Suaminya Tewas Dalam Tragedi Bom Bali, Luka 17 Tahun Lalu Masih Terasa di Hati Endang Isnaeni
Ratusan warga, keluarga korban, dan korban selamat, kumpul di Monumen Bom Bali, Kuta, Badung, Bali, Sabtu (12/10/2019) sejak pukul 17.00 Wita.
Editor: Willem Jonata
Ia menghidupi ketiga anaknya dengan berprofesi sebagai tukang jahit di sekitar Pemogan, Denpasar.
Dengan banyaknya korban yang menjadi korban terorisme termasuk dirinya, ia berharap tak ada lagi peristiwa semacam ini.
Ia tak ingin lagi ada korban-korban berikutnya dan berharap kepada siapapun agar tak ada niatan melakukan aksi teror.
"Terorisme menimbulkan penderitaan kepada korban langsung, semoga tak ada seperti itu lagi," kata dia.
Mengingat Malam 12 Oktober 2002
Ketenangan Sabtu malam di kawasan Kuta dan Denpasar terkoyak akibat meledaknya tiga buah bom yang mengguncang Pulau Dewata.
Rentetan bom tersebut terjadi pada 12 Oktober 2002 sekitar pukul 23.15.
Arsip pemberitaan Harian Kompas, 13 Oktober mengabarkan, malam itu, ledakan pertama dan kedua terjadi lima meter di depan DiskotekSari Club, di Jalan Legian, Kuta.
Baca: Adik Terduga Teroris Ungkap TH Kerap Ribut dengan Ayahnya Gegara Uang
Sesaat setelah ledakan pertama, sebuah bom kembali meledak di Diskotek Paddy's yang terletai di seberang Sari Club.
Akibat dari ledakan beruntun ini, baik Sari Club, Diskotek Paddy's dan bangunan Panin Bank yang terletak persis di depan Sari Club terbakar.
Selain itu, puluhan bangunan yang berada di radius 10 hingga 20-an meter dari lokasi rusak berat.
Adapun kaca-kaca hotel, toko maupun tempat hiburan lainnya tak luut dari kerusakan.
Bahkan kuatnya ledakan juga membuat kantor biro perjalanan yang berada di samping Sari Club rata dengan tanah.
Kemudian sesaat setelah itu, ledakan ketiga terjadi sekitar 100 meter dari Kantor Konsulat Amerika Serikat di daerah Renon, Denpasar, Bali.