Polisi: Satu Siswi yang Ikut Kegiatan Susur Sungai di Sleman Ditemukan Tewas
Rizky mengatakan, satu korban yang ditemukan itu adalah Nadine Fadilah (12) berada di sekitar aliran sungai Sempor.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolres Sleman AKBP Rizky Ferdiansyah mengatakan, pihaknya telah menemukan satu orang siswi SMPN 1 Turi yang sempat hilang saat kegiatan susur sungai di Sleman, DI Yogyakarta.
Namun saat ditemukan, korban telah dalam kondisi tidak bernyawa.
Rizky mengatakan, satu korban yang ditemukan itu adalah Nadine Fadilah (12) berada di sekitar aliran sungai Sempor.
Itu berarti, masih ada dua orang lagi yang masih hilang.
"Tinggal 2 lagi yang belum ditemukan," kata Rizky kepada Tribunnews, Sabtu (22/2/2020).
Menurut Rizky, tidak ada kendala yang berarti dalam proses pencarian korban kegiatan susur sungai tersebut.
Cuaca di sekitar sungai Sampur pun dalam kondisi yang cerah.
"Cuaca cerah dan debit air normal," ungkap dia.
Dia juga menambahkan, pihaknya bersama sejumlah pihak terkait berkomitmen untuk terus mencari korban yang masih hilang.
"Kita masih kedepankan kemanusiaan untuk cari korban," pungkasnya.
Polisi: Guru, Sekolah, Penyelenggara Susur Sungai di Sleman Bisa Dipidana Jika Terbukti Lalai
Kabid Humas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Yulianto mengatakan akan menindak tegas kepada pihak yang terbukti melakukan kelalaian saat kegiatan susur Sungai di Sleman.
Termasuk juga guru, sekolah atau penyelenggara yang diduga lalai hingga mengakibatkan korban jiwa.
Diketahui, kegiatan susur sungai Sampur ratusan siswa SMPN 1 Turi, Sleman, DIY, berujung maut.
Sejauh ini, ada 7 siswa meninggal dan 3 siswa lainnya masih dinyatakan hilang.
Baca: UPDATE Jumlah Warga Jepang Terinfeksi Virus Corona, 4 WNI Kru Diamond Princess Masih Dirawat di RS
Baca: Siswa Jadi Korban Pedofilia, KPAI Minta Proses Perekrutan Petugas Sekolah Lebih Ketat
"Pasti dong, para pihak yang bertanggung jawab pasti nanti diperiksa," kata Yulianto, Sabtu (22/2/2020).
Hal tersebut mengacu dalam pasal 359 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Dalam beleid tersebut berbunyi, 'barangsiapa karena kesalahannya menyebabkan matinya orang dihukum penjara selama-lamanya lima tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun'.
Yulianto menambahkan, pihaknya belum melihat langsung lokasi sungai Sempor yang menjadi tempat ratusan siswa melakukan kegiatan susur Sungai.
Sehingga dia belum bisa berbicara banyak apakah sungai itu bahaya atau tidak untuk dilakukan kegiatan.
Namun, dengan kondisi cuaca di Sleman yang beberapa terakhir turun hujan, Yulianto bilang, sungai-sungai akan sangat rentan dengan debit air deras yang membahayakan untuk dilakukan kegiatan.
"Saya belum cek lokasinya membahayakan atau tidak. Sungainya itu kan memang kemarin beberapa hari hujan, kondisi deras dan cukup berbahaya," jelas dia.
Menurut Yulianto, pihaknya telah memanggil 7 saksi untuk dimintai keterangan lebih lanjut mengenai kegiatan susur sungai berujung maut tersebut.
"Sudah ada yang diperiksa. Paling tidak sudah ada 7 orang," jelas dia.
Terakhir, dia menuturkan, salah satu pihak yang telah diperiksa oleh Polda DIY adalah pembina dari kegiatan susur sungai tersebut.
"Yang terakhir diperiksa dari pembina yang mereka ikut kegiatan para siswa," pungkasnya.
Periksa 7 Saksi
Insiden susur sungai Sempor yang berujung maut oleh sejumlah siswa SMPN 1 Turi berbuntut panjang.
Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan menindak tegas kepada pihak yang disinyalir melakukan kelalaian dalam kegiatan tersebut.
Kabid Humas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Yulianto mengatakan, pihaknya akan menyelidiki dan memanggil beberapa pihak untuk dimintai pertanggungjawaban atas insiden tersebut.
"Pasti dong, pasti diperiksa para pihak yang bertanggung jawab nanti diperiksa," kata Yulianto, Sabtu (22/2/2020).
Ia menyatakan, total kepolisian telah memanggil 7 saksi untuk diminta keterangan lebih lanjut mengenai kegiatan susur sungai berujung maut tersebut.
"Sudah ada yang diperiksa. Paling tidak sudah ada 7 orang," jelas dia.
Terakhir, Yulianto menuturkan, salah satu pihak yang telah diperiksa oleh polri adalah pembina dari kegiatan susur sungai tersebut.
"Yang terakhir diperiksa dari pembina yang mereka ikut kegiatan para siswa," pungkasnya.
Seperti diwartakan sebelumnya, ratusan siswa SMPN 1 Turi diketahui mengikuti kegiatan Pramuka dengan kegiatan Susur Sungai Sempor di wilayah Dukuh, RT.03/RW.10, Ngentak Dukuh, Donokerto, Turi, Sleman, Jumat (21/2) sore.
Beberapa diantaranya hanyut oleh aliran sungai yang tiba-tiba datang dari arah utara.
Data terakhir, ada 7 siswa yang dinyatakan meninggal usai terseret arus sungai. Sedangkan masih ada 3 orang lagi yang belum ditemukan.
Proses Pencarian 3 Siswi SMPN 1 Turi yang Terseret Arus Sungai Kembali Digelar
Kabid Humas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Yulianto mengatakan, pihaknya akan kembali melanjutkan proses pencarian tiga orang siswa SMPN 1 Turi diketahui masih hilang usai mengikuti kegiatan Pramuka dengan kegiatan Susur Sungai Sempor, Sleman.
Sejak Jumat malam, Yulianto menyatakan, polisi bersama pihak terkait memang masih melakukan pencarian. Namun adanya kendala penerangan, proses pencarian mulai dilakukan lagi pagi ini.
"Kalau tadi malam melakukan pencarian sampai dengan dini hari. Dengan keterbatasan lampu seadanya. Pagi ini kami mulai diteruskan lagi," kata Yulianto, Sabtu (22/2/2020).
Yulianti menambahkan, pihaknya belum melihat langsung lokasi sungai Sempor yang menjadi tempat ratusan siswa melakukan kegiatan Susur Sungai.
Dia belum bisa berbicara banyak apakah sungai itu bahaya atau tidak untuk dilakukan kegiatan.
Namun, dengan kondisi cuaca di Sleman yang beberapa terakhir turun hujan, Yulianto bilang, sungai-sungai akan sangat rentan dengan aliran deras air yang membahayakan untuk dilakukan kegiatan.
"Saya belum cek lokasinya membahayakan atau tidak. Sungainya itu kan memang kemarin beberapa hari hujan, kondisi deras dan cukup berbahaya," jelas dia.
Data terakhir, ia menyatakan, ada 7 siswa yang dinyatakan meninggal usai terseret arus sungai. Sedangkan masih ada 3 orang lagi yang belum ditemukan.
"Siswa yang meninggal 7 yang belum ketemu 3," tutur dia.
Diketahui, identitas tiga orang siswi SMPN 1 Turi yang belum ditemukan yakni :
1. Yasinta Bunga (13 tahun, kelas 7) memiliki ciri-ciri sebagai berikut : di pipi ada tahi lalat, tinggi ±150cm, 40kg, kulit putih, rambut agak keriting sepinggang
2. Zahra Imelda (12 tahun, kelas 7) memiliki ciri-ciri sebagai berikut : hitam manis, tinggi 140 cm, rambut sebahu bergelombang, agak kurus
3. Nadine Fadilah (12 tahun, kelas 7) memiliki ciri-ciri sebagai berikut : kecil, kurus, kuning langsat, tinggi 140cm.
Diketahui, ratusan siswa SMPN 1 Turi diketahui mengikuti kegiatan Pramuka dengan kegiatan Susur Sungai Sempor di wilayah Dukuh, RT.03/RW.10, Ngentak Dukuh, Donokerto, Turi, Sleman, Jumat (21/2) sore. Beberapa diantaranya hanyut oleh aliran sungai yang tiba-tiba datang dari arah utara.
Dimakamkan
Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah, salah satu korban susur sungai anggota pramuka SMPN 1 Turi dimakamkan Sabtu (22/2/2020) ini di makam Dusun Karanggawang Girikerto, Turi.
Khoirunnisa dimakamkan bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-13 yang jatuh hari Sabtu ini. (Catatan : Sementara data BPBD DIY menyebutkan Khoirunisa berusia 14 tahun)
Adapun upacara pemakaman dihadiri Wabup Sleman Sri Muslimatun.
"Kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya anak kita, Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah yang hari ini bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-13 persis jatuh hari ini," demikian potongan sambutan Wabup Sleman Sri Muslimatun yang dibacakan dalam bahasa Jawa.
Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah adalah salah satu korban meninggal dalam kegiatan susur sungai anggota pramuka SMPN 1 Turi.
Kegiatan outbond pramuka SMPN 1 Turi ini dilaksanakan di wilayah Outbound Valley Sempor Dukuh, RT.03/RW.10, Ngentak Dukuh, Donokerto, Kecamatan Turi, Jumat (21/2/2020) sore.
Tim SAR Gabungan Sabtu (22/2/2020) juga kembali melanjutkan operasi pencarian korban susur sungai di Sungai Sempor.
