Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ratemi Hanya Bisa Memandang Jasad Anaknya yang Ditemukan Tercabik-cabik Akibat Diterkam Harimau

Ratemi (50) dan Purwanto (50) tak menyangka putri pertamanya Sulis Setiawati (30) menjadi korban keganasan harimau.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Ratemi Hanya Bisa Memandang Jasad Anaknya yang Ditemukan Tercabik-cabik Akibat Diterkam Harimau
Kolase Sripoku
Sulistiawati (31), warga Muaraenim korban tewas dimangsa oleh Harimau Sumatera 

TRIBUNNEWS.COM, MUARA ENIM - Ratemi (50) dan Purwanto (50) tak menyangka putri pertamanya Sulis Setiawati (30) menjadi korban keganasan harimau.

Sulis Setiawati, warga Dusun V Sidodadi Desa Padang Bindu, Kecamatan Panang Enim, Kabupaten Muara Enim diduga diterkam Harimau saat sedang mandi.

Tampak suasana duka menyelimuti kediaman Purwanto yang tak lain orang tua korban.

Tetangga pun tak henti-hentinya berdatangan.

Baik yang ingin menyampaikan bela sungkawa maupun yang ingin tahu cerita terkait kejadian yang menimpa ibu dari satu anak tersebut.

Baca: Wanita Muara Enim Tewas Diterkam Harimau, Diduga Jasadnya Dibawa ke Atas Jurang Lalu Menggelinding

Dikatakan Ratemi (50) sebelum tewas, korban masih sempat bertemu dan pamit dengannya karena ingin mandi sembari mengecek kebun durian miliknya yang sedang berbuah.

"Dia sempat pamit dengan saya dan bilang katanya mau mandi di kebun, namun sempat saya suruh bayar arisan dulu dan kemudian dia sempat minta makan di rumah neneknya," katanya, Sabtu (28/12/2019).

Berita Rekomendasi

Ia juga mengungkapkan setelah korban pergi mandi, hingga sore korban tak kunjung pulang.

"Tiba-tiba saya dengar wak korban, kakak saya pulang kerumah dan bilang bahwa ia bertemu dan berhadapan dengan harimau, ukurannya sekitar 2 meter."

"Ia sempat bertatapan langsung dan saling berhadapan, perlahan-lahan mundur dan langsung berlari, mendengar hal tersebut saya tidak banyak bicara, saya langsung teringat Sulis yang sedang mandi, karena lokasi harimau yang dilihat wak Sulis tidak berjauhan dengan tempat ia mandi."

Baca: Pamit Mandi, Warga Muara Enim Ini Tewas dengan Luka Cakaran dan Gigitan, Diduga Diterkam Harimau

Sesampainya di lokasi pemandian, Ratemi langsung mencari Sulis, tapi dia sudah tidak ada, sementara alat mandinya masih ada.

"Saya panik dan berusaha menncari dia, handuknya saya temukan sudah bergeser dari tempat pemandiannya, tapi tetap tidak bertemu. Saya langsung pulang dan memberitahu keluarga untuk membantu mencari Sulis," ungkapnya.

Dikatakan Ratemi, Sulis adalah anak pertamanya dan telah memiliki satu orang putra bernama Reka Wijaya (9).

Baca: Jasad Sulis Ditemukan Penuh Luka Cakaran dan Gigitan, Diduga Diterkam harimau

"Sulis sudah pisah dengan suaminya, sehari-hari ia bergantung hidup dengan berkebun dan setelah Sulis tidak ada ini, kamilah yang akan mengasuh anaknya, kasian Reka, masih kecil sudah di tinggal ibunya untuk selama-lamanya," katanya.

Dikatakannya saat ini, ia dan keluarga telah mengikhlaskan kepergian putrinya tersebut.

"Saya tidak ada firasat apa-apa, kalau Sulis akan pergi, diapun tidak melihatkan tanda-tanda aneh, kami ikhlas, mungkin ini sudah suratan anak kami," katanya.

Baca: Tim Sar Gabungan Tetap Lakukan Penyisiran, Meski Seluruh Korban Bus Sriwijaya Telah Ditemukan

Ditambahkan Purwanto, Ayah korban saat mendengar cerita istrinya bahwa Sulis hilang ia pun berusaha berpikir jernih.

"Pikiran pasti sudah berurusan dengan nyawa dan ada hal yang buruk sudah menimpa anak saya, awalnya langsung ketempat pemandian untuk mencari Sulis, tapi berusaha menenangkan diri." ungkapnya.

Ratemi lalu berpikir karena hari sudah gelap dan tak membawa senter, akhirnya ia pulang dan minta bantuan warga untuk mencari Sulis.

Ia pun tak bisa berbicara banyak saat melihat Sulis ditemukan dalam kondisi yang tragis.

"Saya hanya bisa memandangi dia saja, saya lihat kaki kiri dan kanan anak saya sudah putus, kemaluan habis dan leher pun hampir putus," katanya.

Ia juga meminta pemerintah untuk dapat mencarikan solusi terkait peristiwa tersebut.

"Kami tidak berani ke kebun, padahal hidup kami hanya bergantung hidup dengan bertani. Kami berharap pemerintah dapat bertindak untuk memberikan rasa aman, jangan sampai ada korban lagi, cukup Sulis anak kami saja," katanya.

Kata polisi

Kepolisian memastikan Sulis Setiawati (30) yang ditemukan tewas di kebunnya di Talang Tinggi, Desa Padang Bindu, Kecamatan Panang Enim, Kabupaten Muara Enim diterkam binatang buas.

