Pembuat Seragam Keraton Agung Sejagat Kaget dan Senang Kostum Buatannya Viral
Koko Santoso dan Rini warga Sonosewu RT 02, Ngestiharjo, Kasihan Bantul tak pernah menyangka, kostum buatannya viral dipakai kerajaan Fiktif KAS
Editor: Sugiyarto
Sejak tahun 2007 usaha keluarganya itu mulai dipegang oleh dia dan akhirnya terus mengalami perkembangan.
Mulai menggarap pesanan yang datang dari berbagai sekolah dan instansi, termasuk pernah juga menggarap pesanan kostum dari Akademi Kepolisian (Akpol).
"Pesanan dari Akpol itu dipakai untuk penutupan Asian Games 2018 kemarin," kata dia.
Sebelumnya, fenomena kemunculan kerajaan fiktif Keraton Agung Sejagat (KAS) di Pogung, Jurutengah, Bayan, Purworejo beberapa waktu lalu sempat menghebohkan banyak pihak.
Sang 'Raja' dan 'Ratu' KAS, Toto Santoso dan Fanni Aminadia sudah ditangkap Kepolisian terkait kasus penipuan dan keonaran.
Usut punya usut, kostum yang dipakai kerajaan fiktif tersebut ternyata dijahit di Bumi Projotamansari, tepatnya di Putro Moelyono Production, home industri yang dikelola Koko Santoso dan istrinya, Rini.
"Iya, kostum (Keraton Agung Sejagat) dipesan di sini. Mbak Fanni (Aminadia) langsung yang datang pesan ke sini," kata Koko Santoso.
Tiru Kerajaan Brunei Darussalam
Diceritakan Koko, pemesanan kostum dilakukan oleh Fanni pada pertengahan November 2019.
Waktu itu, awal mula pemesanan, dirinya dihubungi langsung oleh Fanni yang belakangan diketahui merupakan "Ratu" dari Keraton Agung Sejagat.
Fanni menghubungi Koko untuk memastikan, apakah bisa membuat kostum sesuai pesanan. Setelah dipastikan bisa, Fanni kemudian datang.
"Mbak Fanni nggak ngomong kostumnya mau buat apa. Dia cuma bilang, pesan kostum gini bisa nggak?," ucap Koko, menirukan perkataan Fanni sembari menunjukan foto seragam milik kerajaan Brunei Darussalam.
Kata Koko, kostum yang diperlihatkan Fanni sebagai contoh awal, merupakan milik dari Kerajaan Brunei Darussalam, kemudian dalam proses pengerjaannya, kostum tersebut didesain ulang, disesuaikan dengan permintaan.
Satu stel kostum dihargai Rp 900 ribu.
Saat itu Fanni memesan kostum sebanyak 297 stel, ditambah lima kostum untuk raja dan ratu, beserta anak.
Untuk kostum raja, ratu dan anak harganya Rp 600 ribu per-stel, karena Fanni membawa bahan sendiri.
Koko hanya diminta untuk mengerjakan jahitan dan perlengkapan aksesorinya.