Kasus Pembunuhan Suami Istri di Tulungagung Setahun Lalu Akhirnya Terungkap, Semua Berawal dari STNK
Setahun berlalu, kasus pembunuhan sepasang suami istri, Adi Wibowo dan Suprihatin akhirnya terungkap. Semua berawal dari STNK.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Hampir satu tahun berlalu, kasus pembunuhan sepasang suami istri, Adi Wibowo (56) alias Didik dan Suprihatin (50) di Dusun Ngingas, Desa/Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung akhirnya terungkap.
Anggota Tim Khusus Macan Agung Satreskrim Polres Tulungagung menangkap dua orang terduga pelaku.
Mereka adalah Deni Yonatan Fernando Irawan (25) dan Muhammad Rizal Saputra (22), yang juga warga Dusun Ngingas, Desa/Kecamatan Campurdarat.
Keduanya ditangkap pada Selasa (29/10/2019) dini hari, di Mes Perkebunan Kelapa Sawit Kecamatan Kuranji, Kabupate Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Untuk penangkapan ini, Timsus Macan Agung mendapat bantuan dari Resmob Polda Kalsel dan Unit Jatanras Polres Tanah Bumbu.
Kapolres Tulungagung AKBP Eva Guna Pandia menjelaskan, korban adalah biro jasa pengurusan Her STNK.
Pada 5 November 2018, keduanya datang ke rumah korban, bermaksud mengambil STNK yang dititipkan sejak setahun sebelumnya.
Baca: Niatan Kabur Dari Pondok Pesantren Berakhir Tragis, Siswi SMP Ini Dirudapaksa Dua Pemuda
Baca: Bangkai Kucing yang Mati Diduga Karena Dicekoki Miras Akhirnya Diotopsi Oleh Pihak Berwajib
Nando mengajak Rizal untuk menemani, namun saat itu Rizal menunggu di teras rumah.
"Saat ditagih SNTK yang dititipkan itu korban berbelit-belit. Antara tersangka dan korban Bu Suprihatin sempat cekcok mulut," terang EG Pandia, Jumat (1/11/2019).
Saat cekcok itu Nando memanggil Rizal yang menunggu di teras.
Nando kemudian mengambil penyangga meja marmer dipukulkan ke kepala bagian belakang Suprihatin.
Dalam kondisi kepala berdarah, Suprihatin masih dibenturkan ke tembok.
Suprihatin kemudian diseret ke ke balik tembok, dan oleh Rizal dipukul dengan pecahan meja marmer.
"Setelah korban meninggal dunia, tersangka lari ke belakang menuju ke kamar suami Bu Suprihatin," sambung EG Pandia.
Saat itu Nando melihat Didik tengah tidur di dalam kamarnya.
Baca: Kades Ngrejo Lapor ke Polres Setelah Warganya yang Menderita Keterbelakangan Mental Melahirkan
Baca: Seorang Anggota Perguruan Silat Jadi Tersangka Penyerangan Banser di Tulungagung
Nando langsung menghajar Didik menggunakan balok kayu hingga meninggal dunia.
Mereka masih sempat tinggal beberapa hari, kemudian pergi ke Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan untuk bekerja di perkebunan kelapa sawit.
"Jadi pembunuhan ini dilakukan secara spontan, bukan direncanakan. Mereka akan dijerat pasal 338 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara," kata EG Pandia.
Sebelumnya, pasangan Didik dan Suprihatin ditemukan meninggal di rumahnya pada Kamis (8/11/2019) selepas magrib.
Saat ditemukan, kondisi keduanya sudah mulai membusuk dan diperkirakan sudah tiga hari meninggal.
Hasilnya autopsi memastikan Didik dan Suprihatin tewas dibunuh.
Keduanya mengalami pukulan benda tumpul di bagian kepala belakang.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Setahun, Pembunuh Suami Istri di Campurdarat Tulungagung Terungkap, Sempat Kabur ke Kalimantan