Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Meski Erupsi Gunung Merapi Berskala Kecil, Warga Diimbaui Jauhi Radius 3 Km dari Puncak

Hanik Humaida menuturkan meski erupsi Gunung Merapi berskala kecil, namun waga tetap diimbau untuk menjauhi puncak gunung dalam radius 3 kilometer.

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Ifa Nabila
zoom-in Meski Erupsi Gunung Merapi Berskala Kecil, Warga Diimbaui Jauhi Radius 3 Km dari Puncak
Via BPPTKG
Erupsi di Gunung Merapi tanggal 13 Februari 2020 pukul 05:16 WIB. 

TRIBUNNEWS.COM - Gunung Merapi kembali mengalami erupsi pada Kamis (13/2/2020) sekira pukul 05.00 WIB.

Namun masyarakat tidak perlu panik, karena erupsi yang terjadi merupakan erupsi gas berskala kecil.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida.

Hanik juga meluruskan informasi terkait ada tidaknya awan panas saat gunung merapi erupsi pagi tadi.

Ia juga menuturkan erupsi yang terjadi pada Gunung Merapi tadi pagi terjadi selama 150 detik.

"Saya ralat sedikit, tidak ada awan panas," ujarnya yang dikutip dari kanal YouTube metrotvnews, Kamis (13/2/2020).

"Tadi pagi itu letusan gas, yang dua kilometer itu tinggi kolomnya," imbuhnya.

Berita Rekomendasi

"Dan itu terjadi 150 detik durasinya," jelasnya.

s
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida (YouTube metrotvnews)

Lebih lanjut Hanik mengatakan setelah erupsi pada pagi tadi, tidak ada kenaikan aktivitas.

Dalam kesempatan itu, Hanik juga menjelaskan terkait aktivitas warga setempat setelah terjadinya erupsi merapi.

Menurutnya warga tetap tenang dan menjalankan aktivitasnya seperti biasa.

"Aktivitas warga dari informasi yang kami peroleh saat ini tidak terpengaruh dengan letusan hari ini," ujarnya.

"Masyarakat tenang semua menjalankan aktivitas seperti biasa," jelas Hanik.

Baca: Video Detik-detik Erupsi Gunung Merapi, Letusan Terekam hingga Foto-foto dari Berbagai Pos Pantau

Kendati demikian, Hanik tetap memberikan imbauan kepada warga untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Meski erupsi telah berhenti, namun warga diharapkan tetap waspada terhadap kemungkinan adanya potensi letusan eksplosif serta muntahan material vulkanik.

"Imbauan dari kami, aktivitas normal dapat dilakukan dengan jarak 3 km (dari puncak gunung)," kata Hanik.

"Hal ini dikarenakan potensi bahaya saat ini ada di radius tersebut," imbuhnya.

Disinggung terkait adakah pertimbangan untuk untuk menaikan status bahaya Merapi dengan melihat history dari hari ini, Hanik mengaku belum ada.

"Ini merupakan erupsi kecil gunung merapi dengan volcano explosivity index-nya satu," ujarnya.

Baca: Peringatan Dini BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi Capai 6 M Besok, Jumat 14 Februari

"Jadi artinya ini adalah terendahnya eksposivitas merapi untuk erupsinya," imbuhnya.

"Jadi belum ada pertimbangan menaikan status," kata Hanik.

Meski begitu, pihaknya tetap memantau data-data yang diperoleh dari hasil monitoringnya.

Dalam kesempatan itu Hanik juga mengungkapkan bahwa masyarakat juga dapat memantau kondisi Gunung Merapi melalui media sosial dan website resmi milik BPPTKG.

Hingga kini BPPTKG Yogkarta masih menetapkan status Gunung Merapi pada level II atau waspada.

Penetapan status waspada tersebut sejak 21 Mei 2018.

Baca: Gunung Merapi Meletus, Warga Abadikan Detik-detik Erupsi, Abu Vulkanik Menyembur hingga 2000 Meter

Diberitakan sebelumnya, erupsi yang terjadi di Gunung Merapi ini diketahui dari unggahan akun Twitter milik BPPTKG, @BPPTKG. 

"Terjadi erupsi di Gunung #Merapi tanggal 13 Februari 2020 pukul 05:16 WIB," tulis akun @BPPTKG. 

"Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 150 detik," sambungnya.

"Teramati tinggi kolom erupsi ±2.000 meter. Arah angin ke Barat Laut."

Dalam unggahan selanjutnya, BPPTKF mengabarkan tampak visual Merapi dengan suhu udara tercatat 21.0 derajat celcius.

Kelembaban mencapai 75 persen rh.

Dengan pressure 918.8 hpa, angin tenang. 

(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas