Di Hadapan Kader PMKRI, Hasto Ulas Setiap Sila di Pancasila
Hasto mengupas setiap sila-sila dalam Pancasila saat di hadapan kader PMKRI di Maluku, Ambon, Minggu (9/2/2020).
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, AMBON - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengharapkan kader-kader Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) menjadikan Pancasila sebagai pedoman.
Sebab, hanya dengan prinsip kebangsaan tersebut Indonesia mampu menyejahterakan dan menyatukan rakyat dalam kerangka berkeadilan.
Hasto kemudian mengupas setiap sila-sila dalam Pancasila saat di hadapan kader PMKRI di Maluku, Ambon, Minggu (9/2/2020).
Pada sila pertama Pancasila, Hasto menyatakan bahwa setiap warga negara bebas untuk menjalani ibadah menurut keyakinannya masing-masing.
"Prinsip Ketuhanan tak boleh terlepas dengan sila kedua, bahwa kita ingin bebaskan rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan. Sila kemanusiaan mengertikan kekuasaan politik harus punya watak pembebasan, membebaskan yang miskin tertindas dan terpinggirkan," kata Hasto.
Sila ketiga, menurut Hasto, memiliki konsep bahwa setiap warga negara harus saling memiliki. Bahwa Indonesia merupakan milik setiap anak bangsa, bukan kelompok atau pihak-pihak tertentu.
"One for all, all for one. Artinya ini ada prinsip kebangsaan dengan prinsip kesetaraan. Prinsip kebangsaan inilah yang harusnya mengatasi minority syndrome," jelas politikus asal Yogyakarta ini.
Alumnus UGM ini juga menerjemahkan, sila keempat menentukan sistem demokrasi Indonesia bukan liberal, melainkan musyawarah. Sehingga setiap masalah harus dibicarakan demi keadilan sosial itu sendiri.
Hasto sendiri menyatakan PDIP telah mencanangkan Gerakan Mencintai Bumi hasil dari musyawarah partai dalam Rapat Kerja Nasional I 2020. Menurut dia, gerakan itu lahir sebagai bentuk keprihatinan terhadap isu lingkungan yang kian diabaikan.
"Maka mari kita cintai tanah air seperti cinta diri sendiri. Maka kami undang anak-anak muda, khususnya PMKRI agar jadi pelopor pergerakan anak muda sebagai calon pemimpin yang sadar terhadap tanggung jawab bagi bangsanya. Kuncinya adalah mendorong pendidikan anak-anak muda," kata dia.
Hasto menginginkan kader-kader NKRI dengan pedoman Pancasila menjadi insan yang melayani sesamanya tanpa membedakan status sosial. Dengan cara itu, kata Hasto, kesejahteraan dan keadilan dapat dirasakan oleh setiap warga bangsa.
"Kita harus punya perhatian bagi mereka yang miskin, diperlakukan tidak adil. Untuk itu harus diselesaikan dengan cara-cara politik, dengan mendapatkan kekuasaan politik yang dikelola dengan hidup berpancasila itu," kata Hasto.