Senin Malam, Kualitas Udara di Pekanbaru Capai Level Berbahaya
Kabar terkini kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Pekanbaru hingga Senin (16/9/2019) malam, udara menunjukkan level berbahaya.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Malvyandie Haryadi
Kabar terkini kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Pekanbaru hingga Senin (16/9/2019), udara menunjukkan level berbahaya.
TRIBUNNEWS.COM - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, tak terkecuali di Pekanbaru.
Kabar terkini kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru hingga Senin (16/9/2019) malam, kualitas udara telah menunjukkan ke level berbahaya.
Dilansir melalui Tribun Pekanbaru dari laman BMKG menyebutkan, hingga pukul 21.00 WIB, grafik partikel udara yang berukuran kecil menunjukkan peningkatan.
Baca: UPDATE Kebakaran Hutan: Jokowi ke Riau dan Sebut Ada Kelalaian, Polisi Tetapkan 189 Tersangka
Baca: Bagaimana Proses Terjadinya Hujan Buatan untuk Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan?
Kualitas udara berdasar pengukuran PM10 pada sore hingga malam hari ini, berada pada kisaran 329 sampai 355 ugram/m3 atau berbahaya.
Untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru ini, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian telah membentuk tim khusus.
Seperti yang diketahu, berdasarkan data terakhir BMKG menunjukkan, terdeteksi asap di wilayah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat.
Kemudian, di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Semenanjung Malaysia, Serawak Malaysia, dan Singapura.
Dampak kebakaran hutan dan lahan pun semakin meluas sebab masih banyak titik api yang belum berhasil dipadamkan.
Dikutip dari Tribun Pekanbaru, tim khusus yang menangani kasus kebakaran hutan dan lahan ini nantinya akan bergerak melakukan penilaian ke jajaran Polda, Polres, dan Polsek.
"Bagaimana agar mereka tertarik untuk melakukan aktivitas secara maksimal, dan bagaimana mereka terpacu. Saya sampaikan kepada jajaran, saya sudah bentuk tim," kata Kapolri usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden RI Joko Widodo, para Menteri, Gubernur Riau dan jajaran Forkopimda lainnya, Senin (16/9/2019) malam.
Baca: Tiga Instruksi Jokowi Kepada Jajarannya Terkait Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan
Baca: Wiranto Berharap Asap Kebakaran Hutan dan Lahan Tak Ganggu Hubungan dengan Negara Tetangga
Menurut Kapolri, hal ini juga mengintensifkan aspek penegakan hukum (Gakkum) dalam penanganan kasus Karhutla.
Untuk itu, harus ada pulling (tarikan) dan pushing (tekanan). Ini juga bagian dari hal manajemen.
"Saya sampaikan, silahkan bergerak, nanti ada tim penilai dari Mabes Polri, Irwasum dan Propam yang akan mengecek ke semua wilayah," sebut Tito.
Dipaparkan Tito, target dari tim ini adalah Polda, Polres dan Polsek.
"Jadi nanti penilaian kita jika ada yang tidak terkendali dan tidak ada upaya maksimal, apapagi penangkapan tak ada, out!," tegas Jenderal bintang empat ini.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah bertolak ke Pekanbaru, Riau pada Senin (16/9/2019) sore.
Presiden Jokowi berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma dengan pesawat kepresidenan sekitar pukul 17.00 WIB.
Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, Adita Irawati membenarkan Jokowi ke Pekanbaru untuk meninjau langsung lokasi kebakaran hutan dan lahan di sana.
Selain itu, Jokowi juga akan memimpin rapat untuk pemadaman karhutla dan penanganan kabut asap.
"Memimpin rapat terbatas karhutla dan meninjau lokasi kebakaran," kata Adita kepada Kompas.com, Senin malam.
Adita menyebut Jokowi akan berada di Pekanbaru hingga Selasa (17/9/2019) sore.
"Rencananya sampai besok," ucap Adita.