Kapolres Muara Enim AKBP Afner Juwono mengatakan pihaknya menemukan sikat gigi dan handuk yang dipakai korban saat menyisir lokasi ditemukannya jenazah Sulis.

"Kita datang kesini untuk mengecek langsung lokasi kejadian setelah ditemukannya jenazah seorang wanita tidak jauh dari lokasi pemandian."

"Di TKP kami menemukan alat bukti sebuah sikat bekas korban mencuci, dan 10 meter kearah timur kami menemukan bekas handuk," kata AKBP Afner Juwono saat ditemui Tribunsumsel.com, Sabtu (28/12/2019) di lokasi kejadian.

Baca: Seorang Wanita di Muara Enim Tewas Diterkam Harimau Saat Mandi, Ini Kronologinya

Setelah ditelusuri lagi sekitar 60 meter dengan tebing terjal sekitar 75 derajat kita temukan bercak darah dan kuat dugaan Sulis memang dimakan binatang buas.

Ia juga mengatakan hal ini diperkuat dengan adanya salah satu saksi mata yang tak lain adalah paman korban yang sebelum kejadian melihat langsung harimau tersebut.

"Tadi telah kita lakukan tes dari darah yang ada dilapangan, dipastikan itu adalah darah korban yang setelah diterkam, dibawa oleh hewan tersebut ke atas jurang dan kemudian jasadnya menggelinding dan tersangkut di sebuah pohon," katanya.

Baca: Polisi Pastikan Bercak Darah di Kebun Kopi Milik Sulistiawati yang Tewas Diterkam Harimau

Ia juga mengatakan dari sekitar lokasi kejadian, pihaknya juga telah menemukan beberapa jejak harimau.

"Kami telah menelusuri dan dari hasil penelusuran memang ada jejak harimau dan untuk langkah kedepan kita berkoordinasi dengan bupati dan sejumlah pihak terkait untuk duduk bersama dan mencarikan solusinya," jelasnya.

Lokasi kejadian bukan lagi di kawasan hutan lindung namun sudah HPL, artinya hewan tersebut sudah keluar dari habitatnya.

Baca: Mantan Kades di Musi Banyuasin Bacok Kepala Desa dan Seorang Warga, Ditangkap Setelah Buron Setahun

Untuk itu, lanjutnya pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di hutan pada malam hari.

"Karena sifatnya dia keluar pada waktu malam hari, jadi kita himbau masyarakat setelah jam 17.00 WIB tidak lagi di hutan, dan himbauan-himbauan itupun sudah kita pasang dibeberapa tempat untuk mengantisipasi hal serupa tidak terulang," katanya.

Diterkam saat mandi

Sulistiowati (30), warga Kampung 5 Talang Tinggi, Desa Padang Bindu, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan ditemukan tewas dengan kondisi tubuh tercabik-cabik, Jumat (27/12/2019).

Diduga wanita tersebut menjadi korban terkaman harimau.

Serangan ini diketahui setelah ada seorang warga yang hendak berkebun melihat seekor harimau melintas.

Baca: Polisi Pastikan Bercak Darah di Kebun Kopi Milik Sulistiawati yang Tewas Diterkam Harimau

Kejadian itu kemudian dilaporkan kepada kepala dusun setempat.

Saat warga tiba di lokasi dilintasi harimau, Purwanto yang merupakan ayah dari Sulistiowati menyampaikan anaknya sedang mandi tak jauh dari penampakan hewan buas itu. 

Warga setempat pun akhirnya langsung berkumpul dan mencari keberadaan Sulistiowati.

Baca: Jasad Sulis Ditemukan Penuh Luka Cakaran dan Gigitan, Diduga Diterkam harimau

Saat dicari, handuk yang digunakan korban terlihat berada tak jauh dari lokasi air pancuran.

Setelah dilakukan pencarian lebih lanjut, Sulistiowati ternyata ditemukan sudah tercabik-cabik diduga diterkam harimau.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan Genman Suhefti Hasibuan membenarkan jika ada seorang warga diduga tewas diterkam harimau.

"Pagi ini saya baru tahu kabar itu dari laporan petugas di lapangan. Informasinya memang ada warga yang meninggal diterkam harimau," kata Genman, Sabtu (28/12/2019).

Baca: Bus Sriwijaya Masuk Jurang, Kondektur Bus Angkat Bicara, KNKT Ungkap Dugaan Penyebab Kecelakaan

Genman menjelaskan, petugas lapangan saat ini masih memeriksa lokasi tersebut masuk wilayah perbatasan hutan lindung atau tidak.

Sebelum serangan ini terjadi, BKSDA Sumatera Selatan sudah memberikan sosialisasi kepada masyarakat soal serangan harimau.

Beberapa kamera juga telah dipasang untuk menangkap pergerakan hewan tersebut.

Dengan adanya kejadian ini, berarti sudah lima orang di Sumatera Selatan tewas akibat serangan harimau.

Sebelumnya, enam orang petani di Pagaralam dan Lahat diterkam harimau.

Dari enam kejadian itu, empat di antaranya tewas. 

Sementara dua orang lain mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Penulis: Ika Anggraeni

Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Reaksi Ratemi Saat Lihat Kondisi Sulis yang Diterkam Harimau, 'Saya Hanya Bisa Memandangi'

Sumber: Tribun Sumsel
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas