Gempa Bumi di Ambon, Warga Pilih Pergi ke Hutan dan Perbukitan Tanpa Tenda
Warga memilih meninggalkan rumah-rumah mereka dan bertahan di lokasi pengungsian meski tanpa perbekalan dan juga tenda
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, AMBON - Gempa bumi berkekuatan 6,8 bermagnitudo yang menerjang Ambon membuat ribuan warga mengungsi ke hutan dan sejumlah perbukitan, Kamis (26/9/2019).
Warga memilih meninggalkan rumah-rumah mereka dan bertahan di lokasi pengungsian meski tanpa perbekalan dan juga tenda.
Baca: Peneliti LIPI Sebut Karhutla di Sumatera dan Kalimantan Buatan Manusia
Hingga Kamis malam, gelombang pengungsian masih terus berlangsung di Kota Ambon dan sekitarnya.
"Kami belum mendapat tenda dari manapun, tapi tidak apa-apa yang penting kami aman di sini," kata Muhamad Lestaluhu, salah satu warga Tulehu, Pulau Ambon, kepada Kompas.com via WhatsApp, Kamis.
Adapun di Kota Ambon sendiri lokasi pengungsian tersebar di sejumlah kawasan, seperti di Lapangan Galunggung, Batu Merah, kawasan Kebun Cengkih, Karang Panjang, Mangga Dua, tepatnya di perumahan Dinas Gubernur Maluku dan sejumlah lokasi lainnya.
Menurut warga, mereka masih takut untuk kembali ke rumahnya karena hingga saat ini getaran gempa susulan masih terus dirasakan.
"Kami di lapangan terbuka saja, di sini jauh lebih aman," kata Frangki, warga lainnya.
Saat ini, tim dari BPBD Provinsi Maluku, BPBD Kota Ambon, BMKG dan instansi terkait lainnya masih terus melakukan upaya penanganan terhadap para pengungsi.
"Semua tim masih terus melakukan upaya penanggulangan," kata Kepala BPBD Maluku, Farida Salampessy.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo menyebut, pengungsi kurang lebih 2.000 jiwa.
Baca: Kasus Pelecehan Seksual Terhadap Korban Gempa Palu Terjadi di Hunian Sementara
Adapun kebutuhan mendesak yakni terpal/tenda pengungsi, makanan bayi, makanan dan minuman bagi pengungsi. Kemudian, obat-obatan, pampers untuk bayi, pembalut untuk wanita, air mineral, makanan instan, selimut, matras.
Kemudian, tikar, alat penerang (lampu atau senter), tandom air dan MCK dan trauma healing untuk anak, bayi dan remaja. (Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Tanpa Tenda, Korban Gempa Ambon Mengungsi di Hutan dan Perbukitan
20 orang tewas
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 18.00 WIB, Kamis (26/9/2019) mencatat ada 20 orang meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,8 di Ambon, Maluku.
Rincian jumlah korban meninggal tersebut di antaranya 3 di Batu Kuda Tial, 1 bayi di Lembah Agro, 6 di Desa Liang, 3 di Desa Waai, 3 di Waisamu, Kabupaten Seram Bagian Barat, dan 4 orang tidak dijelaskan lokasinya.
"Total korban meninggal dunia akibat gempa bumi 6.8 M sebanyak 20 orang," kata Plt Kapusdatinmas BNPB, Agus Wibowo, dalam keterangannya, Kamis (26/9/2019) sore.
Baca: 5 Bulan Jadi Istri Ajun Perwira, Jennifer Jill Buang Cincin Pernikahan, Jalan Pakai Tongkat, Kenapa?
BNPB pun mecatat ratusan orang terluka akibat bencana gempa bumi tersebut.
Adapun rinciannya, 6 orang luka ringan di Kampung Iha Desa Liang, sekitar 100 orang luka-luka di Desa Liang, dan 1 orang luka berat di Desa Waisama, Kabupaten Seram Bagian Barat.
Selain korban meninggal dunia dan luka, BNPB pun mencatat sejumlah rumah dan bangunan mengalami kerusakan akibat gempa tersebut.
Baca: UPDATE Gempa Ambon, 20 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia, Ratusan Luka dan 2000 Jiwa Mengungsi
Di Dusun Tanah Merah, Negeri Liang, Kabupaten Maluku Tengah tercatat ada 20 unit rumah rusak sedang, 8 unit rumah rusak berat, dan 1 unit bengkel terdata mengalami kerusakan.
Di Kampung Iha, Desa Liang, Kabupaten Maluku Tengah, tercatat 25 unit rumah rusak sedang hingga berat (saat ini masih proses identifikasi), 1 unit masjid rusak ringan, pagar masjid rusak berat, 3 ruang belajar sekolah MTs rusak ringan, 1 unit MCK rusak ringan.
Baca: Hujan Disertai Angin Kencang di Pontianak, Sejumlah Toko Porak Poranda hingga Atap Jebol
Lalu di Dusun Waihula, Desa Liang, Kabupaten Maluku Tengah, ada 7 unit rumah rusak total dan 5 unit rumah rusak sedang.
Di Kota Ambon tower lonceng Gereja Silo mengalami kerusakan.
"Pengungsi diperkirakan kurang lebih 2.000 jiwa," katanya.
Saat ini kebutuhan mendesak untuk para korban di antaranya terpal atau tenda pengungsi0, makanan bayi, makanan dan minuman bagi pengungsi, obat-obatan, popok bayi, pembalut untuk wanita, air mineral, makanan instan, selimut, matras, tikar, alat penerang, tandon air dan MCK, trauma hilling untuk anak, bayi, dan remaja.