Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hajatan Pernikahan di Sragen Diboikot Gara-gara Beda Pilihan Saat Pilkades, Begini Ceritanya

Akibat adanya aksi boikot warga, tidak ada warga satu RT-nya yang datang untuk sekadar rewang (membantu) atau mendatangi hajatannya.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Hajatan Pernikahan di Sragen Diboikot Gara-gara Beda Pilihan Saat Pilkades, Begini Ceritanya
Tribun Jateng/Mahfira Putri Maulani
Tarub di rumah Suhartini di Jetak RT 13 Desa Hadiluwih Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen tengah dicopoti setelah digunakan untuk hajatan pernikahan, Rabu (16/10/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, SRAGEN - Hajatan pernikahan yang digelar keluarga Suhartini (50) diboikot warga.

Peristiwa terjadi di kampung Jetak, RT 13, Desa Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Akibat adanya aksi boikot warga, tidak ada warga satu RT-nya yang datang untuk sekadar rewang (membantu) atau mendatangi hajatannya.

"Sebelumnya saya sudah minta tolong ke pak RT untuk mengerahkan warga untuk rewang saat hajatan, tapi dilemparkan ke karang taruna, ke karang taruna dilemparkan lagi ke pak RT. Ya sudah habis itu saya pulang," kata Tini kepada Tribun Jateng, Kamis (17/10/2019).

Baca: Kemnaker Umumkan UMP Tahun 2020 Naik 8,51%, Ini Daftar Besaran Kenaikan Upah Untuk 34 Provinsi

Pada hajatan itu, Tini sedang menikahkan anaknya Dwi Sri Suwarni dengan Eko Jatmiko yang juga warga Desa Hadiluwih, Rabu (16/10/2019).

"Satu RT itu hampir 90 persen warga tidak datang, yang datang juga hanya rombongan besan, kerabat dekat, kerabat jauh, RT-RT sebelah sini," lanjut dia.

Tini mengaku karena tidak ada warga yang datang untuk rewang, dirinya bersama kerabat dekat mencari bantuan pemuda dukuh lain untuk penyaji tamu undangan.

Berita Rekomendasi

"Alhamdulillah masih ada orang baik yang mau membantu, beberapa warga, sama pemuda dari warga MTA mau rewang," lanjut dia.

Baca: Cerita Pembobolan Dana Nasabah BNI, Pelaku Punya 10 Rumah dan Pernah Hadiahi Mobil Saat Teman Ultah

Aksi boikot tersebut sebetulnya sudah terlihat sejak malam pembuatan undangan atau dalam istilah jawa klumpukan ulem satu Minggu sebelum hajatan.

“Sejak klumpukan ulem kemarin sudah diboikot. Waktu hajatan kabar yang saya dengar warga yang mau datang dihalang-halangi seorang oknum dan melarang nggak boleh datang ke hajatan saya padahal mereka sudah dandan rapi. Juga ada yang sudah jalan ke rumah diteriaki agar balik saja dan nggak usah datang," lanjut dia.

Aksi boikot itu terjadi diduga akibat seorang oknum tokoh di kebayanan wilayah Tini tinggal melarang untuk datang ke hajatannya.

Kondisi pernikahan yang diboikot warga karena beda pilihan Pilkades di RT 13 Dukuh Jetak, Desa Hadiluwih, Sumberlawang, Sragen
Kondisi pernikahan yang diboikot warga karena beda pilihan Pilkades di RT 13 Dukuh Jetak, Desa Hadiluwih, Sumberlawang, Sragen (Istimewa)

Oknum itu diketahui adalah pendukung salah satu calon kepala Desa Hadiluwih yang kebetulan satu RT dengan Tini yang gagal pada Pilkades 26 September lalu.

Baca: Taspen Beri Perlindungan kepada Non-ASN & Non-PPPK Pemkab Lima Puluh Kota

Tini menerangkan satu minggu sebelumnya telah membuat bungkusan sebanyak 600 untuk dibagikan di satu kebayanan.

Warga satu RT Tini pun bahkan ada yang tidak mau menerima bungkusan tersebut, mereka memilih mengembalikan bahkan ada yang dibuang.

"Jadi ada yang menulis itu, siapa saja yang tidak mau menerima ditulis lalu diserahkan kepada saya berikut dengan bungkusannya," terang Tini.

Desa Hadiluwih sendiri ada lima calon kepada desa yang berkompetisi pada 26 September lalu.

Calon kepala desa lainnya pun turut hadir dalam hajatan Tini kecuali yang disinyalir memboikot hajatannya.

Penulis: Mahfira Putri Maulani

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Pengakuan Suhartini Yang Hajatannya Diboikot Warga Karena Berbeda Pilihan Saat Pilkades 

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas