Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lagi, Pesilat Muda Tewas di Tangan Pelatihnya

Pendekar yunior berinisial RSS (16) meninggal saat mengikuti latihan rutin perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Lagi, Pesilat Muda Tewas di Tangan Pelatihnya
Istimewa/TribunJatim.com
Kondisi korban sesaat setelah dibawa ke Puskesmas Kabuh, Jombang 

TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Seorang pendekar muda di Jombang meninggal dunia karena gerakan dari pelatihnya.

Pendekar yunior berinisial RSS (16) meninggal saat mengikuti latihan rutin perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).

Korban yang juga pelajar SMP, warga Dusun Jatidrenges Desa Kedungjati Kecamatan Kabuh, Jombang, diduga meninggal usai ditendang pelatihnya.

Insiden maut ini terjadi di Dusun Jatidrenges Desa Kedungjati Kecamatan Kabuh, Kamis (26/12/2019) malam sekitar pukul 21.30 WIB.

Saat itu, korban bersama dengan 6 temannya mengikuti latihan rutin beladiri PSHT di pekarangan rumah milik Hentri, warga setempat.

Korban dan teman-temanya dilatih oleh MA (16), pesilat lebih senior, siswa sebuah SMK yang juga warga setempat.

Kondisi korban sesaat setelah dibawa ke Puskesmas Kabuh, Jombang
Kondisi korban sesaat setelah dibawa ke Puskesmas Kabuh, Jombang (Istimewa/TribunJatim.com)

Informasi dari kepolisian menyebut, saat itu pelatih (MA) memberikan latihan dengan cara menendang semua juniornya.

Berita Rekomendasi

Tendangan tersebut mengarah ke ulu hati.

Setelah memberikan tendangan kepada semuanya, kemudian dilanjutkan ke latihan otot perut.

"Saat itulah korban mengaku pusing dan terlihat sesak nafas. Melihat kondisi korban, rekan-rekannya membawa ke Puskesmas Kabuh. Namun tiba di pukesmas, korban sudah meninggal dunia," ujar Kapolsek Kabuh AKP Rudi Darmawan kepada Tribunjatim.com, Jumat (27/12/2019).

Kasus ini kini ditangani polisi. Beberapa orang saksi, di antaranya rekan korban yang mengikuti latihan diminta keterangan polisi.

Baca: Guru SMP di Jombang Ditemukan Tewas di Rumahnya dengan Luka Sayat, Polisi Tunggu Hasil Autopsi

Baca: Sendirian di Rumah, Bu Guru di Jombang Bernasib Nahas, Keluarga Temukan Korban di Depan Kamar Mandi

"Kami lakukan autopsi dan kasusnya kami limpahkan ke Unit PPA (Pelayanan Perempuan dan Anak) Satreskrim Polres Jombang, karena semua yang terlibat, baik pelaku maupun korban masih anak-anak," kata Rudi Darmawan.

Saling Ejek Picu Aksi Lempar

Sebelumnya, juga ada kasus lain yang melibatkan perguruan silat.

Rombongan anggota perguruan silat terlibat aksi fisik dengan warga Desa Bantengan dan Desa Sebalor, Kecamatan Bandung, Tulungagung, Rabu (25/12/2019).

Dua rumah warga mengalami kerusakan karena aksi saling lempar dua pihak yang bertikai.

Selain itu ada seorang pemotor yang melintas juga menjadi korban pengeroyokan, massa yang mengenakan atribut Pagar Nusa (PN).

Baca: Cerita Pasutri dan Dua Anaknya Menyelamatkan Diri Sesaat Sebelum Mobilnya Hancur Ditabrak Kereta Api

Baca: Sungai Avur Jombang Tercemar Klorin dan Belerang, 2 Pabrik Kertas Diselidiki

Informasi di lapangan menyebutkan, kejadian bermula saat rombongan massa perguruan silat ini konvoi dari Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.

Sesampai di Desa Bantengan, mereka terlibat saling ejek dengan warga Desa Bantengan.

Dari saling ejek, akhirnya mereka terlibat aksi saling melempar.

