Pengakuan Tetangga Totok Santoso, Raja Keraton Agung Sejagat: Terganggu Bau Dupa Sajen
Tetangga, Niken, mengaku dirinya curiga dengan usaha angkringan yang dijalankan oleh Totok Santoso Hadiningrat dan Fanni Aminadia.
Penulis: Nuryanti
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Totok Santoso Hadiningrat, raja Keraton Agung Sejagat mengontrak rumah di RT 5 RW 4, Dusun Ngabangan, Sidoluhur, Godean, Sleman.
Seorang tetangga rumah kontrakan Totok, Niken, menyebut sempat menerima undangan untuk datang ke rumah kontrakan itu.
Tujuan dari undangan Totok Santoso Hadiningrat itu, terkait dengan pemberitahuan pembukaan usaha bisnis yang akan dijalankan.
Mengutip TribunJateng.com, menurut Niken, Totok waktu itu akan membuka usaha angkringan.
Ia mengatakan, usaha angkringan itu dijalankan oleh Fanni Aminadia, yang diketahui sebagai ratu Keraton Agung Sejagat.
Namun, Niken mengaku dirinya curiga dengan usaha angkringan yang dijalankan oleh Totok Santoso Hadiningrat dan Fanni Aminadia itu.
Angkringan tersebut menurutnya, ada yang jaga atau piket setiap harinya.
Orang yang jaga itu biasanya duduk-duduk dari pagi hingga malam di angkringan milik Totok tersebut.
Niken menambahkan, orang yang jaga di angkringan tersebut pun berbeda-beda.
"Setiap hari ada yang piket, berjaga duduk-duduk dari pagi sampai malam. Orangnya juga berbeda-beda," kata Niken.
Setelah penggeledahan di rumah kontrakan Totok Santoso Hadiningrat pada Selasa (14/1/2020) lalu, Niken pun sebagai tetangga mengaku lega.
Ia mengatakan, selama adanya usaha yang disebut dengan angkringan itu, Niken merasa terganggu.
Dirinya mengaku, sebelumnya mendengar suara keras saat ada kegiatan di angkringan milik Totok Santoso Hadiningrat itu.
Selain itu, Niken juga merasa terganggu dengan bau dupa saat kegiatan di Keraton Agung Sejagat berlangsung.
"Selain itu, saya juga sempat terganggu dengan bau dupa sajen yang masuk sampai ke rumah saya," jelasnya.
Izin Totok Santoso Hadiningrat di Kontrakan
Kasi Pemerintahan Desa Sidoluhur, Adi Arya Pradana mengatakan, Totok Santoso Hadiningrat sempat meminta izin untuk mendirikan koperasi dan Laskar Putih.
Namun, karena curiga, permintaan izin dari Totok Santoso Hadiningrat itu ditolak oleh aparat setempat.
"Awalnya mengajukan izin mendirikan koperasi, lalu izin mendirikan Laskar Merah Putih. Tapi kami tolak karena laskar tersebut stigmanya negatif," jelas Adi di Balai Desa Sidoluhur, Rabu (15/1/2020), dikutip dari TribunJogja.com.
Kemudian, menurut Adi, Totok dan anak buahnya mengajukan usaha untuk membuka usaha angkringan di halaman rumah kontrakannya.
Adi mengatakan, warga menjadi curiga dengan adanya ritual yang diadakah di rumah kontrakan Totok Santoso Hadiningrat.
Sehingga, pemerintah Desa Sidoluhur mempertanyakan kegiatan tersebut.
Namun, saat ditanya mengenai kegiatan tersebut, Totok Santoso Hadiningrat dan pengikutnya mengatakan, mereka tengah melangsungkan syuting film kolosal.
"Kepada kami, mereka mengaku sedang syuting film kolosal di angkringan tersebut. Memang di situ ada unsur-unsur kerajaan," ungkap Adi.
Selain melakukan ritual, Adi mengatakan, kegiatan serupa kirab budaya pernah digelar di rumah kontrakan Totok.
Mereka beralasan kirab dilakukan dalam rangka pernikahan satu di antara anggotanya.
Saat itu, kegiatan juga diadakan dalam bentuk video.
Saat video serupa dari Purworejo viral di media sosial, Adi pun mengaku kaget.
Sebab apa yang ada di video sama persis dengan kegiatan Totok dan anggotanya di rumah tersebut.
"Ritual dan kirab tersebut dilakukan kira-kira pada bulan Oktober-November 2019 lalu," kata Adi.
Alasan Mendirikan Keraton Agung Santoso
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelda Daniel mengatakan, Totok Santoso mengaku dalam beberapa bulan terakhir menerima wangsit dari leluhur dan raja Sanjaya keturunan raja Mataram, untuk meneruskan pendirian kerajaan Mataram di Kecamatan Bayan, Purworejo.
Menurut Rycko, Totok Santoso berusaha meyakinkan para calon pengikutnya dengan mengumpulkan identitas dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Jadi dia itu meyakinkan orang-orang dengan mengumpulkan kartu-kartu identitas dari PBB, United Nations agar dia dianggap punya kredibilitas dan berkuasa sebagai seorang raja," ujar Rycko di Mapolda Jateng, Rabu (15/1/2020), dikutip dari Kompas.com.
Selanjutnya, Rycko menyebut, pengikut Keraton Agung Sejagat sampai saat ini sudah mencapai hampir 150 anggota.
"Berbekal penyebaran keyakinan dan paham apabila bergabung dengan kerajaan akan bebas dari malapetaka dan perubahan nasib ke arah yang lebih baik."
"Jika tidak bergabung akan berlaku sebaliknya," ungkap Rycko.
Sehingga, Rycko memastikan simbol-simbol yang dipakai di Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung, Jurutengah, Kecamatan Bayan, Purworejo adalah palsu.
"Ternyata semua simbol-simbol yang dia pakai selama ini palsu. Termasuk identitas KTP dan surat dokumen lainnya," kata Rycko.
Sementara, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Iskandar Sutisna menyampaikan, raja dan ratu Keraton Agung Sejagat sudah sejak lama merancang rencana itu.
Keduanya berencana untuk membuat sebuah kerajaan untuk memperdaya warga sekitar.
"Mereka melakukannya sudah sejak lama dan itu sudah direncanakan sebelumnya," ujar Iskandar.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJogja.com/Alexander Aprita) (Kompas.com/Riska Farasonalia)