Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jelang Berakhirnya Observasi 238 WNI, Dua Minggu Natuna Dikunjungi Banyak Menteri

Mulai terbukanya warga Natuna terhadap ratusan WNI tersebut tidak lepas dari upaya pemerintah yang terus meyakinkan warga

Editor: Sanusi
zoom-in Jelang Berakhirnya Observasi 238 WNI, Dua Minggu Natuna Dikunjungi Banyak Menteri
TRIBUN BATAM
Aktivitas siswa di salah satu sekolah di Natuna yang terpantau lebih sepi pasca keputusan libur oleh Pemkab Natuna menyusul keputusan pemerintah mengkarantina ratusan WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China, dari paparan virus corona. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak terasa tinggal dua hari lagi 238 Warga Negara Indonesia (WNI) segera meninggalkan Hanggar Lanud Raden Sajad, Natuna, untuk mengakhiri masa observasi atau karantina.

Sejumlah doa dan kerinduan telah dipanjatkan seluruh masyarakat indonesia untuk kabar baik kondisi kesehatan mereka. Warga natuna yang awalnya sempat cemas, bahkan menyampaikan penolakan, perlahan-lahan mulai yakin bahwa seluruh WNI yang dipulangkan dari Wuhan, China itu, dalam kondisi sehat.

Bahkan, tokoh masyarakat setempat berharap, sebelum mereka dipulangkan ke keluarga masing-masing, seluruh WNI tersebut bertemu dan bergaul dengan masyarakat setempat.

Baca: Pemuda Ini Mengaku Menyesal ke Suriah, Tertipu Propaganda ISIS di Media Sosial

Baca: Harga Daging Kelelawar di Tomohon Anjlok Gara-gara Virus Corona

Baca: Fakta Baru Benda yang Diduga Emas Batangan Bergambar Soekarno di Jambi

Tokoh pemuda warga tempatan, Lamihadinata kepada Tribun mengatakan, ada keinginan warga sekitar untuk bertegur sapa dengan para WNI yang menjalani masa karantina di hanggar Lanud Raden Sajad tersebut.

"Kita berharap seperti itu, sebelum mereka dipulangkan, alangkah baiknya membaur dulu dengan warga. Kalau kata orang Melayu, bertegur sapalah sesama kita," ujar Nata. Terutama sekali dengan warga Kampung Tua Penagi, yang paling dekat dengan Lanud Natuna.

Ketua RT 01, Kota Tua Penagi, Yohanes Suprianto juga mengusulkan hal yang sama kepada pemerintah, mengijinkan WNI tersebut berkunjung ke Kota Tua Penagi sebelum pulang.

Baca: Viral Foto Jari Pakai Alat Kontrasepsi demi Hindari Virus Corona, Berikut Fakta Sebenarnya

“Kita sangat menyambut baik. Apalagi kan jarak hanggar dengan Penagi hanya 1,3 kilometer,” ucapnya.

BERITA TERKAIT

Mulai terbukanya warga Natuna terhadap ratusan WNI tersebut tidak lepas dari upaya pemerintah yang terus meyakinkan warga. Sejumlah menteri dan petinggi TNI dan Polri bergantian datang ke Natuna.

Bahkan, boleh dikata, untuk pertama kalinya dalam sejarah, kabupaten terluar yang terletak di Laut China Selatan itu, dikunjungi banyak menteri dalam dua minggu.

Mulai dari Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Kamis (13/2) kemarin, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bersama Kapolri Jenderal Idham Azis. Kedatangan Panglima TNI dan Kapolri adalah untuk menyampaikan langsung rasa terimakasih dan kebanggaan kepada seluruh elemen masyarakat Natuna.

Panglima dan Kapolri akan menggelar bakti sosial bersama warga Natuna di Kota Tua Penagi dan Kampung Tering yang jaraknya paling dekat dengan Lanud Raden Sajad, Ranai, Kabupaten Natuna, Kamis (13/2) pagi.

Informasi lain yang diperoleh Tribun, 238 WNI itu akan dilepas dengan upacara adat Melayu. Belum diketahui persis upacaranya. Tetapi biasanya akan ada prosesi adat tepung tawar yang biasa dipakai untuk menyambut tamu atau melepas para tamu.

Rindu kampung

Sementara itu, di dalam Lanud, ratusan WNI yang berhasil keluar dari pusaran COVID-19, Wuhan, Provinsi Hubei, perasaannya juga campur-aduk. Semeakin mendekati akhir observasi, rasa rindu mereka terhadap keluarga di kampung halaman juga semakin besar.

Di sisi lain, mereka juga sangat bersyukur karena berhasil keluar dari Wuhan, Provinsi Hubei, mengingat jumlah penderita di wilayah itu terus bertambah. Jumlah penderita hingga saat ini sudah menembus 60 ribu lebih dengan jumlah korban meninggal 1.367 orang.

Dari data yang dilansir Tribun dari arcgis.com, 75 persen penderita berada di Hubei dengan 48.206 orang dan korban meninggal 1.310 orang.

Tidak heran, para WNI yang dievakuasi mendadak oleh pemerintah pada 2 Februari dini hari lalu, seperti terlepas dari ketakutan. Begitu juga keluarga mereka di kampung halaman yang tak henti-hentinya berdoa agar keluarga mereka bisa pulang dengan selamat.

Di media sosial, para WNI yang diobservasi terus mengungkapkan rasa syukur, terima kasih dan rasa rindunya dengan keluarga dan kampung halaman mereka. Hal yang sama juga diungkapkan kepada Tribun.

"Rindu Bapak dan Ibu. Pengen pulkam ke Banjarmasin," ujar Nadia Ramadan Nisa, seorang WNI yang menjalani masa karantina.

Kata Nadia selama 14 hari menjalani masa karantina membuatnya rindu suasana di kampung halaman. Bukan tanpa alasan, setiap libur semester, kata Nadia, ia selalu pulang ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

"Saya setiap libur semester pasti balik ke Indonesia. Jadi udah biasa kalau libur itu balik kampung," ucap Nadia, Kamis (13/2).

Namun kali ini berbeda, ia harus menghabiskan masa liburan semester yang bertepatan dengan libur Imlek di China, harus dijalaninya di Hanggar Lanud Raden Sajad. "Apalah daya, semua telah diatur oleh Yang Maha Kuasa," katanya.

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Hubei University Of Science and Tecnology semester 8 itu mengaku baik dan sehat selama menjalani observasi. Selama di hanggar, ia bersama teman-temannya juga mendapat perhatian khsusus oleh tim medis. Ia juga senang karena mereka seakan memiliki keluarga baru di Natuna.

Kini, dua hari menjelang observasi berakhir, home sick lebih dominan. Ia tak sabar ingin bertemu orangtua dan keluarga di kampung halaman. Ia sudah menyampaikan kabar kepulangan kepada kedua orangtuanya.

"Nggak ada penyambutan khususlah kak, biasa saja. Ibu bilangnya nggak ada acara. Saya kira biasa-biasa saja," ucap Nadia yang akan pulang bersama tujuh temannya adal Kalsel, "Datang bareng, pulangnya juga harus sama," tambah Nadia.

Nadia mengaku sangat senang karena semua kekhawatiran dan kecemasan itu berakhir.

"Alhamdullilah, kami sangat senang akhirnya dapat pulang. Terima kasih doa seluruh masyarakat Indonesia,” kata calon dokter cantik ini. (blt/yan)

Sumber: Tribun Batam
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas