Pengakuan Korban Teror Sperma yang Sempat Ditanya-tanya dan Ditawari Tebengan oleh Pelaku
Korban teror pelemparan sperma di Kota Tasikmalaya berinisial LR mengaku sebelum dirinya dilecehkan, pelaku sempat menawari tumpangan kepada dirinya
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Korban teror pelemparan sperma di Kota Tasikmalaya berinisial LR mengaku sebelum dirinya dilecehkan, pelaku sempat menawari tumpangan kepada dirinya.
Pengakuan ini, LR sampaikan saat diwawancarai dalam program Indonesia Update KompasTV.
LR menceritakan waktu kejadian, dirinya sedang menunggu jemputan seorang teman.
Saat bersamaan datanglah seorang pria mengendarai sepeda motor matik warna hitam bernomor polisi Z 5013 LB.
"Waktu itu saya lagi menunggu jemputan temen, ada orang datang pakai sepeda motor," ujar LR.
Kemudian pelaku melontarkan beberapa pertannyan kepada LR, namun dirinya tidak menggubris si pelaku ini .
"Mau kenama, dari mana, gak dijemput? Apa mau ikut?"
"Saya gak jawab pertanyaan itu," kata LR.
Baca: VIRAL Sate Unta Seporsi Rp 60 Ribu, Ini Pengakuan Penjualnya dan Manfaat Daging Unta
LR mengaku sudah mencurigai gelagat perbuatan jahat pelaku sejak awal.
Dirinya memilih tetap diam di tempat karena tidak ada jalan untuk berlari.
"Saya masih di situ, posisi terjepit, mau ke kiri takut dikejar."
"Mau kekanan dia ada di kanan," lanjut LR.
Pelaku kemudian memasukkan tangan ke dalam celana tepat di bagian alat vital.
Tak lama berselang, pria itu melempar spermanya ke arah korban.
LR mengaku sempat mengambil foto yang membuat marah si pelaku.
Pasca kejadian yang terjadi di Jalan Letjen Mashudi, Rabu (13/11/2019) lalu itu.
Baca: Ledakan di Kejaksaan Negeri Parepare Rusak Bagunan dan Satu Unit Motor milik WNA
Suami LR, RF mengunggah foto pelaku di media sosial Facebook.
Dari situ lah, diketahui LR bukan korban satu-satunya.
Ternyata ada beberapa korban lain dari kejahatan si pelaku.
"Dari situ muncul korban-korban yang lain."
"Ada di komen, ada yang inbox," beber LR.
Setelah itu, LR dan sang suami melaporakan kejadian tersebut ke Polres Tasikmalaya Kota.
LR mengaku merasa senang saat mendapat informasi jka pelaku sudah diringkus pihak kepolisian.
Dia berharap pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.
"Untuk pelaku sekarang diproses dan dihukum sesuai dengan perbuatannya."
Baca: Anies Baswedan Hampir 2 Tahun 'Menjomblo', PKS Ingatkan Jatah Kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta
Aksi Eksibionisme
Menanggapi atas realita aksi pelecehan seksual yang terjadi di kota Tasikmalaya, Psikolog dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, Adib Setiawan menjelaskan kehidupan yang dialami oleh pelaku pelecehan sampai faktor yang melatarbelakanginya.
Orang yang memilki kelainan seksual ini disebut eksibionisme.
Yaitu kelainan seksual yang berperilaku yang sering memamerkan hal yang biasanya tertutup di khalayak umum, misalnya payudara dan alat kelamin.
Adib menyebut kehidupan para pelaku-pelaku pelecehan seksual atau eksibisionisme ini kurang lebih sama dengan kehidupan orang normal.
Namun hal yang membedakannya adalah orang-orang eksibisionis ini cenderung memiliki pergaulan yang tertutup atau kurang.
Dan dengan pergaulan yang tertutup ini, menjadikan urusan dalam mendekati lawan jenis menjadi terganggu dan sulit dilakukan.
Kebanyakan para pengidap eksibisionisme ini diderita oleh kaum lelaki.
