Wisatawan yang Berkunjung ke Pulau Bali Dilarang Bawa Makanan Berbahan Babi
Pihaknya juga meminta kepada maskapai penerbangan untuk segera memusnahkan sisa makanan dari penumpang
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Bali I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Pemerintah Provinsi Bali sudah melarang para wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata untuk membawa makanan yang berasal dari bahan-bahan babi atau mengandung babi.
Tak hanya melarang wisatawan, pengiriman daging babi dari luar negeri ke Bali juga disetop untuk sementara waktu.
Hal itu dilakukan guna mencegah adanya penyakit African Swine Fever (ASF) atau yang lebih dikenal dengan Demam Babi Afrika.
"Kita melarang wisatawan membawa makanan yang berasal dari babi untuk masuk ke Bali," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali I Wayan Mardiana saat ditemui Tribun Bali di ruang kerjanya, Selasa (17/12/2019).
Pihaknya juga meminta kepada maskapai penerbangan untuk segera memusnahkan sisa makanan dari penumpang.
Baca: Upaya Peningkatan Devisa, Wishnutama Targetkan Kunjungan Turis dari 10 Negara Ini Meningkat
Baca: Rocky Gerung Diseruduk Babi di Lampung, Henry Yosodiningkrat Kawatir Alami Ini Bila Datang Lagi
Baca: Member Startup Ini Dimungkinkan Bisa Free Jalan-Jalan Hanya dengan Menyebarkan Link Afiliasi
"Tidak boleh sisa makanan itu dibuang, apalagi jika makanan tersebut dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)," kata dia.
Menurutnya, hal ini sudah berdasarkan hasil diskusi yang pihaknya lakukan bersama otoritas bandara, maskapai penerbangan, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali dan gabungan dari para peternak babi.
Dijelaskan olehnya, Bali saat ini tengah mewaspadai ancaman dari penyakit ASF dan pihaknya mengaku telah melakukan pengecekan di beberapa peternak babi.
Salah satu peternakan babi yang dilakukan pengecekan yakni yang berlokasi di daerah Pesanggaran, Denpasar.
Di sana diambil beberapa sampel dan dilakukan pemeriksaan di laboratorium.
Dari hasil pengecekan tersebut, sampai saat ini di Bali memang belum ditemukan adanya ASF.
"Jadi saya ingin luruskan bahwa sampai saat ini masih aman-aman saja dari ASF," jelasnya.
Meski begitu pihaknya terus mengimbau kepada masyarakat agar waspada terkait adanya isu ASF ini.
Kepada para peternak babi pihaknya meminta untuk menyetop sementara dalam memanfaatkan sisa makanan dari hotel, restoran maupun katering.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Waspada Demam Babi Afrika, Pengiriman Daging Babi ke Bali Disetop, Wisman Diperingatkan Keras