GP Ansor Kutuk Aksi Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan
Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor mengutuk aksi bom bunuh diri yang terjadi di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara,
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor mengutuk aksi bom bunuh diri yang terjadi di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11). Ketua Kajian Stretegis PP GP Ansor Mohamad Nurzzaman menyebut aksi bom bunuh diri itu sebagai tindakan brutal dan tidak beradab.
“Kami mengutuk aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan. Ini adalah aksi terorisme. Tindakan ini adalah tindakan brutal dan tidak beradab,” tegas Nuruzzaman, Rabu (13/11/2019).
Menurut Nuruzzaman, pihaknya menduga aksi terorisme ini dilakukan oleh anggota Jamaah Ansoru Daulah/ISIS yang ingin balas dendam atas tewasnya Abubakar Al Bagdadi, khalifah atau pemimpin ISIS.
“Kami menduga aksi terorisme ini dilakukan JAD/ISIS. Tujuannya balas dendam atas tewasnya pemimpin mereka, khalifah ISIS, yakni Abubakar Al Bagdadi,” kata Nuruzzaman, penulis buku Khilafah Vs Pancasila ini.
Baca: Polri Dalami Identitas Pelaku Bom Bunuh Diri
Baca: Ledakan Bom Bunuh Diri di Mako Polrestabes Medan: 6 Orang Terluka, 4 Kendaraan Rusak
Baca: Pelaku Bom di Polrestabes Medan Kenakan Jaket Ojol, Begini Tanggapan Gojek
Nuruzzaman menjelaskan, mengapa pihaknya menduga pelaku bom bunuh diri ini adalah JAD/ISIS karena sebenarnya ISISER (pengikut ISIS) selnya tengah mati (offline) atau terputus. Selama ini, lanjut dia, dalam melakukan komunikasi jaringan ini menggunakan media sosial.
“Sel ISIS sekarang terputus. Namun dari informasi yang kami dapatkan, pelaku bom bunuh diri ini sudah berbaiat mati untuk ISIS untuk membalas dendam atas kematian Abu Bakar Al Baghdadi. Besar kemungkinan juga pelaku ini masih jejaring dari Abu Rara, pelaku penusukan mantan Menkopolhukam Jenderal (Purn) Wiranto, di Banten, beberapa waktu lalu,” kata Nuruzzaman, yang juga dikenal sebagai pengamat terorisme ini.
Baca : Ahok Menguat Jadi Bos BUMN dan Sudah Diajak Menteri Erick Tohir, PLN, Bank Mandiri atau Pertamina?
Nuruzzaman mendukung aparat kepolisian kepolisian untuk membongkar dan menindak tegas para pelaku dan jaringannya. “Kami juga mendesak pemerintah dalam hal ini kementerian yang diberikan tugas khusus menangkal radikalisme untuk serius mencegah paparan radikalisme di masyarakat, terutama di lingkungan ASN dan BUMN,” tandasnya. (*)