Baca: Setelah Ahok, Erick Thohir Pilih Mantan Pimpinan KPK Jadi Bos BUMN Bidang Keuangan
Jadi ketika pengidap eksibisionisme hendak mendekati lawan jenis dalam urusan asmara, ia sering merasa kesulitan dan minder.
"Pergaulanya kurang, jadi sebenarnya untuk mendekati wanita itu tidak bisa, pacaran tidak bisa, dan untuk menyatakan perasaanya ke wanita itu sulit," Kata Adib saat diwawancarai Tribunnews, Minggu (17/11/2019).
Orang yang mengidap eksibisionisme memiliki kecenderungan sifat yang tertutup, pendiam dan pasif.
Lebih lanjut Adib menjelaskan untuk memuaskan hasrat dan kepuasanya yang ada pada dirinya, maka jalan untuk memuaskan hasrat tersebut salah satunya dengan menunjukkan kelaminnya terhadap orang lain.
Dengan menunjukkan kelaminya kepada orang lain, terutama lain jenis, para pelaku pelecehan atau orang yang terkena eksibisionisme ini akan terpuaskan hasrat seksual.
Kenikmatan yang didapat pun juga akan terpenuhi jika para eksibisionis ini berhasil melakukan aksinya.
"Orang-orang seperti ini pendiam, tapi ingin kenikmatan tertentu. Akhirnya yang dilakukannya dengan bentuk menunjukkan kemaluannya ke khalayak umum atau bisa juga dengan mengintip," kata Adib.
Menurut Adib, orang-orang yang cenderung mempunyai prilaku seks menyimpang ini bisa didasarkan sebagai akibat yang ia terima ketika masa kecilnya.
Pola asuh anak yang salah, tidak adanya penghargaan dan apresiasi terhadap anak menjadikan anak tersebut dimasa depan berpotensi memiliki kecenderungan sikap menyimpang.
Kasih sayang, pengawasan dan penanaman nilai-nilai kehidupan juga perlu ditanamkan sejak dini oleh para orang tua agar ketika anaknya tumbuh dewasa tidak akan mengalami prilaku menyimpang tersebut.
"Saat ini anak-anak banyak yang pola asuh dari orang tuanya salah, mengabaikan anak, kurang menghargai anak, kurang mengapresiasi anak."
"Sehingga anak menjadi tidak tahu untuk membedakan mana yang benar mana yang salah."
"Sehingga anak melakukan aktivitas yang salah atau menyimpang," imbuh Adib.
Adib juga menambahkan pendidikan seks penting untuk diajarkan kepada anak.
Baca: Milad yang ke-107, Berikut 5 Fakta Menarik Gerakan Muhammadiyah yang Sudah Ada Sejak 1912
Menurutnya orang tua mempunyai peranan penting untuk mengajarkan anak untuk memahami seks itu apa, batasan-batasanya serta aturan-aturan yang melekat.
Karena orangtua adalah gerbang pertama pembelajaran bagi seorang anak.
Contohnya seperti mengajarkan tentang kemaluan yang tidak boleh dilihat orang lain bahkan juga tidak diperkenankan melihat kemaluan dari orang lain.
Jika hal tersebut dilakukan, itu akan menurunkan harkat dan martabat sebagai manusia.
"Wilayah kemaluan adalah wilayah privasi yang memang harus dijaga sampai kapanpun."
"Karena jika diumbar ke orang lain akan menurunkan harkat dan martabat kita sebagai manusia," imbuhnya
Selain hal tersebut pentingnya peran pendidikan karakter juga harus diterapkan sedini mungkin.
Mengajarkan kepada anak atau orang-orang akan segala dampak yang terjadi dari segala akibat perbuatan yang dijalani, menghilangkan trauma-trauma masa lalu adalah sebagian cara untuk menekan angka dan gejala Eksibisionisme.
Sebelumnya pelaku Pelaku pelecehan seksual yang berada di Tasikmalaya , SN telah ditangkap di rumah pamannya, Kampung Cieunteng Pesantren, Kelurahan Argasari, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Senin (18/11/2019) siang. (*)
(Tribunnews.com/Endra Kurniwan/Muhammad Nur Wahid Rizqy)