Perut Kembung Bikin Anak Orangutan yang akan Diselundupkan ke Rusia Ogah Makan
Bonbon dirawat sejak 9 bulan lalu dan mengalami trauma, ketakutan karena sebelumnya dimasukkan ke dalam koper
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Medan M Andimaz Kahfi
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) bernama Bonbon (3) akhirnya bisa menghirup udara bebas setelah sampai di terminal pengambilan kargo di Bandara Internasional Kualanamu, pada Selasa (17/12/2019) pukul 10.15 WIB.
Terlihat dari celah lubang kandangnya, orangutan bernama Bonbon bermain-main dengan handuk putih.
Orangutan itu baru saja menempuh perjalanan jauh dari Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, pada Selasa dini hari.
Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah I, Mustafa Imran Lubis mengatakan, Bonbon berasal dari BKSDA Bali yang sebelumnya menemukannya hendak diselundupkan ke Rusia.
Penyelundupan orangutan melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar itu, teridentifikasi melalui proses penelitian di LIPI.
"Ini dilakukan translokasi dari BKSDA Bali karena memang jenisnya orangutan sumatera. Selanjutnya orangutan ini ini akan melalui proses rehabilitasi di Batu Mbelin, punya Sumatera Orangutan Conservation Programme (SOCP)," kata Mustafa, Selasa (17/12/2019).
Baca: Begini Kabar Terakhir Bayi Orang Utan Sumatera yang akan Diselundupkan ke Rusia
Baca: Perkuat 70 Tahun Hubungan Bilateral, Yasonna Teken Perjanjian MLA Indonesia-Rusia
Baca: Berasal dari Rusia, FBI Curigai FaceApp sebagai Aplikasi Berbahaya
Dia mengaku tidak mengetahui bagaimana orangutan dari Sumatera bisa sampai ke Bali.
Orangutan tersebut didapatkan oleh warga negara Rusia dari seorang rekannya.
"Ini dia mendapatkan dari rekannya untuk dibawa ke Rusia. Bagaimana orangutan ini bisa sampai ke Bali, kita juga tak tahu," ujarnya.
drh Yohana, dari Bali Safari and Marine Park mengatakan, pihaknya merawat Bonbon sejak 9 bulan lalu.
Saat itu Bonbon trauma dan ketakutan karena sebelumnya dimasukkan ke dalam koper.
Setelah diberi perawatan intensif dari tim medis dan keeper kondisinya membaik, tapi masih perlu pendekatan.
Dengan orang baru, dia masih agak perlu waktu.
Selain trauma dan ketakutan, perut Bonbon kembung sehingga tidak mau makan.
"Yang dibutuhkan Bonbon sekarang ini, walaupun memang sudah baik, tapi kalau mau dilepasliarkan harus direhabilitasi dulu karena sudah jinak, sudah lama hidup dengan orang," ungkap drh Yohana.
Humas BKSDA Bali, Fathur Rohman mengatakan, Bonbon merupakan sitaan dari penegakan hukum di Bali. Ketika itu, ada koper yang masuk pemeriksaan X-Ray dan mencurigakan.
Petugas Avsec kemudian membuka koper tersebut dan ternyata berisi primata.
Baca: Startup Rusia Produksi Massal Robot Humanoid yang Bisa Mirip Kamu
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: 6 December 1917 - Finlandia Menyatakan Merdeka dari Rusia
Baca: Bayi Ini Dibuang Ibunya Sendiri dan Disia-siakan, Siapa Sangka Kini Jadi Selebriti Cantik Ternama
"Kemudian pihak Avsec menghubungi BKSDA Bali untuk mengidentifikasinya," sebutnya.
Kasus penyelundupan orangutan tersebut sudah diproses dan memiliki kekuatan hukum tetap.
Pelaku penyelundupan, Zhestkov Andrei, warga negara Rusia, divonis penjara selama 1 tahun dan denda Rp 10 juta.
"Ini juga kenapa ditranslokasi ke Medan karena sudah uji DNA ke Puslit LIPI dan hasilnya Bonbon identik dengan orangutan sumatera. Kita kemudian koordinasi dengan BBKSDA Sumut untuk ditranslokasi ke sini," jelasnya.
Diketahui, orangutan Bonbon disita dari upaya penyelundupan dari Bandara I GUsti Ngurah Rai, Denpasar pada 22 Maret lalu oleh seorang pria berkewarganegaraan Rusia, Zhestkov Andrei.
Bonbon ditemukan dalam kondisi tidur di dalam koper.
Selain orangutan, petugas juga menemukan 2 ekor tokek dan 5 ekor kadal.
Satwa-satwa tersebut akan diselundupkan ke Vladivostok, Rusia. (mak/tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul NNyaris Diselundupkan ke Rusia, Orangutan Bonbon Belum Mau Makan Akibat Perut Kembung