Jadi Kasus Pertama di Bantul, Begini Kronologi Siswa Tusuk Guru karena Cinta Terpendam
Seorang murid di Srandakan, Bantul nekat menusuk gurunya ketika sedang terlelap tidur akibat cintanya ditolak.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Fathul Amanah
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pelajar SMA berusia 16 tahun nekat menusuk gurunya di Srandakan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pelajar berinisial CB nekat menusuk gurunya saat sedang tidur di rumahnya pada Rabu (20/11/2019) malam.
Menurut keterangan Kapolsek Srandakan, Kompol Muryanto, pelaku melakukan hal tersebut karena mencintai sang guru.
Diketahui, sang pelaku yang merupakan anak didik dari korban tidak pernah mengungkapkan perasaannya secara langsung.
Hingga terjadi peristiwa yang membahayakan nyawa dari korban yang sudah memiliki suami tersebut.
Kompol Muryanto pun menjelaskan bagaimana kronologi dari peristiwa yang dialami guru honorer suatu SMA di Bantul tersebut.
"Peristiwanya ini sangat unik memang, guru WP memang sudah bersuami, sudah pulang di rumahnya, kejadiannya jam 10.00 WIB dan ibu guru sudah tertidur di kediamannya," ungkap Muryanto.
Pada malam tersebut, sang suami sedang tidak ada di rumah karena sedang rapat kampung di masjid dekat rumah.
Korban hanya bersama sang mertua yang sedang menyaksikan tayangan televisi di ruang tengah.
Rumah korban hanya mempunyai satu pintu permanen terletak di depan rumah.
Sisanya pintu tersebut hanya sebatas kain sehingga bisa leluasa untuk pelaku masuk.
"Karena posisi pintu depan tidak menguntungkan, maka pelaku nekat menyelinap melalui pintu belakang di dapur," tambah Muryanto.
Tak jauh dari dapur, pelaku menyusuri jalan dan bertemu dengan kamar korban saat korban sedang tidur.
"Menurut pengakuan pelaku saat itu lanngsung ditusuk menggunakan pisau dapur yang sudah disiapkan dari rumah," ujarnya.
Kompol Muryanto juga menyebutkan jika pelaku mengaku tidak melakukan tindakan asusila kepada korban, murni hanya menusuk saja.
"Karena saya interogasi berkali-kali dengan penyidik, dia tidak melakukan tindakan asusila terhadap korban," imbuhnya.
Namun sejauh ini, Polisi belum mendapatkan konfirmasi langsung dari korban apakah benar pelaku tidak melakukan tindakan asusila.
Saat ini pelaku masih dalam proses pendampingan Unit PPA di Polres Bantul karena pelaku masih tergolong di bawah umur.
"Pelaku ditempatkan di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Polres Bantul, karena usia pelaku baru pelajar kelas dua SMA. Karena ini menyangkut penganiayaan dan bisa menimbulkan kematian, dan pelaku menggunakan senjata tajam jadi kasusnya bukan hanya penganiayaan namun bisa mengarah ke pembunuhan," ujar Kompol Muryanto.
Menurutnya, peristiwa penusukan tersebut baru pertama kali terjadi di Bantul sehingga menjadi heboh.
"Kejadian ini sangat sadis dan langka terjadi di tempat kami, ini baru pertama kali seperti ini makanya kejadian ini menjadi viral dan menghebohkan," ujarnya.
Kompol Muryanto menuturkan meski pelaku masih anak-anak namun polisi akan menindaklanjuti kasusnya.
"Saya ambil tindakan supaya peristiwa ini harus ditindak lanjuti dan tidak bisa dibiarkan begitu saja," tuturnya tegas.
(Tribunnews.com/Inza Maliana)