Cerita Tunangan Ponari: Awalnya Tidak Tahu Pernah Tenar sebagai Dukun Cilik
Pada Sabtu (11/1/2020) lalu, nama Ponari kembali muncul dan viral di jagat maya, di media sosial Facebook
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
"Semula sih biasa saja, lama-lama kami akrab, saling dekat. Dan kemudian berlanjut ke hubungan asmara. Itu terjadi bulan Juli 2019," kata Aminatuz Zuroh, di kediaman orang tua Ponari, Jumat (17/1/2020) sore.
Bagi Aminatuz Zuroh, putri bungsu dari empat bersaudara dari pasangan Solikhin (64) dan Nipah (64), yang membuatnya jatuh hati kepada Ponari adalah orangnya baik hati, pendiam, tapi murah senyum.
Dan yang agak lucu, saat sudah membina hubungan serius dengan Ponari (yang disapanya dengan Mas Ari), Aminatuz tidak tahu sama sekali, pemuda yang menjadi kekasihnya itu dulu pernah tenar sebagai dukun cilik, yakni saat Ponari usia 10 tahun.
"Saya baru tahu Mas Ari ternyata dukun cilik yang pernah tenar, ya belakangan ini saja. Itu pun setelah diberi tahu teman-teman," tutur Zuroh.
Disinggung kapan akan naik ke pelaminan, Zuroh belum bisa memastikan.
Dia hanya memastikan, Februari nanti pihak orang tuanya akan secara resmi 'membalas' pinangan dari Ponari, dengan berkunjung ke rumah orang tua Ponari.
"Saat itulah akan disepakati dan dipastikan tanggal berapa kami melangsungkan akad nikah," terang gadis lulusan SMK Negeri 1 Mojoagung, Jombang ini.
Mukharomah, ibunda Ponari, mengaku setuju saja anaknya bersama gadis yang dicintainya, Aminatuz Zuroh.
"Bagi kami, sebagai orang tua Ponari, setuju saja yang atas pilihan anak. Apalagi gadis pilihannya perilakunya juga baik," kata Mukharomah, yang ikut menemui, kepada surya.co.id.
Sekadar mengingatkan, nama Ponari, anak kecil yang masih duduk di kelas tiga SDN Balongsari, Kecamatan Megaluh, dikabarkan Ponari menemukan batu 'ajaib'.
Batu itu ditemukan saat dia ada geledek menyambar, tak jauh dari dirinya berdiri. Itu terjadi awal 2009.
Batu yang ditemukan Ponari itulah yang kemudian dianggap keramat dan mampu menyembuhkan berbagai penyakit.
Caranya, batu dicelupkan ke air oleh tangan Ponari, kemudian air tersebut diusapkan ke bagian badan yang sakit.
Kabar tersebut cepat menyebar, dan ribuan warga setiap hari berdatangan dari penjuru Indonesia, ke rumah Ponari untuk mencari kesembuhan.