Banjir di Jabodetabek, Ridwan Kamil: Curah Hujan Tertinggi Sepanjang 12 Tahun Terakhir
Ridwan Kamil mengungkapkan, curah hujan yang menyebabkan banjir di wilayah Jabodetabek adalah curah hujan tertinggi sepanjang 12 tahun terakhir.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Ifa Nabila
Dari peta yang dimiliki Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Ridwan Kamil menyebut, ada siklus topan yang berbentuk spiral.
Siklus tersebut memang terjadi menjelang tahun baru berada di zona Jawa bagian barat.
Namun per hari ini, Jumat, titik spiral tersebut telah bergeser ke arah Australia.
"Jadi seharusnya menurut teori cuaca memang masih tetap akan hujan," katanya.
"Tapi tidak akan seekstrem kejadian di tanggal 31 Desember 2019, pada saat titik pusat dari spiral ekstrem cuaca topan ini berada di daerah Jawa bagian Barat," ungkapnya.
Beda Pandangan Menteri PUPR dengan Gubernur DKI Jakarta soal Penyebab Banjir
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berbeda pandangan terkait penyebab banjir di sejumlah wilayah di Jabodetabek.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono dan Gubernur DKI Anies Baswedan saling tuding soal penyebab banjir.
Basuki menyebut, banjir terjadi akibat mandegnya normalisasi sungai di DKI Jakarta.
Basuki menilai, mandegnya normalisasi sungai di DKI Jakarta membuat dampak banjir menjadi lebih besar.
Pasalnya, dari rencana normaliasi 33 kilometer Sungai Ciliwung, Pemerintah DKI Jakarta baru menyelesaikan 16 kilometer.
Diketahui, sejak Pemerintahan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan 2017 lalu, langkah normaliasi Sungai Ciliwung memang terhenti.
"Namun, mohon maaf Bapak Gubernur, selama dalam penyusunan Sungai Ciliwung nyata sepanjang 33 kilometer yang sudah ditangani normalisasi 16 kilometer," ungkapnya dalam tayangan yang diunggah di kanal YouTube tvOneNews, Kamis (2/1/2020).
Basuki menuturkan, di 16 kilometer yang sudah dinormalisasi saat ini aman dari luapan air.