FAKTA Meninggalnya Anggota Paskibraka Desak Putu Tiara, Penyebab hingga Permintaan Terakhirnya
Berikut ini fakta mengenai meninggalnya anggota Paskibraka, Desak Putu Tiara, meninggal. Penyebab hingga permintaan terakhirnya.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Anggota Paskibraka Buleleng, Bali, Desak Putu Tiara, meninggal pada Rabu (6/11/2019), berikut fakta-faktanya.
Gadis berusia 17 tahun ini meninggal dunia di RSU Kertha Husada setelah menjalani perawatan selama lima hari.
Tiara, panggilan akrabnya, pernah bertugas sebagai pembawa baki saat upacara penurunan bendera 17 Agustus 2019 di Taman Kota Singaraja.
Kepergian Tiara pun menyisakan banyak duka bagi keluarga dan orang terdekatnya.
Dirangkum dari Tribun Bali, berikut ini fakta mengenai meninggalnya Desak Putu Tiara:
1. Penyebab meninggal
Meninggalnya Desak Putu Tiara berawal saat ia mengeluh demam dan sakit di bagian kepala sekitar seminggu lalu.
Senin (28/10/2019), Tiara meminta izin pada gurunya saat masih jam sekolah karena tidak enak badan.
Dilansir Tribun Bali, pihak keluarga kemudian menjemput Tiara dan dibawa sang ayah, Dewa Gede Sugiarta, ke dokter praktik.
Suhu tubuh Tiara yang tak kunjung turun akhirnya membuat keluarga membawa gadis 17 tahun ini ke RSUD Buleleng untuk melakukan cek darah.
Namun, karena kamar inap di RSUD Buleleng penuh, Tiara dibawa ke RS Kertha Husada.
Saat mendapat perawatan di ICU RS Kertha Husada, Tiara sempat menolak ketika akan dipasangi peralatan medis.
Pihak medispun terpaksa memberikan obat penenang untuk Tiara.
Selang beberapa menit kemudian, kondisi Tiara semakin melemah dan langsung tak sadarkan diri.
"Sudah dilakukan pengecekan darah dan lendir. Hasilnya negatif. Sampai sempat di tes HIV, hasilnya juga negatif."
"Dokter juga bingung Tiara itu sakit apa dan obat apa yang harus diberikan."
"Jadi selama di ICU dia hanya diberikan cairan infus, cairan makanan dan oksigen," kisah kakek Tiara, Dewa Sadnyana.
Lebih lanjut, Sadnyana mengatakan sempat keluar cairan berwarna hijau pekat dari hidung Tiara,
Menurut dokter, cairan tersebut menandakan paru-paru dan jantung Tiara telah rusak.
Juga lambung siswi SMAN 3 Singaraja ini dinyatakan bocor.
Lima hari menjalani perawatan, Tiara mengembuskan napas terakhirnya pada Rabu sore sekitar pukul 16.55 WITA.
Sadnyana mengungkapkan saat ini dokter telah mengambil sampel darah Tiara untuk diteliti di Universitas Udayana, Denpasar.
Hal itu dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti Tiara meninggal dunia.
Rencananya, jenazah Tiara akan dikremasi di Setra Kelurahan Penarukan pada Rabu (13/11/2019) mendatang.
2. Dikenal baik dan berprestasi
Masih mengutip laman yang sama, Desak Putu Tiara semasa hidupnya dikenal sebagai siswi aktif dan berprestasi.
Tiara menjadi tim inti klub basket putri SMAN 3 Singaraja.
Ia pernah meraih juara tiga di tingkat provinsi saat bergabung dengan basket putri sekolahnya.
Tak hanya itu, Tiara juga memiliki hobi bermain futsal.
Tiara dipercaya menjadi penjaga gawang alias kiper.
Pada 2018 lalu, Tiara sempat menjabat sebagai bendahara OSIS.
Waka Kesiswaan SMAN 3 Singaraja, Putu Merta Tanaya pun mengungkapkan Tiara memiliki pribadi yang baik dan tidak pernah membuat masalah di sekolah.
"Tiara anaknya baik sekali. Tidak pernah punya masalah di sekolah."
"Tahun lalu dia juga sempat coba ikut seleksi Paskibra namun tidak lolos karena kalah di bodi."
"Akhirnya tahun 2019 ini dia berhasil membawa nama baik sekolah," kenang Tanaya, sebagaimana dikutip dari Tribun Bali.
3. Sosok Tiara di mata temannya
Anggota Paskibraka Buleleng, Bali, Ni Kadek Putri Sila Yanti (17), mengaku sedih saat mendengar kepergian Desak Putu Tiara.
Sila sendiri mengatakan sempat menjenguk Tiara saat kondisi koma.
"Saya tidak menyangka dengan kondisi Tiara saat itu yang terbaring lemah dan tidak sadarkan diri."
"Padahal fisiknya saat latihan benar-benar kuat. Selama di Paskibra, Tiara adalah sahabat baik saya," tutur Sila.
Di mata Sila, Tiara adalah sosok pribadi ramah dan tidak pernah mengeluh.
Mengutip Tribun Bali, Sila mengatakan Tiara selalu membuat suasana latihan Paskibraka menjadi menyenangkan.
Pasalnya, Tiara, menurut Sila, adalah orang yang humoris.
"Kalau dia ketawa, suaranya keras sekali. Heboh lah orangnya. Dia yang membuat masa-masa pelatihan itu menjadi indah karena orangnya humoris."
"Saat latihan juga fisiknya terlihat sangat kuat, tidak pernah sakit. Makanya saya syok sekali dengan kepergiannya ini." kenangnya.
4. Permintaan terakhir Tiara
Dewa Gede Sugiarta, mengenang permintaan Desak Putu Tiara sebelum akhirnya sang putri meninggal dunia.
Sekitar dua minggu lalu, Sugiarta datang ke Buleleng untuk mengunjungi Tiara.
Dilansir Tribun Bali, Sugiarta mengatakan saat itu Tiara meminta agar sang ayah mau foto bersamanya.
Tiara pun memeluk sang ayah saat berfoto bersama.
"Terakhir dia minta foto bareng dengan saya. Saya dipeluk," kisah Sugiarta.
Sugiarta pun tidak menyangka momen tersebut menjadi momen terakhir bersama Tiara sebelum akhirnya ia kembali ke Sumbawa pada Senin (28/11/2019) malam.
Tiara diketahui hidup terpisah dari ayah dan ibunya karena memutuskan bersekolah di Buleleng sejak lulus SD.
Gadis 17 tahun ini memilih melanjutkan sekolah di Buleleng dan tinggal bersama sang bibi.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Destiani)