Baca: Jokowi Bertolak ke Riau Pastikan Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan Dilakukan Secara Tepat
Baca: Kisah Petugas saat Padamkan Kebakaran Hutan: Merinding Lihat Kobra Tiba-tiba Keluar dari Sarangnya
Sementara itu, BMKG dalam konferensi pers di BNPB dan Gubernuran Riau kemarin (14/09/2019) menyebutkan bahwa musim kemarau di wilayah Riau masih akan terjadi sampai pertengahan Oktober 2019.
Dikutip dari Tribun Pekanbaru, sedangkan di wilayah lain bisa sampai akhir Oktober atau Awal November 2019.
Untuk antisipasi karhutla agar tidak tambah banyak dan tambah luas maka Pemerintah menyiagakan 3 pesawat untuk teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan.
Pessawat Cassa 212-200 dengan kapasitas 1 ton sudah beroperasi di Riau sejak bulan 26 Februari 2019.
"Untuk memperkuat armada TMC Pemerintah menambah 1 pesat CN 295 dengan kapasitas 2.4 ton yang sudah berada di Pekanbaru dan 1 Hercules dengan kapasitas 5 ton yang direncanakan datang di Pekanbaru pada hari Senin besok," ungkap Plt Kapusdatinmas, Agus Wibowo dalam keterangan tertulisnya.
Operasi TMC sangat tergantung dengan keberadaan awan potensial hujan yang secara rutin diperkirakan oleh BMKG.
Seluruh pesawat dalam kondisi siaga dan jika terdapat potensi awan makan akan segera terbang untuk menyemai awan agar menjadi hujan.
BMKG memperkirakan bahwa pertumbuhan awan berasal dari arah utama, sehingga saat ini sebagian wilayah Indonesia di sebelah utara seperti Aceh dan Sumatera Utara sudah mulai hujan.
Baca: Inilah Proses Terjadinya Hujan Buatan untuk Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan
Baca: Polri Tegaskan Kebakaran Hutan dan Lahan Paling Banyak Disebabkan Faktor Manusia
"Pada hari ini terdapat potensi awan sedang di wilayah Riau dan Tim masih menunggu sampai pertumbuhan awan potensial cukup banyak dan kemudian dilakukan operasi TMC," lanjutnya.
Terkait pelaku dalam kasus kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia ini, polisi telah menetapkan 185 orang dan 4 korporasi yang ditetapkan sebagai tersangka.
Demikian dikatakan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (16/9/2019).
Untuk jumlah tersangka individu terjadi peningkatan dari total 179 tersangka per Jumat (13/9/2019).
"Total keseluruhan yang berhasil diamankan atau disidik oleh jajaran polda ada 185 tersangka secara perorangan dan korporasi ada 4," tutur dia.
Rinciannya, dikutip dari Kompas.com, terdapat 47 tersangka yang ditetapkan oleh Polda Riau.
Sementara, 1 perusahaan yaitu PT Sumber Sawit Sejahtera (SSS), telah ditetapkan sebagai tersangka untuk karhutla di Riau.
Baca: Polri: 185 Orang dan 4 Korporasi Jadi Tersangka Kebakaran Hutan dan Lahan
Baca: Peringatan Dini BMKG Besok Selasa 17 September 2019: Waspada Wilayah Kebakaran Hutan & Angin Kencang
Kemudian, sebanyak 18 tersangka di daerah Sumatera Selatan.
Selanjutnya, terdapat 4 tersangka di Jambi dan 2 tersangka di Kalimantan Selatan.
Untuk daerah Kalimantan Tengah, polda setempat menetapkan 45 orang dan PT Palmindo Gemilang Kencana (PGK) sebagai tersangka.
Selanjutnya, sebanyak 59 tersangka dan dua korporasi menjadi tersangka di Kalimantan Barat.
Dua perusahaan yang menjadi tersangka di Kalbar adalah PT SISU dan PT SAP.
(Tribunnews.com/Whiesa/TribunPekanbaru/Kompas.com)