Fakta Tapa Pendem Mbah Pani, Cara Bertahan Hidup hingga Mengaku Tetap Salat saat Jalani Ritual
Supani alias Mbah Pani (63) melakukan topo pendem dalam rumah di desanya, Bendar RT 3 RW 1 Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jateng Senin (16/9/2019)
Penulis: Sinatrya Tyas Puspita
Editor: Daryono
Ketika prosesi ritual mulai dilaksanakan, hanya pihak keluarga dan tokoh masyarakat setempat yang diperkenankan masuk rumah.
Tonton video lengkapnya
Proses topo pendem itu dimulai Senin (16/9/2019) setelah Mbah Pani menunaikan Salat Magrib di musala dekat tempat tinggalnya, Musala Al-Ikhlas.
Mbah Pani dikubur selayaknya jenazah, dikafani, dimasukkan ke dalam peti, hingga diberi bunga-bunga.
Hanya saja, pria yang juga Ketua Ketoprak Desa Bendar tak diazani agar tak sepenuhnya seperti prosesi penguburan jenazah.
Lantas, tak sedikit yang bertanya-tanya, bagaimana cara Mbah Pani bertahan hidup selama di dalam liang lahat?
Menurut laporan TribunJateng.com, rupanya Mbah Pani selama di dalam liang lahat tersebut masih bisa bernafas.
Caranya, ada pipa paralon untuk saluran pernafasan.
Baca: Setelah 5 Hari Tapa Pendem, Liang Kubur Mbah Pani di Juwana Pati Dibongkar, Ini Foto-fotonya
Pipa tersebut menghubungkan Mbah Pani yang berada di dalam kubur ke permukaan tanah.
Melalui lubang saluran pernafasan itu, Mbah Pani juga bisa berbisik ke orang yang berada di permukaan.
Namun, Mbah Pani ternyata tak makan dan minum selama lima hari lima malam.
Di dalam liang kubur, terdapat juga peti untuk tempat pertapaan Mbah Pani.
Ada juga bantal dari tanah agar posisi Mbah Pani bisa tiduran.
Selama proses tapa pendem itu, hanya pihak keluarga saja dan tokoh masyarakat setempat lah yang diperkenankan masuk rumah.