Baca: Bukan GERD, Evan Sanders Duga Ashraf Sinclair Meninggal karena Jet Lag Setiba dari Amerika
Baca: Update CPNS 2019: Peserta yang Tak Hadir SKD Bisa Kena Sanksi, Simak Juga Tips Lolos Tahap SKB
Operasi pencarian terbagi atas empat tim yang bertugas melakukan penyisiran dari lokasi kejadian hingga ke Ringroad Selatan dengan total sejauh 25,19 kilometer.
Dengan rincian ;
1. Penyisiran area pertama
Titik awal di lokasi hanyutnya para siswa hingga ke tempuran Sungai Sempor dengan Sungai Bedog dengan estimasi panjang lintasan sejauh 6,71 kilometer
2. Penyisiran area kedua
Dari tempuran Sungai Sempor dan Sungai Bedog hingga perpotongan Sungai Bedog dengan Selokan Mataram dengan estimasi panjang lintasan 5,59 kilometer
3. Penyisiran area ketiga
Perpotongan Sungai Bedog dengan Selokan Mataram hingga jembatan Sungai Bedog sebelah timur Gereja Santa Maria Assumpta Gamping dengan panjang lintasan sejauh 7,91 kilometer
Baca: VIRAL Quaden Bayles Bocah 9 Tahun di Australia yang Minta Bunuh Diri Diduga Aslinya Berusia 18 Tahun
Baca: 2 Warga Batan Indah Positif Terkontaminasi Radioaktif, Diduga karena Makan Buah dari Sumber Radiasi
4. Penyisiran area keempat
Jembatan Sungai Bedog sebelah timur Gereja Santa Maria Assumpta Gamping hingga ke perpotongan Saungai Bedog dengan Jalan Ringroad Selatan dengan panjang lintasan sejauh 4,98 kilometer.
Adapun berdasarkan rilis BPBD DIY hingga Sabtu (22/2/2020) pagi ini, total peserta susur sungai siswa SMPN 1 Turi berjumlah 249 orang.
Terdiri atas 124 siswa kelas 7 dan 125 kelas 8.
Dari jumlah tersebut, 216 siswa dipastikan selamat, 23 siswa mengalami luka, 7 siswa meninggal dunia dan 3 siswa lainnya belum ditemukan.
Berikut data korban yang berhasil diidentifikasi ;
Baca: Melarikan Diri Usai Sidang, Buronan Pencucian Uang Ditangkap di Rumah Kontrakan di Padang
Baca: Di Balik Performa Fantastis Erling Haaland, Ada Peran Penting Cristiano Ronaldo
Korban susur sungai yang belum ditemukan:
1. Yasinta Bunga
Kelas 7B | Perempuan | Usia 13 Tahun
2. Zahra Imelda
Kelas 7D | Perempuan | Usia 12th
3. Nadine Fadilah
Kelas 7D | Perempuan | Usia
Korban susur sungai dinyatakan meninggal dunia
1. Sovie Aulia
Kelas 8C SMPN 1 Turi | Perempuan | Usia 15 Tahun
2. Arisma Rahmawati
Kelas 7D SMPN 1 Turi | Perempuan | Usia 13 Tahun
3. Nur Azizah
Kelas 8A SMPN 1 Turi | Perempuan | 15 Tahun
4.Lathifa Zulfaa
Kelas 8B SMPN 1 Turi | Perempuan | Usia 15 Tahun
5.Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah
Kelas 7C SMPN 1 Turi | Perempuan | Usia 14 tahun
6.Evieta Putri Larasati
Kelas 7A SMPN 1 Turi | Perempuan | 13 Tahun
7.Faneza Dida
Kelas 7A | Perempuan | 13 Tahun
Korban luka
Berjumlah 23 siswa dengan rincian 21 siswa rawat jalan/pulang dan 2 siswa menjalani Rawat Inap di Puskesmas Turi.
Baca: Nadeo Argawinata Ungkap Perbedaan Menu Latihan Shin Tae-yong dengan Stefano Cugurra
Baca: Karen Pooroe Harus Hadapi 3 Kasus Hukum Usai Meninggalnya Zefania, KDRT Hingga Dugaan Pengeroyokan
Informasi Pemakaman Korban
Berdasarkan rilis Polda DIY berikut informasi sementara pemakaman korban susur sungai anggota pramuka SMPN 1 Turi ;
1. Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah, dimakamkan hari ini di makam Dusun Karanggawang Girikerto, Jam 10.00WIB
2. Evieta Putri Larasati, akan dimakamkan hari ini di makam Dusun Soprayan Girikerto, Turi, Jam 13.00 WIB
3. Faneza Dida, dimakamkan hari ini di makam Dusun Glagahombo, Girikerto, Turi, Jam: 11.00WIB
4. Nur Azizah, sudah dimakamkan kemarin.
5. Lathifa Zulfaa, sudah dimakamkan kemarin.
Sementara korban meninggal lainnya belum terkonfirmasi.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Salah Satu Korban Susur Sungai SMPN 1 Turi, Dimakamkan di Hari Ulang Tahunnya
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.