Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

37 Siswa SD di Kabupaten Sanggau Kompak Silet Tangan Masing-masing Hingga Berdarah, Ini Penyebanya

Saat di konfirmasi, Kapolres Sanggau, AKBP Raymond Marcelino Masengi membenarkan kejadian puluhan siswa yang melukai tangannya dengan silet

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in 37 Siswa SD di Kabupaten Sanggau Kompak Silet Tangan Masing-masing Hingga Berdarah, Ini Penyebanya
Capture Youtube
Ilustrasi murid SD. 

TRIBUNNEWS.COM, SANGGAU - Kabar menghebohkan terdengar dari Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

Puluhan siswa SD Negeri di Kecamatan Tayan Hulu melukai tangannya sendiri menggunakan silet.

Saat di konfirmasi, Kapolres Sanggau, AKBP Raymond Marcelino Masengi membenarkan kejadian puluhan siswa yang melukai tangannya dengan silet.

Peristiwa langka tersebut terjadi pada 10 Februari 2020 lalu.

"Dari hasil interogasi terhadap guru di sekolah tersebut diperoleh informasi jumlah siswanya mencapai 37 orang," ungkap Kapolres kepada Tribun, pada Jumat (14/2/2020) malam.

Ketika mendapatkan informasi tersebut, pihak kepolisian lalu menelusuri kronologis peristiwa tak biasa tersebut.

Didapat keterangan bahwa aksi berbahaya dan tidak boleh dituruti itu dilakukan oleh seorang siswa.

Berita Rekomendasi

Diketahui kemudian, siswa itu berasal dari kelas VI atau enam.

Dari sang siswa, diceritakan Kapolres, didapat keterangan siswa itu menyilet tangan kirinya di ruang kelas.

Diduga motifnya karena siswa tersebut sering dimarahi kakak kandungnya.

"Saat melukai tangan dengan silet dilihat lima orang teman sekelasnya," terang Kapolres Sanggau, AKBP Raymond Marcelino Masengi.

Aksi itu dilihat oleh rekan siswa lainnya sehingga ditiru.

"Tindakan melukai tangan dengan silet diikuti dua temannya, dan selanjutnya diikuti oleh murid-murid lain di sekolah tersebut,” imbuh Kapolres.

Setelah dirinci, ternyata aksi itu diikuti hampir di lima kelas.

Dari kelas satu hingga enam yang totalnya terdapat 37 siswa yang meniru aksi itu hanya kelas dua yang nihil.

Rinciannya, masing-masing siswa kelas satu lima orang, kelas tiga sebanyak dua orang, dan kelas empat 12 orang.

Kemudian, dua kelas lainnya, yakni kelas lima delapan orang, serta kelas enam sebanyak 10 orang.

“Analisa sementara tindakan melukai diri sendiri di bagian tangan dengan cara menyilet oleh salah satu siswa didasari tekanan psikis akibat sering dimarahi oleh kakaknya," ungkap Kapolres.

"Lalu, pada saat melakukan perbuatannya terlihat oleh kawannya dan tidak berakibat fatal, maka timbul keinginan untuk mencoba dan pada akhirnya diikuti oleh semua yang melihat,” imbuhnya.

Menyikapi peristiwa tersebut, pada 13 Februari 2029 dilaksanakan koordinasi di sekolah oleh Muspika Tayan Hulu.

Pihak sekolah dan orangtua murid juga hadir.

Menurutnya, kejadian itu patut mendapat perhatian serius agar tidak terjadi di tempat lainnya.

Kapolres berharap semua pihak wajib peduli dengan kejadian tersebut agar tidak terulang di kemudian hari.

Ia pun mengkhawatirkan terjadinya dampak yang lebih besar bila tidak mendapat penanganan secara serius. (*)

Reaksi DPRD Sanggau

Ketua Komisi II DPRD Sanggau, Yeremias Marsilinus mengaku prihatin adanya kejadian puluhan siswa di salah satu SD Negeri di Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau, yang melukai tangannya menggunakan silet.

"Kedepan kita harapkan agar kepedulian orang tua terhadap anak-anaknya lebih ditingkatkan lagi. Kita sangat prihatin ada kejadian seperti ini, kita harapkan agar ada pendampingan dari guru terhadap anak-anak ini,"kata Yeremias Marsilinus, Jumat (14/2/2020).

Politisi PDI Perjuangan Sanggau itu berharap agar Instansi terkait segara turun ke sekolah tersebut untuk mencarikan penyebab adanya kejadian seperti itu. Dengan begitu tentunya dapat dicarikan solusi Kedepanya.

"Dan saya harapkan agar kejadian ini tak terulang lagi kedepanya. Jangan sampai ada terdengar kejadian serupa, beruntung tidak sampai terjadi hal-hal yang sampai berakibat fatal, "pungkas Yeremias Marsilinus.

Puspa Prihatin

Ketua Forum Komunikasi Partisipasi Publik Untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (Puspa) Kabupaten Sanggau, Abdul Rahim SH mengaku sangat prihatin atas kejadian puluhan siswa di satu di antara SD Negeri di Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau, yang melukai tangannya menggunakan silet.

"Kita minta anak-anak korban penyiletan untuk diperiksa mental dan kejiwaannya. Saya betul-betul kaget dapat informasi ini, Harus dicari sebab musababnya. Jangan sampai ada aksi lebih nekad lagi yang dilalukan anak-anak itu,"kata Abdul Rahim, Jumat (14/2/2020).

 Betrand Peto Disunat, Ruben Onsu Terharu Lihat Tingkah Sang Putra ke Thania

 The Jakmania Dapat 4000 Tiket, Personil Keamanan Ditambah Jaga Laga Arema FC Vs Persija Jakarta

Untuk itulah, Rahim berharap kasus tersebut jangan sampai terulang. Kepedulian orang tua, guru dan lingkungan tempat anak-anak bermain, jangan biarkan mereka melakukan hal-hal yang dapat membahayakan diri mereka.

"Intinya adalah kepedulian kita semua, Kalau kita sudah cuek dengan anak-anak ini tentu mereka menganggap apa yang mereka lakukan itu benar, padahal salah. Kemudian pengawasan orang tua, guru serta masyarakat sekitar untuk memantau gejala-gejala dan perilaku yang menyimpang,"pungkas Abdul Rahim.

Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Prihatin Puluhan Murid SD Silet Tangan, DPRD Dorong Instansi Terkait Ambil Langkah dan BREAKING NEWS - Geger, 37 Siswa SD Negeri di Sanggau Silet Tangan Sendiri,

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas