda.
"Uang yang dikembalikan rumah sakit Rp 2 juta dari yang kami serahkan Rp 1.912.000," jelas Said Abdurrahman.
Baca: Lima Tahun Lamanya Misem Hidup Dalam Ancaman akan Dibunuh Anak dan Cucu-cucunya
Dia menyebutkan, uang dikembalikan pihak rumah sakit setelah dirinya membuat surat keterangan kartu BPJS sementara untuk si bayi dari BPJS setempat pada Rabu (28/8/2019).
Ayah sang bayi, Said Ismail, mengaku kecewa dengan pelayanan RS Graha Bunda, karena proses pemulangan jenazah sempat tertunda akibat belum bayar tagihan pengobatan.
"Meski sudah dipulangkan uangnya, kami tetap tidak puas, tetapi kami bukan ingin menyudutkan rumah sakit, namun berharap kejadian pilu yang menimpa saya ini tidak lagi terjadi kepada keluarga miskin lain," ujar Said Ismail.
"Sangat menyedihkan, saya harus bawa pulang jenazah anak saya menggunakan sepeda motor yang dipangku oleh neneknya," katanya.
Dia menduga jika dibawa pulang dengan mobil ambulans, sudah tentu dikenakan biaya lagi, padahal untuk biaya pengobatan saja tidak ada uang untuk dibayar.
Dia berharap pelayanan rumah sakit lebih baik, dan meringankan masyarakat miskin, seperti dirinya.