Wamena Ricuh, Kemenkominfo Kembali Blokir Layanan Internet
"Pak Menteri sudah meminta operator untuk membatasi layanan data di Wamena dan sudah dilakukan oleh operator," kata Ferdinandus
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM - Kericuhan sempat terjadi di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019).
Kericuhan tersebut diawali aksi unjuk rasa.
Baca: Kerusuhan di Wamena, Berawal dari Kabar Hoaks hingga Pembatasan Internet Kembali Dilakukan
Demonstran melakukan pembakaran sejumlah rumah warga, kantor pemerintahan, PLN serta beberapa kios masyarakat.
Diduga kerusuhan ini dipicu oleh perkataan rasial guru kepada siswanya di Wamena.
Menanggapi kejadian itu, Kementerian Kominfo meminta operator seluler yang ada di Wamena untuk melakukan pembatasan alias throttling akses data internet di Wamena.
Hal tersebut disampaikan Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu melalui pesan singkat kepada KompasTekno, Senin (23/9/2019) sore.
"Pak Menteri sudah meminta operator untuk membatasi layanan data di Wamena dan sudah dilakukan oleh operator," kata Ferdinandus.
Kendati demikian, ia belum merinci operator seluler mana saja yang sudah melakukan pembatasan akses.
Ia pun belum menjelaskan sejak dan hingga kapan throttling ini akan dilakukan.
Sekitar pukul 09.00 WIB pagi tadi kontributor Kompas.com di Wamena, John Roy Purba melaporkan bahwa terjadi kericuhan dalam aksi unjuk rasa siswa di Wamena, Papua.
John melaporkan, aparat kepolisian dan TNI berusaha memukul mundur siswa demonstran.
Hal itu berlangsung sekitar 4 jam.
Kendati begitu, siswa demonstran tetap bertahan dan bertindak anarkistis.
Baca: Viral di Media Sosial, Bullying yang Gemparkan Kota Pontianak, KPPAD Kalimantan Barat Beri Tanggapan
Dalam percakapan dengan John pun terdengar suara rentetan tembakan senjata api.
Kini semua warga di kota Wamena sudah mengungsi ke kantor polisi dan Kodim. Aktivitas di Kota Wamena pun tengah lumpuh. (Yudha Pratomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Pemerintah Umumkan Pembatasan Akses Internet di Wamena
Diduga pemicunya kabar hoaks
Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja mengungkapkan, aksi anarkis di Wamena dipicu kabar hoaks tentang seorang guru yang mengeluarkan kata-kara rasis di sekolah.
"Wamena minggu lalu ada isu, ada guru yang mengeluarkan kata-kata rasis sehingga sebagai bentuk solidaritas mereka melakukan aksi," ujar Rudolf di Jayapura, Senin (23/9/2019).
Rudolf mengklaim kepolisian sudah mengonfirmasi isu tersebut dan memastikannya tidak benar.
"Guru tersebut sudah kita tanyakan dan tidak ada kalimat rasis, itu sudah kita pastikan. Jadi kami berharap masyarakat di Wamena dan di seluruh Papua tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang belum tentu kebenarannya," tuturnya.
Aksi anarkistik berawal ketika siswa SMA PGRI dan masyarakat yang berjumlah sekitar 200 orang menuju salah satu sekolah di Kota Wamena, Kabupaten Jayapura, Senin (23/9/2019).
Jumlah massa yang begabung bertambah dan pergerakan massa pun terpecah di beberapa titik, yakni kantor bupati, perempatan Homhom, dan sepanjang Jalan Raya Sudirman.
Kantor Bupati Jayawijaya di Jln Yos Sudarso dilempari batu oleh massa.
Sementara itu, seluruh aktivitas pertokoan dan sekolah termasuk kantor pemerintah dan swasta lumpuh dan masyarakat memilih mengungsi kebkantor Polres, Kodim dan Koramil.
Baca: Video dan Foto Rusuh di Wamena Papua: Situasi Mencekam, Pelajar Berlarian, Bangunan Dibakar
Kantor Otonom di Jalan Yos Sudarso Wamena juga dibakar massa.
"Bupati juga sudah mendekati massa karena itu hanya isu. Kita juga sudah tanyakan dan kita pastikan tidak ada kata-kata rasis. Kami harap masyarakat di Wamena dan di tamah Papua tidak mudah untuk terprovokasi isu yang belum tentu kebenarannya," pungkasnya.
Kantor Bupati Jayawijaya dibakar massa
Baca: Video dan Foto Rusuh di Wamena Papua: Situasi Mencekam, Pelajar Berlarian, Bangunan Dibakar
Kantor Bupati Jayawijaya di Kota Wamena, Papua, hangus dibakar massa dalam peristiwa kerusuhan, Senin (23/9/2019).
Kontributor Kompas.com di Kota Wamena, John Roy Purba, melaporkan, kantor bupati Jayawijaya yang berada di Jalan Yos Sudarso itu dibakar oleh massa demonstran yang bertindak anarkistis.
"Dalam pantauan kami, seluruh bangunan kantor bupati Jayawijaya hangus dibakar massa," kata John.
Selain itu, massa juga membakar rumah-rumah di jalan Homhom, Kota Wamena.
Baca: Peringatan Dini BMKG Besok, Selasa 24 September 2019: Waspada Wilayah Hujan Petir & Kebakaran Hutan
Sebagian massa juga terlibat bentrok dengan aparat kepolisian dan TNI.
Diberitakan Kompas.com, kerusuhan di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019) menyebabkan rumah dan supermarket di sepanjang jalan di ibu kota Jayawijaya itu dibakar massa.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Ini Penyebab Kerusuhan di Wamena Papua, Berawal dari Kabar Hoaks di Sekolah
Penerbangan sempat ditunda
Aksi unjuk rasa terjadi di Wamena, Kabupaten jayawijaya, Papua pada Senin (23/9/2019).
Imbasnya, seluruh penerbangan menuju Bandara Wamena sejak siang hari ditunda sementara.
Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah X, Usman Effendi menyampaikan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) dan stakeholder penerbangan untuk menunda sementara seluruh penerbangan.
Sementara itu, Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Wamena, Joko Harjani mrngatakan, pada siang tadi sudah ada tiga penerbangan yang ditunda.
"Ada beberapa penerbangan reguler siang ini menuju Wamena yaitu Transnusa dan Wings Air rute Sentani-Wamena dan penerbangan kargo Myindo Airlines rute Sentani-Wamena yang ditunda," kata Joko.
Pada pagi hari, lanjutnya, tiga pesawat telah mendarat atau landing secara aman, namun ketiganya dalam status RTB (Return To Base) atau diterbangkan kembali.
Baca: Ayu Meninggal, 3 Bulan Sebelumnya Suami Tewas Kecelakaan di Tempat Sama, 3 Anaknya Jadi Yatim Piatu
Baca: Setelah Dinovelkan, Cerita KKN di Desa Penari Viral di Twitter Segera Diangkat Jadi Film Layar Lebar
Baca: Diduga Kelompok Teroris Tambun dan Cilincing Bakal Rakit Bom Panci
Sementara terdapat satu pesawat Deraya yang menetap di Bandar Udara Wamena karena alasan teknis.
“Operasional pelayanan Bandar Udara Wamena tetap berjalan, diharapkan kepada seluruh maskapai yang akan terbang ke Wamena untuk memonitor situasi perkembangan di Wamena," ujar Joko.
Joko menambahkan, saat ini bandara sudah dijaga oleh TNI/POLRI untuk alasan keselamatan dan keamanan penerbangan.