BP Jamsostek Gaet Milenial Sulsel
Generasi milineal dinilai bisa menjadi motor penggerak dalam peningkatan kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, PANGKEP - Generasi milineal dinilai bisa menjadi motor penggerak dalam peningkatan kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan atau dipanggil BP Jamsostek).
Demikian pembahasan dalam kegiatan "Sosialisasi Program BP Jamsostek untuk Pekerja Milenial" di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Acara digelar di Aula Kantor Bupati Pangkep Propinsi Sulsel pada Sabtu (22/2/2020).
Hadir dalam acara tersebut Hery Susanto Ketua Koordinator Nasional Masyarakat Peduli BPJS (KORNAS MP BPJS), Toto Suharto Deputi Direktur BP Jamsostek Wilayah Sulawesi-Maluku-Maluku Utara ((Sulama), Darmawan (Kadisnaker Pemprop Sulsel), Herlina (Asda I Pemkab Pangkep), M Ghazali (Kadisnaker Pemkab Pangkep), Suhartini Suaedy (Ketua Korcab MP BPJS Sulsel), dan Muammar Muhayang (Ketua APINDO Makassar).
Hery Susanto Ketua Koordinator Nasional Masyarakat Peduli BPJS (KORNAS MP BPJS) mengatakan generasi milineal mempunyai ciri menyukai tantangan, idenya kreatif, menghargai masa depan, mempunyai target capaian kinerja. Karena itu sangat strategis mereka terlibat aktif dalam program BP Jamsostek.
"Kaum milenial Indonesia amat diperhitungkan. Tidak saja karena jumlah mereka banyak lebih dari 80 juta atau 1/3 jumlah penduduk Indonesia adalah milineal. Kaum milenial yang berusia 22 hingga 37 tahun adalah mereka yang mempunyai kesempatan besar dalam masa depan perekonomian nasional, termasuk program BP Jamsostek," kata Hery Susanto.
Baca: Alihkan Program Pensiun PNS ke BPJAMSOSTEK, Manfaat Tidak Berkurang
Toto Suharto Deputi Direktur BP Jamsostek Wilayah Sulawesi Maluku Maluku Utara (Sulama) mengatakan Pangkep merupakan wilayah industri yang merupakan basis pekerja baik formal dan informal di Sulawesi Selatan.
BP Jamsostek mempunyai 4 program yakni jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan kematian (JKM), jaminan hari tua (JHT) dan jaminan pensiun (JP).
Pada tahun 2019 lalu di Propinsi Sulsel BP Jamsostek telah menangani 807 klaim JKK dengan nilai klaim mencapai Rp 13,3 milyar, 143 klaim JKM Rp 3,4 milyar, 39.302 klaim JHT Rp 386,8 milyar dan 376 klaim JP Rp 1,34 milyar, total klaim program BP Jamsostek 40.628 hingga sebesar Rp 404,8 milyar.
Dengan capaian kepesertaan sejumlah lebih dari 1 juta atau 41.9% dari tenaga kerja yang ada di Sulsel.
"Jadi kepesertaan BP Jamsostek yang ada di Sulsel masih jauh dari total pekerja yang ada, sehingga kami akan terus meningkatkan kepesertaan pekerja terlindungi program BP Jamsostek, untuk itu perlu perlibatan pekerja milenial sebagai motor penggerak. Manfaat program BP Jamsostek untuk jaminan kematian (JKM) saat ini alami kenaikan dari Rp 24 juta menjadi Rp 42 juta tanpa kenaikan iuran," kata Toto Suharto.
Darmawan selaku Kadisnaker Pemprop Sulsel mengatakan pihaknya senantiasa mengajak seluruh stakeholder Jamsostek di Sulsel baik pemberi kerja dan pekerja untuk segera berpikir bahwa resiko kecelakaan kerja yang menyebabkan kecelakaan kerja hingga kematian bisa terjadi untuk semua orang, karena itu pemberi kerja dna pekerja mesti menyiapkan diri mendapatkan perlindungan program BP Jamsostek.
"Sosialisasi program BP Jamsostek harus terus dilakukan ke seluruh masyarakat pekerja agar terlindungi dan menjadi peserta BP Jamsostek. Milenial punya potensi kuat sebagai pendorong perubahan sehingga harus terlibat dalam perluasan kepesertaan BP Jamsostek," katanya.
Suhartini Suaedy Ketua Korcab MP BPJS Sulsel mengatakan pihaknya siap bekerjasama dengan BP Jamsostek dan pemerintah daerah untuk memberikan edukasi dan rekrutmen peserta terkait urgensi program BP Jamsostek di kalangan pekerja khususnya milineal.
"Kami akan edukasi pekerja formal dan informal melalui gerakan milenial hingga sampai ke pelosok desa," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.