GAM Gelar Pertemuan Tertutup, Suhendra Ditugaskan Bertemu Presiden
Para mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) serta kombatan GAM menggelar pertemuan tertutup di Meuligo.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Para mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) serta kombatan GAM menggelar pertemuan tertutup di Meuligo atau Istana Wali Nanggroe di Aceh Besar, Jumat (10/1/2020).
Out put-nya, mereka menugaskan pengamat intelijen senior Suhendra Hadikuntono bertemu Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan hasil pertemuan tertutup dengan tuan rumah Wali Nanggroe Aceh Tengku Malik Mahmud Al-Haytar itu.
Selain Malik Mahmud sebagai tuan rumah dan Suhendra Hadikuntono sebagai tamu kehormatan, mantan Panglima GAM Muzakir Manaf, serta 23 mantan Panglima Wilayah GAM seluruh Aceh juga hadir, di antaranya Darwis Jeunieb, Sarjan Abdullah, dan Kamaruddin Abubakar.
Baca: Suhendra: Presiden Jokowi Harus Lebih Peduli Aceh
Isu yang beredar, pertemuan tertutup mantan Panglima, Ketua KPA dan kombatan GAM se-Aceh ini membahas butir-butir dalam Memorandum of Understanding (MoU) Pemerintah RI dan GAM, yang ditandatangani di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005, yang belum dilaksanakan pemerintah pusat, antara lain soal pengibaran bendera Bulan Bintang yang merupakan simbol budaya rakyat Aceh.
Pertemuan dipimpin langsung Wali Nanggroe Tengku Malik Mahmud yang merupakan mantan Perdana Menteri GAM, dan mantan Panglima GAM Muzakir Manaf yang akrab disapa Mualeem.
Namun, saat dikonfirmasi usai pertemuan, Suhendra yang ditugasi menyampaikan hasil rapat tertutup itu ke Presiden Jokowi, bungkam.
Suhendra hanya menjawab diplomatis.
"Tak elok kalau saya sampaikan di sini. Ini amanat harus saya sampaikan kepada Bapak Presiden dulu. Biarlah Bapak Presiden yang nanti perlu menyampaikan atau tidak menyampaikan ke publik," kilahnya.
Sesampai di Jakarta, Suhendra akan langsung menghadap Presiden Jokowi.
Dia berharap mantan Gubernur DKI Jakarta itu responsif, karena persoalan yang dihadapi rakyat Aceh ini sudah sangat mendesak untuk diselesaikan. Jangan sampai terjadi gejolak lagi di Aceh.
Langkah GAM mengundang Suhendra dalam pertemuan tertutup itu juga tak lepas dari prestasinya meredam gejolak di Aceh pasca-Komnas HAM memanggil Mualeem untuk diperiksa beberapa waktu lalu.