Siaga Darurat Karhutla, Belasan Rosko Rumah Singgah Warga Terdampak Asap Didirikan
Posko kesehatan ini buka setiap hari dari pukul 08.00 WIB sampai 22.00 WIB dan akan diakhiri saat masa siaga darurat selesai Kamis (31/10/2019)
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Provinsi Riau mendirikan "Posko Rumah Singgah Warga Terdampak Asap" yang tersebar di 14 titik lokasi di Kota Pekanbaru.
Hal ini dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan masyarakat terdampak asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo menyebut 14 titik lokasi tersebut di antaranya, Rumah Jabatan Asisten 2, Rumah Jabatan Asisten 3, Aula Dinas Sosial Provinsi Riau, Aula Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Aula Bappenda Provinsi Riau, Aula Rumah Sakit Jiwa Tampan, Balai Rehabilitasi Sosial Anak Memerlukan Perlindungan Khusus (BRS-AMPK).
Kemudian Rumah Jabatan Kepala Dinas Sosial, Aula Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Riau, Kantor Dinas PUPR, UPT. Industri Pangan, Olahan dan Kemasan Dinas Perindustrian Provinsi Riau, Mal Pelayanan Terpadu Kota Pekanbaru, UPT. Bapelkes Dinas Kesehatan Provinsi Riau, dan Pusat Informasi Karhutla Rumah Jabatan Kepala Bappeda.
Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau juga membuka pelayanan yang sama sehingga total Rumah Singgah di Provinsi Riau ada di 15 lokasi.
Baca: Pemerintah Didesak Tangkap Pelaku yang Otaki Terjadinya Karhutla Riau
Peralatan seperti kasur lipat (velbed), tabung oksigen, regulator, tabung oksigen kecil, selang oksigen, alat pengukur tekanan darah, obat-obatan, hingga makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita serta perlengkapan medis lainnya telah tersedia pada tiap-tiap posko dan sudah sesuai standar Kementerian Kesehatan RI.
Selain itu, masing-masing posko juga disiagakan satu mobil ambulance.
Posko kesehatan ini buka setiap hari dari pukul 08.00 WIB sampai 22.00 WIB dan mulai dioperasikan sejak Minggu (15/9/2019) hingga akhir masa siaga darurat yakni Kamis (31/10/2019).
"Seluruh masyarakat bisa memperoleh pelayanan seperti konsultasi, cek kesehatan, cek tekanan darah, pemberian pernafasan menggunakan oksigen hingga fasilitas masker yang bisa didapatkan secara gratis dengan penanganan oleh tim medis dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau," ujar Agus kepada wartawan, Senin (16/9/2019).
Adanya Rumah Singgah ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Selain dapat mengurangi dampak negatif dari asap karhutla, pelayanan tersebut sekaligus sebagai tanda bahwa negara hadir di tengah masyarakat untuk pelayanan yang terbaik.
Farida (34) warga sekitar Posko Rumah Singgah Kantor Dinas PUPR Provinsi Riau merasa terbantu dengan adanya posko tersebut.
Baca: Karhutla: Kabut Asap Semakin Parah, BNPB Mengaku Kewalahan, Pemerintah Tak Usah Malu Minta Bantuan
Ibu yang kesehariannya mengurus rumah tangga ini dapat mengurangi rasa kekhawatirannya atas kebakaran hutan yang menimbulkan asap sejak dua bulan ini.
Farida mengaku adanya asap ini mengganggu aktivitasnya terutama di luar ruangan. Pernafasan dan penglihatan terganggu akibat asap.
Kegiatan belajar mengajar juga telah ditunda sejak Selasa (11/9/2019) lalu.
"Aktivitas saya terganggu karena asap. Sudah seminggu sekolah libur. Saya ajak anak untuk mendapat fasilitas kesehatan ini dari pemerintah," ujar Farida.
Posko Rumah Singgah Kantor Dinas PUPR Provinsi Riau sendiri telah melayani 95 pasien hingga hari ini, Senin (16/9/2019).
Berdasarkan hasil pemeriksaan, sebanyak 13 pasien dinyatakan positif terkena Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), sedangkan 1 pasien sudah dirujuk ke Rumah Sakit terdekat.
Adanya asap dari karhutla yang menyelimuti sebagian besar wilayah Bumi Lancang Kuning ini juga disebabkan karena faktor tidak adanya angin, sehingga asap terus terperangkap dan menggumpal di wilayah Riau.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Hj Mimi Yuliani Nazir, mengatakan, untuk membersihkan udara dari polusi jahat ini bisa dilakukan dengan alat seperti Air Purify.
Akan tetapi, solusi dari masalah asap dan karhutla adalah hujan.
"Wilayah ini tidak ada angin, jadi asap tidak bisa kemana-mana. Air Purify dibutuhkan, tapi hujan yang bisa menyelesaikan masalah" ujar Yuliani.
Pihak Dinas Kesehatan Provinsi Riau bersama unsur terkait lainnya akan terus memantau dan memberi pelayanan terbaik bagi masyarakat terdampak asap karhutla.
Seluruh pihak baik dari masyarakat, dunia usaha, pemerintah serta media diharapkan dapat mendukung dari keseluruhan kegiatan tersebut.