Detik-detik Kepala Sekolah di Sintang Dieksekusi Saudaranya, Pelaku Sudah Mengintai Sejak Pagi
Tindak pidana penusukan hingga menyebabkan korban meninggal dunia karena pelaku kesal dengan korban lantaran sering membela istri pelaku.
Editor: Dewi Agustina
"Jadi, orang itu dari subuh sudah mengadang. Bapak salat subuh diadang di rumah warga yang satu kompleks depan rumah kami," kata Agung, anak pertama Sukimin ditemui di Ruang Jenazah RSUD Ade M Djoen Sintang, Kamis (17/10/2019).
Agung mengungkapkan, jauh sebelum peristiwa penusukan terjadi, antara keluarga dan pelaku memang berkonflik.
Hanya saja, kata Agung, sang ayah tak ada sangkut pautnya.
Baca: Kisah Semit, Ibu Hamil di Pedalaman Sintang Naik Perahu 5 Jam Hanya untuk Periksakan Kandungan
Baca: Terungkap Asal Sekolah Pelaku Bully di Sintang, Ternyata Kakak Kelas Korban
"Memang ada konflik keluarga, tapi bukan bapak yang punya masalah sebenarnya," ungkapnya.
Agung sama sekali tak menduga, konflik keluarga yang seharusnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan itu justru merenggut nyawa ayahnya.
"Coba kalau memang tidak suka sama bapak, kita bisa rembukan. Kenapa harus seperti ini," sesalnya.
Rasa kesal dan kehilangan tak bisa ditutupi Agung.
Anak pertama dari tiga saudara ini berusaha tegar menghadapi musibah yang menimpa ayahnya tersebut.
Matanya memerah menahan air mata kehilangan sosok ayah yang tewas dengan cara dibunuh.
Cukup lama Agung melihat lekat-lekat sosok ayahnya yang terbaring kaku di ruang pemulasaran jenazah yang ditutup sehelai jarik.
Sesekali, ia menghindar dari kerumunan warga dan menyandar di dinding untuk menenangkan diri.
"Saya minta pokoknya (pelaku-Red) dihukum seberat-beratnya," kata Agung.
Kapolsek Tempunak Iptu Mulyo Wibowo menjelaskan, Sukimin tewas ditusuk oleh saudaranya saat akan berangkat mengajar ke sekolah.
"Pelaku masih ada hubungan keluarga dengan korban," kata Iptu Mulyo.