Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kecelakaan Bus Sriwijaya, Tak Bisa Dipastikan Lewat TAA, Sopir Tak Mengerem hingga Pengakuan Kernet

Kepolisian kesulitan untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan Bus Sriwijaya yang terjun di Sungai Lematang, Pagaralam, Sumatera Selatan (Sumsel).

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Kecelakaan Bus Sriwijaya, Tak Bisa Dipastikan Lewat TAA, Sopir Tak Mengerem hingga Pengakuan Kernet
BASARNAS PALEMBANG via SRIPOKU
Kecelakaan Bus Sriwijaya: Tak Bisa Dipastikan Lewat TAA, Sopir Tak Mengerem hingga Pengakuan Kernet 

TRIBUNNEWS.COM - Pihak kepolisian kesulitan untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan Bus Sriwijaya yang terjun di Sungai Lematang, Pagaralam, Sumatera Selatan (Sumsel).

Dilaporkan Bus Sriwijaya rute Bengkulu-Palembang tersebut mengalami kecelakaan terjun ke jurang di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, Selasa (24/12/2019).

Meski telah menggunakan alat analisis yang cukup canggih, namun Ditlantas Polda Sumsel masih kesulitan untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan tersebut.

Seperti dikutip dari Sripoku.com, hal itu lantaran bus tak bisa diangkat atau dibawa ke titik awal tempat jatuhnya bus.

Selain itu, dijelaskan Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Supriadi, titik awal kecelakaan ke jurang membutuhkan waktu yang cukup lama.

Padahal durasi rekaman alat analisis kecelakaan yakni Traffic Accident Analisis (TAA) hanya 20 menit.

"Kendalanya itu tadi karena rentang waktu dari titik awal kecelakaan ke jurang harus ditempuh 20 menit.

Berita Rekomendasi

"Terlebih menuju ke lokasi tidak bisa menggunakan kendaraan, harus berjalan kaki," jelasnya.

Untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan Bus bernopol BD 7031 AU itu, pihak kepolisian nantinya akan melakukan analisa ulang secara manual.

Caranya yakni dengan memotong-motong badan bus dan meletakkan bgian bus di titik awal hingga jatuh ke jurang.

"Susah untuk menganalisanya padahal alat sudah terbilang canggih," terang Kabid Humas Polda Sumsesl, Kombes Pol Supriadi.

Tak Ada Rem

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menemukan fakta bahwa tidak ada bekas pengereman di lokasi sekitar pembatas jalan.

Ketua Tim Investigasi KNKT Ahmad Wildan menduga ada prosesdur keselamatan berkendara yang dilanggar sopir bus.

Hal itu berdasar keterangan yang ia dapat dari para korban selamat yanga mengatakan bahwa bus tersebut melaju dengan kecepatan tinggi.

"Pemeriksaan tim terhadap korban selamat pada kecelakaan tersebut diketahui bus melaju dengan kecepatan tinggi.

Tidak ada bekas atau jejak rem di lokasi terjadinya kecelakaan itu," kata Ahmad Wildan, dikutip dari Kompas.com.

Bagian Depan Bus Terlebih Dulu

Sementara itu, analisa sementara Ditlantas Polda Sumsel, Bus Sriwijaya tujuan Bengkulu-Palembang tersebut terjun ke jurang dengan bagian depan terlebih dahulu.

Hal itu dilihat dari korban tewas merupakan yang duduk di bagian depan bus.

Sementara korban yang selamat termasuk kernet bus, duduk di belakang bus.

"Sopir bus yakni Ferry yang tewas. Kernetnya selamat karena dia berada di bagian belakang. Itu analisanya sementara," kata Supriadi, dikutip Sripoku.com.

Pengakuan Kernet

Pengakuan sang kernet, Reki, saat itu ia sedang tidur untuk istirahat di bagian belakang bus.

"Saya sedang tidur dibelakang, dan kemudian saat bus masuk ke jurang saya terpental ke depan," ujar Reki, dikutip Tribunnews.com.

Reki menyebut sang sopir dalam keadaan sehat serta bus dalam kondisi bagus.

Sebelumnya pun sang sopir sempat ngopi dan makan.

"Kondisi mobil bagus, tidak ada kendala, rem bagus," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Tio/Rizky, Sripoku.com/M.Ardiansyah, Kompas.com/Firmasnyah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas