Wabah Virus Corona, Pengiriman Manggis Tasikmalaya ke China Dihentikan
Para eksportir dan petani pun mengalami kerugian ratusan juta rupiah per pekannya karena puluhan ton stok manggis tak bisa dikirimkan.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Para eksportir manggis yang selama ini mengirim rutin ratusan ton ke China per tahunnya terpaksa dihentikan akibat dampak dari wabah virus Corona yang terjadi di Negeri Tirai Bambu, China.
Pihak China meminta pengiriman salah satu buah endemik Indonesia itu dibatalkan akibat tak adanya aktivitas warga sejak merebaknya virus mematikan tersebut.
Selama ini, manggis di wilayah Puspahiang, Salawu dan Sodong, Tasikmalaya memang dikenal sebagai komoditi ekspor ke luar negeri salah satunya China.
Baca: Hong Kong Klaim Kembangkan Vaksin Virus Corona, China Sebut Bisa Selesaikan Kurang dari 40 Hari
Baca: Fakta Unik China, Negara yang Punya Pegunungan Avatar dan Stasiun Bawah Tanah Terdalam di Dunia
Baca: Budiman Sudjatmiko Kritik Pembangunan Rumah Sakit Corona: China Tontonkan Keunggulan Teknologinya
Para eksportir dan petani pun mengalami kerugian ratusan juta rupiah per pekannya karena puluhan ton stok manggis tak bisa dikirimkan.
Husni Tamrin (40), salah seorang karyawan perusahaan eksportir manggis PT AFA asal Salawu Kabupaten Tasikmalaya menyebutkan, ekspor manggis dari Tasikmalaya telah terdampak sejak adanya virus yang telah menyebabkan ratusan orang meninggal di China tersebut.
Dampak virus corona
Selama ini wabah virus itu membuat warga kota Wuhan hingga sebagian besar di China tak berani keluar rumah membuat daya beli masyarakat berkurang.
"Kami telah menerima informasi dari China agar jangan dulu dilakukan pengiriman sejak dua pekan lalu, karena saat ini tidak ada aktivitas warga yang keluar rumah karena mereka takut Corona," jelas Husni kepada wartawan di kantornya, Rabu (29/1/2020) siang.
"Kami pun mengalami kerugian ratusan juta karena para agen di bawah perusahaan kami telah memiliki stok puluhan ton siap kirim."
Selain perusahaannya, lanjut Husni, eksportir lainnya asala Tasikmalaya mengalami hal sama harus menghentikan pengiriman ke luar negeri.
Padahal, selama ini proses ekspor berjalan lancar tiap tahunnya dan baru kali ini mendapatkan masalah saat adanya wabah virus Corona.
Pihaknya bersama perusahaan lainnya terpaksa menjual manggis kualitas ekspor ke pasar-pasar tradisional dalam Negeri untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
"Ekspor yang biasa kami lakukan per tahunnya bisa mencapai 120 ton ke China dan belum ke Negara-negara lainnya seperti Eropa dan Timur tengah. Tiap pekannya kita biasa kirim sekitar 30 ton," tambahnya.
Petani merugi, manggis dijual murah
Husni menilai kerugian akibat wabah virus Corona pun dirasakan oleh para petani manggis di Kabupaten Tasikmalaya. Petani di daerah sentra manggis terpaksa menjual manggis ekspor dengan harga murah.
Beberapa pegawai sortir manggis eskpor pun terpaksa menganggur akibat dihentikannya pengiriman ke China.
"Sekarang harga manggis kualitas ekpor dijual murah untuk menghindari kerugian lebih besar. Biasanya kita jual Rp 30.000 per kilogramnya, swkarang hanya mampu terjual Rp 13.000 per kilogramnya," tambah Husni.
Hal sama diutarakan karyawan lainnya Herdis (32). Menurutnya, para pegawai sekarang diberhentikan karena tak ada aktifitas di perusahaan akibat penghentian pengiriman ekspor.
Apalagi selama ini, para pegawai mendapatkan upah sesuai dengan jumlah penjualan ekspor.
"Buat pekerja jelas mengalami kerugian besar dan banyak teman juga sudah pada keluar, karena selama ini pendapatan untuk keluarga kurang dan untuk memenuhi kebutuhan harus bekerja di tempat lain," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengiriman Manggis Tasikmalaya ke China Dihentikan Akibat Wabah Virus Corona"