Diduga Bunuh Diri, Jenazah Brigpol Dewa Gede Alit Wirayuda Dikremasi Hari Ini
Kabar meninggalnya Dewa meninggalkan duka mendalam bagi jajaran Polres Bangkalan.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANGLI - Kabar meninggalnya brigadir polisi Dewa Gede Alit Wirayuda yang diduga bunuh diri mengunakan pistol meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya di Bali.
Di rumah duka yang terletak di Banjar Pekuwon, Kelurahan Cempaga, Kabupaten Bangli, Sabtu (7/9/2019), pihak keluarga terlihat sibuk mempersiapkan sarana persembahyangan.
Ayah Dewa Gede Alit, Dewa Anom Banjar menceritakan, jenazah anaknya telah tiba Jumat (6/9/2019) pukul 15.00 Wita dan dititipkan di kamar Jenazah RSUD Bangli.
Namun penerimaan tamu yang hendak melayat malam itu, tidak dilaksanakan di rumah Banjar Pekuwon melainkan di Banjar Kawan, Kelurahan Kawan yang merupakan rumah kelahiran Dewa Anom Banjar.
Disamping itu, lanjut pria kelahiran 1951 ini, pihaknya enggan mengganggu kekhusyukan masyarakat Banjar Pekuwon yang tengah melaksanakan upacara yadnya.
Menurut dia, jenazah Dewa Gede Alit akan dikremasi di wilayah Kecamatan Dawan, Klungkung, Minggu (8/9/2019).
"Untuk prosesi upacara besok pukul 06.00 Wita (jenazah) sudah diambil, sebab pukul 07.00 mulai upacara militer di krematorium dan selanjutnya jenazah dikremasi. Setelah itu upacara menak untuk mengistanakan atmanya di gedong bata," ujarnya.
Dewa Gede Alit Wirayuda yang selama ini bertugas di Madura, Jawa Timur, merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara buah kasih pasangan Dewa Anom Banjar dan Dewa Ayu Raka Taum (64).
Dua kakaknya bernama Dewa Gede Putra Budiarta dan Dewa Gede Rai Sandi Wira Buana.
Dewa Anom Banjar mengungkapkan, anak bungsunya itu hobi berolahraga. Ia menjadi pemain SSB dan sering mewakili SMA 1 Bangli.
Baca: Sebelum Meninggal, Rayya Pemeran Video Vina Garut Sudah Menikah 3 Kali dan Punya Anak
Hal ini pula yang memudahkan Dewa Gede Alit lolos seleksi pendidikan polisi hingga melanjutkan pendidikan di Mojokerto, Jawa Timur.
"Sejak selesai pendidikan itu, pada tahun 2007 anak saya ditempatkan di Madura. Meski demikian ia sering pulang ke Bangli, utamanya saat ada upacara," ucapnya.
Mengenai karakter anaknya, pensiunan pegawai Rutan Bangli tahun 2006 ini menyebut Dewa Gede Alit adalah sosok periang dan mudah bergaul.
Namun, dia agak tertutup dan jarang menceritakan permasalahannya pada orang lain.
Dewa Anom Banjar mengaku kaget mendengan kabar duka yang mendadak ini.
Namun, ia sudah ikhlas melepas kepergian pria berusia 31 tahun itu.
"Namanya tugas jauh, dari awal saya sudah siap batin dan menyerahkan keselamatan anak saya pada Tuhan," ungkapnya.
Mendapat Firasat
Firasat berpulangnya Dewa Gede Anom dirasakan oleh bibinya bernama Dewa Ayu Oka Wigayani.
Dua hari sebelum kabar duka itu datang, wanita yang beralamat di Desa Bitera, Gianyar mengalami kejadian aneh.
Tutup kapar berbahan kaca yang dia pegang dengan kedua tangan tiba-tiba jatuh dan pecah.
"Saat itu sedang memasak untuk perisapan upacara pernikahan keponakan di Gianyar. Ketika mengambil tutup kapar itu, tiba-tiba jatuh dan pecah. Padahal saya yakin sudah pegang dengan kedua tangan," kata dia.
Baca: Hotman Paris Kagumi Gaji Tukang Sapu Jalanan, Puji Hidupnya Dia Bahagia, Lalu Sindir Rivalnya
"Sempat ditanya suami kenapa bisa jatuh. Kala itu saya hanya menjawab tidak tahu. Tapi dalam hati rasanya sudah tidak enak, seperti ada firasat akan terjadi sesuatu. Ternyata dua hari setelahnya, yakni Kamis, ada kabar duka ini," ungkapnya.
Seperti diberitakan kemarin, polisi asal Banjar Pekuwon, Kelurahan Cempaga, Kabupaten Bangli, Brigadir Polisi Dewa Gede Alit Wirayuda (31), ditemukan tewas di halaman belakang tempat ia bertugas, Kamis (6/9/2019) malam.
Tubuh Dewa ditemukan tergeletak tak bernyawa sekitar pukul 19.15 WIB dengan kepala tertembus peluru.
Dewa merupakan anggota Polsek Arosbaya di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Diduga, polisi muda itu bunuh diri memakai pistol miliknya.
Kabar meninggalnya Dewa meninggalkan duka mendalam bagi jajaran Polres Bangkalan.
Sejumlah rekan kerjanya tak menyangka jika Dewa mengakhiri hidup begitu cepat.
"Saya bingung dan gemetar mendengar kabar itu (bunuh diri)," ungkap seorang polisi di Polres Bangkalan kepada Harian Surya (Grup Tribun Bali), Jumat (6/9/2019).
Dewa diduga mengakhiri hidupnya dengan menembak kepalanya.
Hal ini diperkuat dengan luka tembak di kening kanan menembus kening kiri.
Tangan kanan korban masih memegang senjata api dinas laras pendek jenis revolver yang berisi peluru empat butir serta satu selongsong.
Menembak Kepala
Brigadir Polisi Dewa Gede Alit Wirayuda (31), Anggota Polsek Arosbaya di Kabupaten Bangkalan Madura, ditemukan tewas di halaman belakang tempat ia bertugas, Kamis (6/9/2019) malam.
Informasi yang dihimpun Surya, tubuh Dewa ditemukan tergeletak tak bernyawa sekitar pukul 19.15 WIB.
Baca: Mulai Berlaku Besok, Simak 25 Ruas Jalan yang Terkena Ganjil Genap Hingga Denda Rp 500 Ribu
Baca: Polresta Denpasar Perlihatkan Barang Bukti, Kurir hingga Bandar Narkoba di Hadapan Warga di Renon
Kapolres Bangkalan, AKBP Boby Paludin Tambunan meminta waktu ketika dikonfirmasi terkait kabar tersebut.
"Informasi itu masih kami cek dulu kebenarannya," ungkap Boby kepada Surya, Kamis malam.
Hingga Jumat (6/9/2019) siang, Humas Polres Bangkalan belum bisa memberikan keterangan atas kejadian tersebut.
Sumber Surya menyebutkan, Dewa ditemukan tewas dengan luka tembak di kening kanan menembus kening kiri.
Sepucuk senjata api laras pendek jenis revolver masih melekat di tangan kanannya.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Jenazah Brigadir Polisi Dikremasi Hari Ini, Oka Wigayani Ungkap Firasat Tak Enak & Pertanda Ini