Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jalan Telah Diaspal, Masyarakat Seko Tak Perlu Lagi Keluarkan Uang Rp 700.000 untuk Bayar Ojek

Masyarakat Kecamatan Seko tak perlu lagi keluarkan uang Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta untuk menyewa ojek. Sebab akses jalan menuju Seko telah diaspal.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Jalan Telah Diaspal, Masyarakat Seko Tak Perlu Lagi Keluarkan Uang Rp 700.000 untuk Bayar Ojek
Kompas.com
Proses pengaspalan jalan di Kecamatan Seko. 

TRIBNNEWS.COM - Masyarakat Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, kini tak perlu lagi mengeluarkan uang Rp 700.000 hingga Rp 1.000.0000 untuk menyewa ojek.

Sebab, akses menuju Kecamatan Seko telah diaspal untuk pertama kalinya.

Dilansir Kompas.com, sebelum diaspal, jalan menuju kecamatan yang berada 2.985 meter diatas permukaan laut ini berlumpur dan berkubang.

Jarak tempuh yang diperlukan untuk menuju Kecamatan Seko yakni 8 jam perjalanan bahkan lebih.

Untuk bisa melalui jalan itu, masyarakat Seko pun harus memodifikasi motornya menjadi motor dengan ban trail.

jalan di kecamatan seko
Jalan Telah Diaspal, Masyarakat Seko Tak Perlu Lagi Keluarkan Uang Rp 700.000 untuk Bayar Ojek

Sementara, kendaraan roda empat sulit melalui jalan tersebut.

Opsi transportasi lainnya yakni menggunakan pesawat jenis Casa dengan kapasitas 24 penumpang.

Berita Rekomendasi

Penumpang akan dikenai biaya tiket dengan harga Rp 300.000.

Namun, pesawat ini hanya beroperasi dua kali dalam sepekan yang berangkat dari Bandara Andi Djemma Masamba.

Melihat kondisi tersebut, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah memprioritaskan pembangunan jalan di Kecamatan Seko.

Dilansir TribunLutra.com, pengaspalan jalan telah direncanakan Nurdin Abdullah sejak setahun lalu, Selasa (13/11/2019).

Setelah 74 tahun Indonesia merdeka akhirnya mimpi masyarakat Seko pun tercapai.

Jalan berlumpur dan berkubang menuju Kecamatan Seko telah diaspal untuk pertama kalinya.

Kini masyarakat Seko dapat berpergian ke Kota Kabupaten Luwu Utara dengan mudah.

Sementara itu, pengaspalan jalan dilakukan oleh Balai Besar Jalan Nasional (BBJN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman
Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman (TRIBUN TIMUR/TRIBUN TIMUR/muhammad abdiwan)

Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman memberikan keterangan resminya, Selasa (3/12/2019).

Ia mengatakan, sinegritas Kementerian PUPR dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel pada pembangunan jalan menuju Seko adalah bukti kepedulian pemerintah terhadap daerah-daerah terisolasi.

“Kami tahu, masih banyak jalan yang terisolir di Sulsel dan ini baru awal dan bukan akhir, kami hanya pelayan masyarakat dan berusaha maksimal, ” kata Andi Sudirman dilansir dari Kompas.com, Selasa (3/12/2019).

Lebih jauh, Gubernur Sulsel membacakan sambutannya saat memmpimpin upacara Hari Bakti Pekerjaan Umum (PU) yang ke-74 tahun, di di Rujab Gubernur Sulsel, Jalan Jendral Sudirman Makassar, Selasa (3/12/2019).

Di hadapan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemprov Sulsel serta para pejabat di Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan, Nurdin menyampaikan berbagai pembangunan infrastruktur yang berhasil dilaksanakan oleh pemerintah pusat.

“Jalan tol, bandara, pelabuhan dan masih banyak lagi pembangunan infrastruktur yang kita akan bangun nantinya," kata Nurdin Abdullah masih dikutip dari sumber yang sama.

Khusus di Sulsel, Pemerintahan Nurdin Abdullah bersama wakilnya, Andi Sudirman Sulaiman dalam satu tahun memimpin Sulsel, berhasil membangun infrastruktur untuk mendukung konektivitas dan membuka jalur terisolir di beberapa daerah di Sulawesi Selatan.

Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah.
Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

“Kami sudah membuka akses jalan daerah terisolir di Kecamatan Seko, pembangunan Bandara Buntu Kunik di Tana Toraja, pembangunan jalur Pengkep-Bone melalui Tonasa Parigi.

"Akses jalan dua jalur dan empat lajur Bua menuju Rantepao Toraja, jalan pintas dari Larompong menuju Kabupaten Luwu, serta pembangunan pedestrian dan perbaikan fasilitas destinasi wisata di beberap daerah di Sulawesi Selatan,” ungkapnya.

Diketahui, jalan di Kecamatan Seko berbatsan dengan tiga provinsi, yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah.

Bahkan jalur itu dirancang berbentuk segitiga emas di Kecamatan seko untuk meningkatkan perekonomian di wilayah terpencil.

“Jalur segitiga emas ini akan menghubungkan akses jalan dari Seko, Sulawesi Selatan ke Sulawesi Tengah melalui Kabupaten Sigi dan Sulawesi Barat melalui Mamuju.

"Kita terus berusaha agar akses jalan ini tidak hanya sampai di Seko saja. Kita ingin membuat jalur segitiga emas yang nantinya menghubungkan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat,” kata Nurdin.

Kecamatan Seko merupakan kecamatan terpencil di Bumi Lamaranginang julukan untuk Kabupaten Luwu Utara.

Kecamatan ini memiliki 12 desa yang terletak di Pegunungan Kambuno.

Seko berjarak 126 kilometer dari Sabbang (Jalan Trans Sulawesi Selatan).

Masyarakat Seko menggantungkan hidupnya pada bertani, berkebun, dan berternak kerbau.

Kecamatan Seko dikenal dengan penghasil kopi terbaik, baik jenis robusta maupun arabika.

(Tribunnews.com/Rica Agustina)(Kompas.com/Hendra Cipto)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas