Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kerajaan King of The King: Dari IMD, KAS, Sunda Empire, Waris Soekarno, Bagi Uang Rp 3 M Per Kepala

Kerajaan King of The King muncul setelah ramai berita munculnya Keraton Agung Sejagat sampai Sunda Empire

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Kerajaan King of The King: Dari IMD, KAS, Sunda Empire, Waris Soekarno, Bagi Uang Rp 3 M Per Kepala
Kolase Tribunnews.com/www.serambitv.com/Istimewa
Muncul King of The King beda dari KAS hingga Sunda Empire 

TRIBUNNEWS.COM - Perkumpulan menamakan diri sebagai kerajaan kembali muncul dan menghebohkan masyarakat Indonesia.

Terbaru adalah kemunculan 'Kerajaan' King of The King di Kota Tangerang.

King of The King yang disebut dipimpin oleh Mister Dony Pedro ini bahkan diketahui mewarisi puluhan ribu triliyun rupiah aset Presiden Pertama RI, Soekarno.

Kerajaan baru ini diklaim juga akan membagikan peninggalan Bung Karno, satu di antaranya adalah membagikan Rp 3 M untuk setiap warga seluruh Indonesia

King of The King Mr Dony Pedro (Baju Merah Berpeci)
King of The King Mr Dony Pedro (Baju Merah Berpeci) (Istimewa)

Inilah sejumlah hal yang terkuak dikutip Tribunnews.com dari berbagai sumber.

Pimpinan IMD bocorkan rahasia

Dikutip dari Kompas.com, muncul "kerajaan" lain seperti Sunda Empire dan Keraton Sejagat bernama King of The King di Kota Tangerang.

Berita Rekomendasi

Spanduknya yang dipasang di kawasan Poris sudah ditertibkan oleh Satpol PP.

Kompas.com mencoba mengontak orang terdekat dari King of The King, yakni Pimpinan Ketua Umum IMD (Indonesia Mercusuar Dunia) Juanda yang tertera dalam baliho tersebut.

Lantik presiden dan raja di dunia

Juanda mengklaim King of The King merupakan Raja Diraja dari semua raja di dunia.

"Itu adalah Raja Diraja, nanti beliau lah yang akan melantik dari seluruh presiden dan raja-raja di seluruh dunia," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/1/2020).

Bawahi dua lembaga keuangan

Juanda juga mengklaim, King of The King menduduki dua lembaga keuangan tertinggi dunia.

Pertama adalah UBS atau Union Bank Switzerland dan IMD (Indonesia Mercusuar Dunia).

Warisi aset Soekarno

King of The King yang sering dipanggil Mister Dony Pedro itu disebut-sebut menjabat sebagai Presiden UBS dan memiliki kekayaan Rp 60.000 Triliun di bank tersebut.

Juanda mengatakan, kekayaan tersebut merupakan aset yang ditinggalkan Soekarno dan resmi diserahkan kepada King of The King.

Ada beberapa surat yang diklaim merupakan surat aset peninggalan Soekarno di Bank Swiss.

Rencana bagi-bagi uang

Dia mengatakan kekayaan tersebut nantinya akan diambil untuk tiga hal utama.

Pertama melunasi utang-utang luar negeri Indonesia, kedua membagikan kepada masyarakat Indonesia, dan ketiga untuk membeli alutsista (Alat Utama Sistem Senjata).

"Dibagikan ke rakyat dari Sabang sampai Merauke per kepala Rp 3 miliar," kata dia.

Prabowo dapat tugas

Dia juga menyebut-nyebut Prabowo Subianto sebagai bagian dari King of The King yang akan bertugas membeli alutsista berupa 3.000 pesawat tempur buatan Eropa.

"Itu akan diinikan (dikerjakan) Pak Prabowo nanti," kata dia.

Rp 60.000 T

Kerajaan yang berada di Bandung, Jawa Barat tersebut juga mengaku memiliki Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang asli sebagai bukti perintah Soekarno yang melimpahkan peninggalannya ke Mr Dony Pedro.

Itu juga yang menjadi alasan pemisahan aset Soekarno kata Juanda, yang diserahkan ke Mr Dony Pedro akan diambil dari Bank Swiss pada Maret 2020 mendatang.

"Rp 60.000 akan turun ke BI (Bank Indonesia)," kata dia.

IMD dibubarkan

Dikutip dari TribunPadang.com, setelah heboh soal Kerajaan Keraton Agung Sejagat, kini muncul Indonesia Mercusuar Dunia (IMD) di Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).

Dikutip dari Antara, Indonesia Mercusuar Dunia diduga melakukan penipuan berkedok organisasi masyarakat (ormas) di Desa Sikapak Timur, Kecamatan Pariaman Utara.

Aktivitas yang dilakukan Indonesia Mercusuar Dunia hampir sama dengan raja dan ratu Keraton Agung Sejagat.

Kapolres Pariaman AKBP Andry Kurniawan mengatakan, pihaknya menduga kuat organisasi itu melakukan tindakan penipuan.

"Modus yang digunakan ormas IMD tersebut hampir sama dengan Keraton Agung Sejagat di Jawa Tengah," ujarnya, Kamis (23/1/2020).

Meskipun diduga ada penipuan, namun pihak kepolisian belum memprosesnya secara hukum karena belum ada warga yang melapor dirugikan karena pengurus baru memasang spanduk.

Dibubarkan Wali Kota Pariaman

Wali Kota Pariaman, Genius Umar harus membubarkan kegiatan IMD tersebut.

Modus IMD ini, setiap anggota dijanjikan mendapatkan uang setiap bulan yang mencapai Rp3 miliar.

"Kegiatan seperti ini sudah sering terjadi di sejumlah daerah di Indonesia, terakhir yang menghebohkan muncul Keraton Agung Sejagat di Jawa Tengah, dan IMD ini juga diduga penipuan," kata dia di Pariaman, Kamis (23/1/2020).

Namun untuk menjadi anggota organisasi tersebut harus membayar uang pendaftaran mencapai Rp1.750.000 per orang.

Ia menyampaikan, organisasi tersebut berpusat di Kerawang, Jawa Barat yang berdasarkan informasi yang diperoleh pimpinannya merupakan seorang aparatur sipil negara bernama Djuanda.

Sedangkan pimpinan dari ormas itu bernama Ayattudin yang merupakan warga Desa Sikapak Timur dan berdomisili di Padang Alai, Kabupaten Padang Pariaman.

Pihaknya menyampaikan organisasi itu di Kota Pariaman tidak terdaftar di Kesatuan Bangsa dan Politik setempat, sehingga Pemkot Pariaman membubarkannya dan melepas spanduk yang telah terpasang.

"Untuk pengurusnya kami bina karena perbuatan mereka dapat merugikan masyarakat," katanya.

Ia mengimbau warga di daerah itu untuk tidak mudah termakan bujuk rayu dengan diiming-imingi uang besar karena merupakan sebuah penipuan.

Pengakuan pimpinan

Ayattudin mengatakan, dia direkrut oleh seseorang bernama Zainal yang tinggal di Padang Pariaman.

Ia menjelaskan tujuan organisasi itu yaitu untuk membantu masyarakat Indonesia mendapatkan haknya berupa uang dan membantu negara untuk melunasi utang.

Uang tersebut akan diberikan kepada anggota organisasi pada 30 Maret 2020 yang dananya dari Bank UBD di Swiss.

Ia menyampaikan anggota ormas tersebut di daerah itu sudah mencapai 80 orang yang didominasi oleh warga Padang Pariaman dan 50 orang di antaranya telah membayar uang yang diminta.

Kisah di Balik Batu Prasasti Keraton Agung Sejagat, Tak Bersejarah, Desain Ukiran Jiplak dari Google
Kisah di Balik Batu Prasasti Keraton Agung Sejagat, Tak Bersejarah, Desain Ukiran Jiplak dari Google (TribunNewsmaker.com Kolase/ TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati/IST/Facebook)

Dari KAS sampai Sunda Empire

Rangga Sasana, petinggi Sunda Empire, menegaskan, kerajaannya itu jangan disamakan dengan Keraton Agung Sejagat.

Ia mengatakan, Sunda Empire berbeda dengan kerajaan yang didirikan oleh Totok Santoso Hadiningrat.

"Jadi perlu diketahui, Sunda Empire jangan disamakan apa yang dilakukan Totok Santoso," ujar Rangga Sasana, dikutip dari YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (21/1/2020).