Polisi berhasil meredakan situasi, dan massa melanjutkan perjalanan.

Namun massa kemudian perpapasan dengan Hendi Widianata, warga Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek di Desa Sebalor, Kecamatan Bandung.

Hendi sempat menepi dan berlindung di balik mobil sedan yang tengah parkir.

Baca: Sempat Bikin Heboh dengan Batu Ajaibnya, Begini Kabar Ponari, Kaya Mendadak dan Tak Mau Sekolah

Baca: Geger Penemuan Jasad Wanita di Belakang Pabrik, Tak Gunakan Celana Dalam dan Tanpa Identitas

Namun setelah kawalan polisi lewat, ada sejumlah orang yang turun dari motor dan mendekatinya.

Hendi sempat ditanya, apakah dari pergurun silat dan dijawab bukan.

Hendi kemudian ditarik dari motornya dan dikeroyok oleh sejumlah orang.

Belum selesai, pria malang ini dimasukkan ke sebuah ruko kosong dan masih dihajar lagi.

Ia kemudian dimasukkan ke dalam parit, dan akhirnya diselamatkan oleh polisi.

Sedangkan satu temannya menyelamatkan diri ke rumah warga setempat.

Kasat reskrim Polres Tulungagung, AKP Hendi Septiadi membenarkan kejadian itu.

"Kami sudah menerima laporan itu sejak kemarin, dan saat ini sudah dilakukan penyelidikan," ujar Hendi.

Polisi tengah mengumpulkan barang bukti, termasuk rakaman video dan foto untuk melakukan identifikasi.

Pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) memeragakan jurus saat mengikuti kegiatan Bumi Reog Berzikir 2018 dan Deklarasi Pemilu Damai di Alun-alun Ponorogo, Jawa Timur, Minggu (30/12/2018). Kegiatan yang diikuti 45.024 pesilat PSHT dari 307 desa dan kelurahan di Ponorogo tersebut dicatat dan mendapatkan piagam dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) sebagai rekor zikir dan gerakan kolosal pencak silat dengan peserta pendekar terbanyak. TRIBUNNEWS/HO
Pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) memeragakan jurus saat mengikuti kegiatan Bumi Reog Berzikir 2018 dan Deklarasi Pemilu Damai di Alun-alun Ponorogo, Jawa Timur, Minggu (30/12/2018). Kegiatan yang diikuti 45.024 pesilat PSHT dari 307 desa dan kelurahan di Ponorogo tersebut dicatat dan mendapatkan piagam dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) sebagai rekor zikir dan gerakan kolosal pencak silat dengan peserta pendekar terbanyak. TRIBUNNEWS/HO (TRIBUN/HO)

Diharapkan dari video dan foto itu bisa mengarahkan siapa saja pihak yang terlibat.

Masih menurut Hendi, sebenarnya polisi melakukan pengawalan massa yang konvoi.

Namun karena ada aksi saling ejek dengan warga, akhirnya terjadi tindakan di luar kontrol.

Setelah kejadian itu pihak PN sudah meminta maaf dan berencana mengganti kerusakan, serta menanggung pengobatan korban.

"Namun ternyata korban menolak upaya perdamaian ini dan menuntut melanjutkan ke ranah hukum," kata Hendi.

Baca: Kisah Keluarga yang Selamat Saat Mobil yang Ditumpangi Terseret Kereta Hingga 500 Meter

Baca: Geger Penemuan Jasad Wanita di Belakang Pabrik, Tak Gunakan Celana Dalam dan Tanpa Identitas

Sekretaris PN Cabang Tulungagung, Suwito membernarkan kejadian pengeroyokan oleh massa yang menggunakan atribut organisasinya.

Suwito mempersilakan polisi untuk melakukan proses hukum.

Bahkan Suwito siap membantu polisi, jika ada anggota PN yang terlibat.

"Saya menolak ini dikaitkan dengan PN, karena apa yang dilakukan mereka merupakan aksi individu," tegasnya. (David Yohanes)

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Pesilat Muda di Jombang Tewas karena Gerakan Pelatih, Polisi Kuak Fakta Kondisi Korban Sebelum Tewas

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas