Banyak Timses Jadi Pasien RSJ Solo, Stres Ditagih Uang usai Pemilu hingga Dapat Ancaman
Banyak timses menjadi pasien di RSJ Solo, stres ditagih uang usai pemilu hingga mendapat ancaman.
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNSOLO.COM - Jadi caleg kini ibarat jadi jalan singkat seseorang untuk sukses.
Itulah, tak sedikit caleg yang mempertaruhkan banyak hartanya, agar jalan memenangkan pertarungan di Pemilu menjadi mulus.
Caleg yang habis-habisan ini, kadang sudah terlanjur punya ekspektasi dan keyakinan berlebih bila dia sudah pasti akan memenangkan pertarungan.
Itulah mengapa, kerap terdengar ada caleg gagal yang akhirnya stres, hingga mengalami gangguan kejiwaan.
Nah, bagaimana dengan di RSJ di Solo setelah selesainya Pemilu atau pesta demokrasi pada April 2019 lalu?
Baca: Siswa Dihukum Makan Sampah oleh Guru, Ditemukan Kertas hingga Plastik Dalam Perut Mereka
Baca: FOTO-FOTO yang Bisa Buat Pengidap OCD Tak Nyaman, Simak Gejalanya di Sini
Rumah Sakit Jiwa Daerah atau RSJD dr Arif Zainuddin Solo ternyata lebih sering terima pasien dari tim sukses (timses) seorang calon seusai pemilihan dilaksanakan.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Humas RSJD dr Arif Zainuddin Solo, Totok Hardiyanto.
Totok mengatakan, orang-orang banyak tidak menduga, orang yang tergabung menjadi timses lebih stres daripada yang didukungnya seusai pemilihan.
Menurut Totok, penyebabnya pun dari beragam kasus.
"Banyak timses yang ditagih uangnya, mendapat ancaman-ancaman, ndak bisa tidur, yang kemudian membuat mereka berobat ke kami, ya, kasusnya banyak," terang pria yang akrab disapa Totok itu kepada TribunSolo.com, Rabu (16/10/2019).
"Tapi kan, mereka ndak ngomong, timses yang stress kan mereka yang menyelenggarakan, utang sana-sani, wayahe bayar, ndak bisa," tambahnya.
Totok enggan membeberkan jumlah pasti pasien berlatarbelakang timses tersebut.
"Ya, ada, mereka kebanyakan berobat jalan," ujar Totok.
Pihak rumah sakit terkadang perlu menelusuri sendiri riwayat pasien sebelum mendapatkan penanganan.
"Ada banyak yang tidak terus terang, kita telusuri sedikit penyebabnya, terkadang ada yang agak bingung, agak stres, kok meneng (diam) sendiri, dugaanya akibat pemilu," tutur Totok.
Baca: Suami Sah Mempelai Wanita yang Gagal Menikah dengan Kekasih Dikenal Pekerja Keras dan Sayang Anak
Baca: Viral, Pria Tersentak Kaget Temukan Bayi di Jalan Tol, Ternyata Cucu Sendiri yang Dibuang Putrinya
Totok mengungkapkan, RSJD dr Arif Zainuddin Solo Tak hanya berkutat pada penanganan timses yang berpenyakit jiwa, namun juga bertugas mengecek kejiwaan para calon yang berpartisipasi dalam pemilihan.
"Kan harus diuji dulu, karena ada syarat untuk cek kejiwaan, sebelum pemilihan itu kesini biasanya rombongan kita layani bisa kolektif, bisa ndak," tutur Totok
"Kalau tidak sehat gimana, bukan berarti selalu waras, banyak juga setelah dites, belum (jadi) sudah gangguan jiwa," tambahnya.
Totok menuturkan, pihak rumah sakit akan langsung melaporkan ke panitia bila ada calon yang terindikasi gangguan jiwa.
"Kalau ada indikasi ke situ, kami laporkan ke panitia," tutur Totok.
Gangguan Main HP
Sementara itu, di Jawa Barat, ternyata sudah ada ratusan anak yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat di Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB) karena kecanduan gadget.
Menurut data RSJ Provinsi Jawa Barat hingga saat ini ada 209 pasien yang kecanduan main smartphone atau HP.
Tak bisa dipungkiri lagi, saat ini gadget seperti smartphhone hingga tablet jadi primadona di masyarakat.
Beragaim kegiatan, seperti menulis dokumen, membuat desain, menonton video, hingga bermain game bisa dilakukan di gadget.
Baca: Viral di Jombang, Wisuda Sarjana Semula Serius Berubah Goyang Massal Gegara Kartonyono Medot Janji
Baca: VIRAL Mobil Polisi Nekat Lawan Arus di Bojonegoro Padahal Ada Tanda Larangan, Kena Tilang & Push Up
Namun, muncul kekhawatiran dari beberapa pihak mengenai penggunaan gadget secara berlebihan.
Bagi Anda orang tua, sebaiknya harus mengetahui apakah anak kecanduan gadget atau tidak.
Menurut laman id.theasianparent.com, ada beberapa ciri saat anak kecanduan gadget.
Pertama, biasanya penggunaan gadget secara berlebihan diiringi berkurangnya minat anak untuk bersosialisasi.
Anak jadi malas bergaul dengan temannya, dan lebih memilih bermain gadget.
Kemudian, ciri lainnya, anak akan selalu minta diberikan gadget.
Kalau keinginannya tak terpenuhi, si anak akan marah atau mengamuk.
Lalu, ciri lainnya, anak yang kecanduan gadget juga tak mau beraktivitas di luar rumah.
Saat di luar rumah, anak akan bersikeras ingin pulang agar bisa bermain gadget di rumah.
Ciri anak kecanduan gadget yang terakhir, biasanya anak akan menolak rutinitas sehari-hari seperti mandi atau tidur dan lebih memilih bermain gadget. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul "Bukan Caleg, RSJ Solo Justru Banyak Terima Pasien Tim Sukses, Stres Dapat Tagihan Setelah Coblosan"