Sebelum Meninggal, Bocah Obesitas asal Karawang Merengek Minta Mainan dan Mengeluh Sakit
Sebelum meninggal, Satia Putra (7), bocah obesitas asal Karawang, Jawa Barat, berulang kali merengek minta mainan dan mengeluh sakit.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG - Sebelum meninggal, Satia Putra (7), bocah obesitas asal Karawang, Jawa Barat, berulang kali merengek minta mainan dan mengeluh sakit.
"Pa beli mainan yuk. Ini yang terakhir," kata Sarli (60), saat menirukan ucapan anaknya, Minggu (29/9/2019).
Sarli menyebut, Satia memang kerap merengek minta mainan.
Bahkan, saat dibawa ke RSUD Karawang untuk pertama kali, Satia sempat menangis dan tidak mau turun.
Satia baru mau diperiksa dokter setelah dibujuk dibelikan mainan.
Selain minta dibelikan mainan, Satia juga mengeluhkan Sakit.
Pekan lalu, Satia batuk dan kemudian dibawa ke Puskesmas.
Namun, ia kemudian juga mengalami sesak napas. Oleh dokter, Satia disarankan dibawa ke rumah sakit.
"Pa saya enggak kuat, soalnya sakit banget," kata Sarli menirukan perkataan Satia.
Sebelumnya, Satia Putra (7), bocah obesitas asal Karawang meninggal dunia pada Sabtu (28/9/2109) sekitar pukul 21.00 WIB.
Diketahui, sejak tiga tahun terakhir, berat badan Satia naik drastis.
Nafsu makannya pun naik.
Pada usia 7 tahun, berat badannya 97 kilogram.
Namun, belakangan ini berat badannya berangsur naik hingga 110 kilogram.
Putra bungsu Sarli (60) dan Komariah (40) itu dalam sehari bisa enam hingga tujuh kali makan.
Jumlah itu belum termasuk camilan.
Tiap malam sebelum tidur, Satia juga kerap merengek meminta makan.
Setiap kali makan, porsi makanan cukup banyak, tak seperti anak-anak pada umumya.
Naik 5 Kilogram
Satia Putra bocah berumur 7 tahun yang mengalami obesitas 110 kilogram meninggal dunia, Minggu (29/9/2019).
Komariah (40), ibu Satia mengatakan berat badan putranya naik dari 105 kilogram menjadi 110 kilogram.
"Naik lima kilogram," katanya. Terakhir diperiksa, Satia menderita asma.
Ia bercerita saat dibawa ke RSUD Karawang, anaknya dinyatakan sehat dan tidak terdeteksi penyakit lain.
Sementara itu Sarli, ayah Satia mengatakan pada Sabtu (28/9/2019 sekitar pukul 12.00 WIB, anaknya sempat bermain dan memboncengnya naik motor.
Saat itu Sarli memperingatkan Satia agar tidak banyak bermain.
"Sekali lagi, Pah," ucap Sarli menirukan Satia. Sampai di rumah, Satia merengek meminta dibelikan mainan.
"Dia bilang, Pah beli mainan yuk," katanya.
Sali bercerita anaknya sempat dirawat di puskesmas karena batuk dan sesak nafas.
Oleh dokter, Satia disarankan dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung (RSHS), namun belum dilakukan karena menunggu kesiapan bocah dan keluarganya
Sebelum meninggal, menurut Sarli, Satia sempat mengadu kesakitan.
"Pak saya enggak kuat, soalnya sakit banget," kata Sarli menirukan perkataan Satia.
"Saya pinjam cator ke Pak Lurah (kades). Baru beres-beres, catornya dibersihin, udah gak ada (meninggal) sekitar jam sembilan malam," katanya ditemui di rumahnya Jalan Raya Tanjungbaru, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Minggu (29/9/219).
Sejak tiga tahun terakhir berat badan Satia naik drastis. Dari pengakuan orangtuanya, Satia makan enam hingga tujuh kali per hari dengan porsi yang cukup banyak.
Bahkan sebelum tidur, Satia juga kerap merengak meminta makan.
SUMBER: KOMPAS.com (Farida Farhan)
Batuk dan Sesak Nafas
Raut sedih tergambar di wajah Sarli (60) dan Komariah (40) atas kepergian putra bungsunya, Satia Putra.
Bocah berumur tujuh tahun itu mengalami obesitas dengan berat 110 kilogram.
Dengan terbata, Sarli menceritakan, Satia sempat dirawat di puskesmas lantaran mengalami batuk dan sesak nafas.
Oleh dokter, Satia disarankan dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Baca: Sudah Punya Istri, Pria di Aceh Ini Masih Nekat Gauli Keponakannya Sendiri
Baca: Jual Prediksi Cuaca, Perusahaan Jepang Wheather News Hasilkan Lebih dari 17 Miliar Yen Per Tahun
Baca: Mbah Mijan Terawang Masa Depan Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie, Masalah Gak Usah Diumbar
"Saya pinjam cator ke Pak Lurah (kades). Baru beres-beres, catornya dibersihin, udah gak ada (meninggal) sekitar jam sembilan malam," katanya ditemui di rumahnya Jalan Raya Tanjungbaru, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Minggu (29/9/219).
Kepadanya, kata Sarli, Satia mengadu kesakitan. "Pak saya nggak kuat, soalnya sakit banget," kata Sarli menirukan perkataan Satia.
Padahal, kata Sarli, pada Sabtu (28/9/2019) sekitar pukul 12.00 WIB, Satia masih bermain, memboncengnya naik motor. Ia pun memperingatkannya untuk tak banyak bermain.
"Sekali lagi, Pah," ucap Sarli menirukan Satia.
Mereka berdua kemudian pulang. Di rumah, Satia merengek meminta dibelikan mainan.
"Dia bilang, Pah beli mainan yuk," katanya.
Berat badan naik
Komariah, ibu Satia, menyebut berat badan putranya naik dari 105 kilogram menjadi 110 kilogram.
"Naik lima kilogram," katanya.
Terakhir diperiksa kesehatan, Satia menderita asma, tidak ada penyakit lain.
Komariah menyebut beberapa bulan lalu, saat dibawa ke RSUD Karawang, Satia dinyatakan sehat. Ia hanya menderita obesitas.
Namun saat itu, Satia belum sempat dibawa ke RSHS Bandung lantaran menunggu kesiapan bocah itu dan keluarganya.
Diketahui, sejak tiga tahun terakhir berat badan Satia naik drastis. Nafsu makannya pun naik. Terakhir ditimbang, berat badannya 97 kilogram
Putra bungsu Sarli (60) dan Komariah (40) itu makan enam hingga tujuh kali per hari. Itu belum termasuk ngemil, seperti bakso.
Malam sebelum tidur, Satia juga kerap merengek meminta makan. Setiap kali makan, porsi makannya pun banyak, tak seperti anak-anak pada umumya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Satia, Bocah Obesitas dengan Berat 110 Kg Asal Karawang, Meninggal" ; "Sebelum Meninggal, Berat Badan Setia Bocah Obesitas Asal Karawang Naik 5 Kilogram" dan "Sebelum Meninggal, Bocah Obesitas asal Karawang Merengek Minta Mainan"