Wamena Rusuh, Ratusan Warga Mengungsi Ke Markas Polres dan Kodim
Sekitar 150 Massa berkumpul perempatan Homhom. 100 orang berkumpul di Jalan Raya Sudirman. Jumlah 100 orang berkumpul dijalan
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA -- Aksi anarkis terjadi di Kota Wamena Kabupaten Jayawijaya, Senin 23 September. Ribuan massa bertindak brutal membakar sejumlah kantor pemerintahaan setempat dan rumah warga. Ratusan warga diinformasikan mengungsi ke Markas Polisi dan Tentara.
Dari data yang berhasil dihimpun, tindakan anarkis diduga bermula ketika siswa sekolah SMA PGRI Jalan Bhayangkara kota Wamena bergabung dengan masyarakat, jumlah total sekitar 200 orang.
Mereka juga menuju ke sekolah yayasan pendidikan Islam YAPIS Kota Wamena Kabupaten Jayawijaya Wamena dan saat ini terus bergerak dlm bentuk kelompok dan meluas kedalam kota Wamena.
Baca: Reaksi Nagita Slavina Saat Ditanya Jumlah Gaji Karyawannya
Baca: RUU PKS Tidak Segera Rampung, DPR Dianggap Tidak Menghargai Perempuan
Baca: vivo V17 Pro: Jawaban Bagi Masyarakat Bermobilitas Tinggi
Lalu Pergerakan massa terpecah menjadi beberapa bagian sebagai berikut, kantor bupati sekitar 500 an, massa yg masih bergerak sekitar 200 an ( saat ini masih berada di sekitaran bank Papua, lalu sebagian massa bergerak, mereka sempat membakar roko di sekitar super market Yudha ( Jalan Sapi Darwi).
Sekitar 150 Massa berkumpul perempatan Homhom. 100 orang berkumpul di Jalan Raya Sudirman.
Jumlah 100 orang berkumpul dijalan.
–
Loncst
Rumah di sepanjang jalan di Kota Wamena hangus dibakar dalam kerusuhan yang melanda ibu kota Gunung Jayawijaya, Papua, itu, Senin (23/9/2019).
Namun belum dipastikan berapa puluh unit rumah yang terbakar.
Selain rumah, Supermarket Yuda dengan investasi ratusan juta rupiah juga dibakar.
Beruntung, seluruh pegawainya selamat.
"Kami pegawai Yuda selamat. Tapi banyak di antara kami terluka karena lompat dari lantai 2" kata salah seorang pegawai Yuda.
Baca: Jadi Buronan Polisi, Veronica Koman Masih Aktif Unggah Video Kerusuhan Papua di Medsos
Baca: Terkait Kerusuhan Wamena, Polri Antisipasi Tindakan Anarkis Tak Meluas
Seorang warga di Kota Wamena menjelaskan, rumahnya yang berbentuk ruko hangus terbakar dalam kerusuhan itu.
"Kami hanya bawa badan. Sepanjang jalan, rumah-rumah hangus" kata pria bernama Siregar
Seorang warga di Jalan Putikelek juga mengaku rumah mereka hangus dibakar.
"Kami salah apa. Kenapa rumah kami dibakar," kata Mama Silvi.
Aksi unjuk rasa siswa di Kota Wamena, Papua, Senin (23/9/2019) berujung rusuh.
Demonstran berbuat anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN dan beberapa kios masyarakat.
Unjuk rasa yang berujung rusuh itu diduga dipicu oleh perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswanya di Wamena.
Hal itu membuat siswa marah hingga kemudian kabar itu meluas dan memicu aksi unjuk rasa pelajar di Kota Wamena.
"Sampai saat ini, Wamena masih dikuasai pelajar yang berunjuk rasa," kata Jhon Roy Purba, kontributor Kompas.com di Kota Wamena, melalui sambungan telepon, Senin.
John melaporkan, aparat kepolisian dan TNI berusaha memukul mundur siswa demonstran.
Hal itu berlangsung sekitar 4 jam. Namun siswa demonstran tetap bertahan dan kian bertindak anarkistis.
"Suara tembakan terdengar di mana-mana selama 3 jam," kata John.
Memang dalam percakapan dengan John, terdengar suara rentetan tembakan senjata api.
Sampai saat ini, aktivitas di Kota Wamena lumpuh. Masyarakat memilih mengungsi di kantor Polres Wamena dan Kodim.
Dipicu kabar hoaks
Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja menyebutkan, kerusuhan di Kota Wamena, Papua, dipicu kabar hoaks soal ujaran rasial guru ke siswa di SMA.
Rudolf menyatakan, pihaknya sudah menelusuri dugaan ujaran rasial itu dan kenyataannya tidak ada.
"Guru tersebut sudah kita tanyakan dan tidak ada kalimat rasis, itu sudah kita pastikan. Jadi kami berharap masyarakat di Wamena dan di seluruh Papua tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang belum tentu kebenarannya," tuturnya.
Rudolf menyebutkan, pihaknya mendapat laporan bahwa sejumlah motor dibakar massa dalam kerusuhan itu.
"Laporan terakhir ada 5 motor yang dibakar," kata Rudolf.