Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bupati Penajam Paser Utara Emosi hingga Pukul Sofa saat Dengar Kabar Bayi Tewas Dilahirkan di Feri

Abdul Gafur marah sampai memukul sofa ketika bicara berhadapan dengan jajaran direksi RSUD Ratu Aji Putri Botung.

Editor: Ifa Nabila
zoom-in Bupati Penajam Paser Utara Emosi hingga Pukul Sofa saat Dengar Kabar Bayi Tewas Dilahirkan di Feri
Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Bupati Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Abdul Gafur Mas'ud. 

TRIBUNNEWS.COM - Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur Abdul Gafur emosi ketika mendengar kabar ada bayi yang tewas saat dilahirkan di feri.

Abdul Gafur marah sampai memukul sofa ketika bicara berhadapan dengan jajaran direksi RSUD Ratu Aji Putri Botung.

Abdul Gafur meminta dana yang dikucurkan untuk kesehatan diaudit.

"Dana yang kita keluarkan puluhan miliar harus di audit,” ujar Abdul Gafur dengan suara meninggi sambil memukul sofa ia yang duduki, Rabu (27/11/2019).

"Pengawas juga bersiap. Kalian enggak bisa seenak begini,” sambung dia dihadapan jajaran Direksi RSUD Ratu Aji Putri Botung, PPU.

Aksi Abdul Gafur mengevaluasi layanan RSUD di PPU itu terekam video hingga menyebar luas di jagat maya.

Dia tampak marah-marah pasca-peristiwa seorang ibu hamil berinisial R (27) yang dirujuk ke RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan hingga lahir dalam feri dan bayinya meninggal pada Selasa (26/11/219).

Baca: Petugas Kebersihan Polsek Semayang Diduga Cabuli Bocah Berusia 3 Tahun

Berita Rekomendasi

Dana operasional puluhan miliar, layanan nihil

Di hadapan para pimpinan RSUD Ratu Aji Putri Botung, Abdul Gafur menyebut mestinya layanan RSUD dioptimalkan.

Karena setiap tahunnya puluhan miliar dana digelontorkan untuk operasional RSUD tersebut. Bahkan julahnya juga terus meningkat.

Tahun 2018 Pemda PPU menyuntik dana untuk RSUD Rp 81 miliar.

Naik jadi Rp 84 miliar pada tahun 2019. Tapi layanan kepada masyarakat tak pernah optimal.

Karena itu Abdul Gafur meminta agar dana-dana tersebut diaudit oleh Inspektorat Daerah PPU.

“Kalau hanya memikirkan proyek-proyek maka sampai kapan pun pelayanan kita enggak pernah optimal," katanya.

"Saya datang ke sini (RSUD), orang tekanan darah saja, dirujuk ke Balikpapan. Orang melahirkan dirujuk ke Balikpapan. Kenapa harus dirujuk? Coba tolong jelaskan kepada saya sebenarnya apa kendalanya?"

"Kok enak sekali rujuk-rujuk orang begitu. Apakah RSUD dan SDM ini enggak mampu atau bagaimana? Kalau memang ngga mampu pemerintah daerah harus tahu.”

Baca: Terjebak Macet Setengah Jam, Jokowi Makin Yakin Pindahkan Ibu Kota ke Kalimantan Timur

Alasan direksi RSUD

Menurut penjelasan Direktur RSUD Ratu Aji Putri Botung PPU, dr Grace Makisurat, pasien ibu yang mau melahirkan tersebut harus dirujuk ke RSUD Balikpapan karena posisi kehamilan R berisiko.

Posisi bayinya sungsang, ditambah ibunya darah tinggi. Alternatifnya yakni dengan operasi sesar. T

api saat kejadian, ruang operasi di RSUD Ratu Aji sedang sedang dalam perbaikan dan tak ada dokter anestesi.

Selama ini, kata dia, RSUD sulit mencari dokter spesialis anestesi tetap. Ia sudah menawarkan beberapa dokter anestesi di Balikpapan namun tak ada yang mau. Karena itu pihaknya mengontrak dokter anestesi dalam rumah sakit.

“Karena status kontrak jadi dia datang pagi pulang sore. Kendalanya kalau ada pasien yang butuh malam,” jawab dr. Grace.

Manajemen RSUD buruk

Abdul Gafur lalu mengatakan mestinya dengan dana Rp 84 miliar yang disuntik Pemda PPU, penyediaan dokter di RSUD harusnya memadai termasuk dokter anestesi.

“Kalau kebutuhan mereka (dokter) terjamin di sini, pasti mereka mau. Apalagi PPU sudah ditetapkan sebagai ibu kota negara. Saya rasa banyak orang mau pindah ke sini," jelas Abdul Gafur.

Dia lalu meminta agar jajaran pimpinan RSUD dan dokter mengagendekan waktu khusus bertemu dengan dirinya membahas masalah kekurangan dokter.

Bahkan, Abdul Gafur siap mengakomodasi semua kebutuhan dokter hingga menyiapkan rumah untuk tinggal di PPU.

"Saya capek dengan ini semua. Saya menahan marah sudah satu tahun dua bulan. Kalau nggak sanggup bilang. Biar masyarakat tahu. Kalau manajemen buruk yang dipimpin Bu Grace saya akan evaluasi Bu Grace,” tegas Abdul Gafur.

Abdul Gafur juga menghibahkan speedboat untuk moda transportasi bagi dokter agar memaksimal layanan ke RSUD di PPU.

Sebab, kebanyakan dokter tinggal di Balikpapan tapi kerja di PPU.

"Khusus speed saya hibahkan buat dokter. Silahkan dipakai 24 jam. Mulai saat ini saya nggak pakai,” tegasnya.

Audit keuangan RSUD

Di penghujung pertemuan itu Abdul gafur meminta agar Inspektorat Daerah segera mengaudit keuangan RSUD.

"Tolong Pak inspektorat, saya minta besok rumah sakit ini diaudit. Di audit seaudit-auditnya. Bapak jangan ikutan. Pokoknya bapak periksa disini,” ujar Abdul Gafur.

Dikonfirmasi terpisah, Asisten II Setkab PPU Ahmad Usman membenarkan kejadian itu.

Dia mengatakan atas peristiwa ibu hamil lahir dalam feri karena dirujuk membuat bupati meninjau layanan RSUD.

"Iya dalam tinjauannya, Pak Bupati minta keuangan RS diaudit dan Pemda akan support semua kendala RS," kata Usman. (Kompas.com/Zakarias Demon Daton)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dengar Kabar Ibu Melahirkan di Feri dan Bayinya Meninggal, Bupati PPU Emosi di Depan Direksi RSUD"

 
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas