Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Mohamad Hikmat, Guru Penyandang Disabilitas yang Mengajar Pakai Skateboard

Kisah guru inspiratif, Mohamad Hikmat, tuna daksa yang mengajar di Batang, Jawa Tengah. Mengajar dengan Papan skateboar untuk memudahkan mobilitasnya.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
zoom-in Kisah Mohamad Hikmat, Guru Penyandang Disabilitas yang Mengajar Pakai Skateboard
Tangkap Layar YouTube KompasTV
Kisah inspiratif datang dari guru SLB di Batang. Mohamad Hikmat menginspirasi dengan menunjukkan semangatnya dalam mengabdi sebagai guru. 

TRIBUNNEWS.COM - Menjadi tenaga pendidik bukanlah pekerjaan mudah, butuh ketekunan dan kesabaran.

Terlebih bila ia mengajar Sekolah Luar Biasa (SLB).

Inilah yang dilakoni Mohamad Hikmat, guru SLB di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Mohamad Hikmat juga menjadi bukti seorang penyandang disabilitas seperti dirinya juga bisa mandiri.

Setiap hari, Hikmat berangkat menuju sekolah menggunakan sepeda motor yang dimodifikasi.

Hal tersebut dilakukan lantaran ia tidak memiliki kaki.

Dilansir dari Kompas TV, Hikmat memanfaatkan papan luncur atau skateboard sebagai alat bantunya agar memudahkan dirinya menjangkau lokasi mengajar.

Berita Rekomendasi

Penyandang tuna daksa ini menggunakan tangannya sebagai penopang saat meluncur pakai skateboard.

Hikmat mengajar anak-anak dengan tunagrahita.

Demi mempersiapkan masa depan, ia dengan semangat memberikan ilmu kepada peserta didiknya.

"Mengajar anak-anak dengan tuna grahita C1 harus punya kesabaran tinggi dan tidak mudah emosi," tutur Hikmat.

Lolos CPNS

Mohamad Hikmat, warga Kampung Cicau RT 3 RW 5 Desa Selaawi, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi lolos seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).

Penyandang tuna daksa ini ditempatkan menjadi pengajar di SLB Negeri Batang, Jawa Tengah.

Alumni Jurusan Pendidikan Luar Biasa Universitas Islam Nusantara Bandung 2017 itu mengakui, perjalanan menjadi CPNS tidaklah mudah.

Diwartakan oleh TribunJateng.com, di awal pendaftaran, ia mengaku pesimis.

"Saya tidak banyak berharap. Untuk berjalan saja, saya harus dibantu skateboard. Saya hanya pengen tahu saja, bagaimana perjalanan menjadi CPNS itu. Biar mendapat pengalaman."

"Setelah ikut tes di Stadion Pandanaran Wujil Ungaran, saya sempat ketinggalan kereta di Stasiun Tawang. Akhirnya, saya tidur di stasiun dan ikut kereta berikutnya," tuturnya.

Ketika menerima pengumuman dan dinyatakan lolos, Hikmat mengakui, pemerintah memang sangat perhatian kepada dirinya dan 12 penyandang disabilitas yang diterima menjadi CPNS.

Pemberkasan yang disyaratkan pada Senin (25/3/2019) pun membuat dirinya harus kembali ke Semarang.

Pernah Menjadi Pengemudi Taksi Online

Sebelumnya, Hikmat bekerja sebagai pengemudi taksi online.

Seusai diterima seleksi CPNS, Hikmat meninggalkan pekerjaannya sehari-hari itu.

"Bapak saya, tukang tensi keliling dari kampung ke kampung. Ibu hanya dirumah. Saya tinggal di Jakarta bersama kakak," ujarnya.

Baginya, pengalaman menjadi tenaga pengajar di SLB Ajiterep Cimahi, SLB Adzkia, SLB Budi Nurani, SLB Bakti Pertiwi dan tenaga lepas di kantor BPJS membuat pengalamannya bertambah.

Mohamad Hikmat seorang tuna daksa yang lolos CPNS Pemprov Jateng yang sedang menerima SK dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Mohamad Hikmat seorang tuna daksa yang lolos CPNS Pemprov Jateng yang sedang menerima SK dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (ISTIMEWA)

Pernah Menjadi Pengemudi Taksi Online

Sebelum menjadi guru, Hikmat bekerja sebagai pengemudi taksi online.

Seusai diterima, Hikmat meninggalkan pekerjaannya sehari-hari itu.

"Bapak saya, tukang tensi keliling dari kampung ke kampung. Ibu hanya di rumah. Saya tinggal di Jakarta bersama kakak," ujarnya.

Baginya, pengalaman menjadi tenaga pengajar di SLB Ajiterep Cimahi, SLB Adzkia, SLB Budi Nurani, SLB Bakti Pertiwi dan tenaga lepas di kantor BPJS membuat pengalamannya bertambah.

Sulit Mencari Pekerjaan

Diakuinya, pada 2012, ia merasakan susahnya mencari pekerjaan.

Keputusan kuliah pun ia lakukan agar mendapat kompetensi yang mumpuni.

Beruntung, pemerintah mengeluarkan peraturan jika setiap instansi wajib membuka peluang satu persen dari jumlah yang dibutuhkan untuk disabilitas.

Aksesibilitas kaum difabel pun dibangun agar kesempatan semakin terbuka lebar.

"Tentu saya berharap, nanti bisa bekerja, menjaga integritas, nama baik, tidak korupsi, jujur, agar mendapat keberkahan."

"Selain itu, bisa memotivasi orang lain, untuk tergerak lebih maju," katanya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjelaskan, pihaknya sudah sering meminta seluruh gedung perkantoran dan pelayanan publik harus ramah difabel, termasuk pedestrian.

Kalangan difabel pun juga dilibatkan dalam proses pembangunan.

Misalnya dalam Musrenbangwil Jateng di beberapa wilayah akhir-akhir ini.

"Bantuan pelatihan maupun sarana dan prasarana juga kami berikan," tandasnya.

Saat memberikan SK kepada Hikmat, Ganjar juga berpesan untuk memiliki semangat dan pantang mundur, menjaga integritas dan tidak korupsi dan tidak berbohong.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani) (TribunJateng.com/Faisal Affan)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas