Said Ismail mengatakan, bayi pertamanya itu dinyatakan dokter meninggal dunia pada Minggu (25/8/2019) pagi pukul 10.00 WIB.

Bayi lahir di salah satu klinik Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur pada Sabtu (24/8/2019) pagi pukul 10.00 WIB.

Baca: Demi Rp 14 Triliun, Excavator Bekerja 24 Jam untuk Pangan, 8 Jam Per Shift

Tapi setelah melahirkan kondisi bayi kurang sehat dan kritis, lalu dirujuk ke rumah sakit Graha Bunda.

Bayi kemudian langsung ditangani hingga rawat inap Sabtu (24/8/2019) malam itu sampai Minggu (25/8/2019) pagi dinyatakan meninggal dunia.

Dia mengungkapkan petugas medis menagih biaya pengobatan bayi karena tidak ada kartu BPJS, sedangkan hari Minggu itu kantor BPJS tutup.

"Petugas medis minta bayar biaya pengobatan. Saat saya tanya berapa, petugas medis katakan belum dihitung, lalu saya menelepon orang tua di kampung dan meminjam emasnya untuk dijual untuk bayar biaya pengobatan. Setelah terkumpul Rp 1 juta diantarkan oleh abang ke rumah sakit," ujarnya.

Saat abangnya tiba di rumah sakit, petugas medis mengatakan biaya pengobatan Rp 2,3 juta, lalu minta kurang dan disepakati Rp 1,9 juta.

Ditambahkan, pihaknya minta bantu agar bayi dapat dibawa pulang dan sisa tagihan menyusul, tetapi petugas medis tetap tidak mengizinkan.

Setelah terjadi adu argument baru diizinkan jenazah bayi dibawa pulang.

Jenazah bayinya dikebumikan pada Minggu sore itu juga.

Setelah sisa uang pengobatan terkumpul Rp 900 ribu lagi barulah uang tersebut dibayarkan kepada pihak rumah sakit pada Rabu (28/8/2019).

Terkait jenazah bayinya dibawa pulang, menggunakan sepeda motor memang berdasarkan permintaanya sendiri.

"Bayi dibawa pulang menggunakan sepeda motor, tidak ada ditawarkan bawa dengan ambulans oleh pihak RS. Ini yang sangat menyakitkan," ujar Said Abdurrahman.

Afrizal, Humas RS Graha Bunda mengatakan pihaknya sudah menawarkan kepada pihak keluarga pasien agar jenazah bayi dibawa menggunakan mobil ambulans.