Ketakutan, Pemilik Akun Facebook yang Hina Bu Risma Sembunyi dan Matikan Lampu saat Polisi Datang
Pemilik Akun Facebook yang Diduga Hina Bu Risma Sembunyi dan Matikan Lampu saat Polisi Datang
Editor: Sugiyarto
Ia juga dilaporkan sempat bersembunyi di lantai dua rumahnya.
Bahkan, ibu tiga anak itu diketahui mendadak mematikan lampu di rumahnya ketika polisi datang.
Ketua RT setempat, Komar Saleh yang ikut menyaksikan penangkapan mengatakan ada 5 mobil polisi yang menjemput Zikria Dzatil.
"Feeling itunya saya gak tahu, mungkin dia udah ngerasa," kata kata ketua RT setempat, Komar Saleh saat ditemui TribunnewsBogor.com, Minggu (2/2/2020).
"Magrib (petugas kepolisian) udah pada ngumpul, ada 5 mobil. Jam 21.00 WIB kita masuk rumahnya," lanjutnya.
Ia menyebut bahwa, saat polisi hendak menangkap, Zakria Dzatil sempat mengurung diri di lantai 2 rumahnya.
"Tadinya agak susah pintu mungkin kaget atau gimana, kan gak ada suaminya (kerja). Setelah ditelepon suaminya, baru cair.
Dia sendiri mengakui, waktu ketok-ketok saya di lantai atas, kaget, saya lagi menenangkan diri, ngisi energi, katanya," terang Komar Soleh.
Menurut keterangannya, Zikria Dzatil tinggal di rumah tersebut bersama anak dan suaminya selama 4 tahun.
Namun, suaminya jarang pulang ke rumah karena harus bekerja di luar kota.
Sehari-hari, tambah Komar Soleh, kegiatan Zakria Dzatil adalah mengelola toko kelontong yang ia buka di bagasi rumahnya.
"Jualan dia sembako di situ, warung di garasi itu, ada kopi, ada di situ," terangnya.
Sementara itu, menurut kesaksian ketua RW setempat Priyono, Zakria Dzatil layaknya ibu rumah tangga pada umumnya.
"Saya kira umum-umum aja kok, artinya ada kegiatan terlibat, kemudian ada kegiatan ibu-ibu juga ikut dan suaminya sendiri juga sering berjamaah di masjid gak masalah," kata Priyono kepada TribunnewsBogor.com, Minggu (2/2/2020).
Ia menyebut warganya itu tak pernah nampak terlibat dengan partai atau suatu organisasi tertentu.
Adapun, sikap kritisnya terhadap pemerintah atau obrolan soal politik juga tak pernah dilakukan oleh Zakria Dzatil.
"Selama itu, kalau orang-orang partai itu ada simbol-simbol tertentu atau pampflet atau apalah, ini gak ada. Kampanye atau sosialisasi salah satu warna juga gak pernah," katanya.(*)