Karni Ilyas yang menjadi pembawa acara tersebut, kemudian mengatakan, Totok Santoso juga sempat bergabung dengan Sunda Empire.

"Tapi Totok pun penganut Sunda Empire," ujar Karni Ilyas.

Rangga Sasana menyebut, semua orang boleh bergabung dengan Sunda Empire.

Ia mengatakan, kerajaannya itu tidak merekrut manusia, namun mempunyai anggota di seluruh dunia.

Selain itu, ia juga mengklaim mempunyai pemerintahan di seluruh dunia.

Sehingga, menurutnya, pejabat dari Sunda Empire ada di seluruh negara.

"Siapapun boleh di Sunda Empire, tapi karena posisi gini, Sunda Empire tidak merekrut manusia," kata Rangga.

"Tapi adalah anggotanya seluruh negara dan pemerintahan seluruh dunia, bukan manusia," tambahnya.

"Adapun ada pejabatnya yang bekerja di sana, mereka baru persiapan kita ini," jelas Rangga Sasana.

Raja Keraton Agung Sejagat Pernah Gabung Sunda Empire

Sebelumnya Rangga Sasana mengatakan, Totok Santoso sudah lama dikeluarkan dari Sunda Empire.

"Iya, Totok (Totok Santoso Hadiningrat) pernah di Sunda Empire," ujar Rangga Sasana, di Yogyakarta, Minggu (19/1/2020), dikutip dari Kompas.com.

Rangga enggan mengungkapkan alasan dari Sunda Empire mengeluarkan raja Keraton Agung Sejagat itu.

"Sudah keluar, (Totok Santoso) sudah dikeluarkan lama," ungkapnya.

Ia menyebut, Totok Santoso Hadiningrat sudah terlebih dulu gabung dengan Sunda Empire dibandingkan dengan dirinya.

Rangga mengaku tak pernah bertemu dengan Totok Santoso.

Sebab, menurutnya, Totok Santoso sudah dikeluarkan saat dirinya bergabung.

"Saya sendiri sebagai salah satu petinggi di Sunda Empire tidak pernah tahu wajah Toto seperti apa. Saya baru bergabung dua tahun lalu," ujarnya.

Selain itu, Rangga mengatakan, Sunda Empire berbeda dan tidak ada hubungannya dengan Keraton Agung Sejagat.

Sehingga, petinggi yang mengaku memiliki pangkat Letnan Jenderal Imperial Forces The Pentagon ini meminta agar Sunda Empire tidak dikait-kaitkan dengan Keraton Agung Sejagat.

"Itu (Toto Santoso) di luar dinasti, tidak ada hubunganya saudara Totok dengan Sunda Empire. Mungkin setelah dipecat, Toto membangun seperti itu (keraton)," jelasnya.

Kemunculan Sunda Empire

Mengutip TribunJabar.id, Sunda Empire ini muncul di media sosial, setelah pemimpin Keraton Agung Sejagat diamankan.

Sunda Empire memprediksi pemerintahan dunia akan berakhir pada 15 Agustus 2020.

Setelah itu, kehidupan masyarakat dunia akan menjadi lebih baik dan sejahtera.

Selain itu, mereka mengklaim bahwa sistem pemerintahan dunia dikendalikan koordinat 0.0 di Bandung sebagai mercusuar dunia.

Kemunculan Keraton Agung Sejagat

Raja Keraton Agung Sejagat Toto Santoso dan Sang Ratu, Fanni Aminadia. (Dok Istimewa via Kompas.com)
Sebelumnya, kemunculan Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah, menyita perhatian publik karena menggelar kirab selama beberapa hari yang diikuti ratusan orang.

Kerajaan baru tersebut, dipimpin oleh Totok Santoso Hadiningrat, dan didampingi Fanni Aminadia.

Totok Santoso dan Fanni Aminadia telah ditangkap oleh polisi karena diduga telah melakukan penipuan kepada para pengikutnya.

Diketahui, pengikut Keraton Agung Sejagat diwajibkan menyerahkan uang hingga Rp 30 juta setiap bulan.

Bahkan, ada pengikut yang menyetor hingga Rp 110 juta dengan iming-iming jabatan dan gaji dollar.

(Tribunnews.com/Chrysnha/Nuryanti)(TribunPadang.com/Sardial Maijar)(Kompas.com/Singgih Wiryono)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas