Fenomena Tanah Gerak di Desa Melis Trenggalek, 5 Rumah Warga dan Masjid Retak-retak
Tanah gerak yang kini terjadi di Desa Melis, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek menyebabkan lima rumah dan satu masjid retak-retak.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, TRENGGALEK - Tanah gerak yang kini terjadi di Desa Melis, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek menyebabkan lima rumah dan satu masjid retak-retak di dinding dan lantainya.
Kepala Desa Melis, Ferry Adi Kusuma menuturkan, tanah gerak ini pertama kali terjadi di Desa Melis.
Di Kabupaten Trenggalek, tanah gerak beberapa kali terjadi, terutama saat pergantian musim kemarau dan penghujan.
Namun, kebanyakan tanah gerak terjadi di daerah pegunungan.
"Baru pertama kali terjadi di sini (Desa Melis)," kata Ferry Adi Kusuma, Jumat (27/12/2019).
Retakan tanah mulai terlihat siginifikan sekitar lima bulan belakangan.
Pada saat sebelum-sebelumnya, retakan tanah masih terlihat tipis.
Pemandangan semacam itu juga banyak terlihat saat TribunJatim.com datang ke Desa Melis, Jumat (27/12/2019).
Tanah gerak terjadi di RT/RW 09/04.
Lokasi tanah gerak berjarak antara 20 sampai 100 meter dari sungai yang melintas di Desa Melis.
Di sisi lain, Sujiati (56) tak kuasa menahan sedih sekaligus khawatir ketika bertemu dengan Kepala Desa Melis, Ferry Adi Kusuma.
Saat itu ia tengah berada di rumah tetangganya, rumah yang selama ini ia tinggali rusak terdampak tanah gerak.
"Pak, tolong diperbaiki," kata Sujiati, sambil memeluk kepala desa.
Lantai rumah Sujiati retak-retak terdampak tanah gerak.
Baca: Sebelum Meninggal dengan Luka Sayatan di Leher, Ilyas Berencana Pulang ke Trenggalek Bersama Paman
Baca: Ilyas Setiawan, TKI yang Meninggal dengan Luka Sayatan Sudah 2 Tahun Merantau ke Malaysia
Keretakan parah terjadi pada Rabu (25/12/2019).
Tanah tiba-tiba retak cukup parah setelah hujan deras terjadi di tempat itu.
Selama ini, Sujiati tinggal sendiri di rumah tersebut.
Bangunan rumah tergolong sederhana, ruang tamu kecil yang dijadikan tempat tidur dan satu kamar.
Beberapa waktu lalu, Sujiati yang juga seorang janda mendapat bantuan bedah rumah.
Baca: Larung Sembonyo, Nelayan Prigi Kabupaten Trenggalek Lepas Tumpeng 3 Meter di Tengah Laut
Baca: Dicari 6 Hari, Pemancing di Trenggalek yang Hilang Ditemukan dalam Kondisi Meninggal Dunia
"Kami rencanakan menggeser rumahnya supaya bisa ditempati," kata Ferry.
Kepada Sujiati yang tampak sedih, ia berusaha menenangkan. Retakan di rumah Sujiati cukup parah.
Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Trenggalek, panjang retakan sekitar 30 sentimeter (cm).
Sementara lebar dan kedalamannya 20 cm x 130 cm.
Dua hari setelah retakan pertama terjadi, lubang-lubang retakan sudah ditutup dengan tanah.
Sejauh ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek masih akan menganalisis penyebab tanah gerak di Desa Melis.
Baca: Satu Lagi Korban Pesta Miras di Trenggalek Meninggal, Korban Bertambah Jadi Tiga Orang
Baca: Satu Lagi Korban Pesta Miras di Trenggalek Meninggal, Korban Bertambah Jadi Tiga Orang
"Teman-teman relawan sudah ke lokasi. Tapi kami belum menganalisa penyebabnya," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek Joko Rusianto, Jumat (27/12/2019).
Setelah ini, tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) akan ke lokasi untuk menganalisa penyebab tanah retak secara pasti.
Setelah mengetahui penyebab pastinya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baru akan menentukan tindak lanjut ke depan.
Secara umum, fenomena tanah gerak di Kabupaten Trenggalek tergolong hal yang wajar.
Utamanya terjadi musim peralihan antara kemarau dan penghujan.
"Wajar di musim seperti ini," imbuh Joko Rusianto.
Paling sering, fenomena tanah gerak terjadi di Kecamatan Tugu, Bendungan, dan Panggul. Ketiganya berada di wilayah pegunungan.
Kejadian di Desa Melis tergolong berbeda karena terjadi di dataran rendah.
"Tapi tidak selalu di pegunungan, di daratan rendah juga bisa terjadi," ujar Joko Rusianto.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Fenomena Tanah Retak di Desa Melis Trenggalek Bikin Warga Khawatir, 'Baru Pertama Kali Terjadi'
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.