Sekeluarga yang Baru Datang dari Korsel Ditempatkan di Ruang Isolasi di RSUD Singkawang
Sekeluarga asal Kabupaten Bengkayang, yang baru pulang dari Seoul, Korea Selatan, dirujuk dari Rumah Sakit Bengkayang ke RSUD dr Abdul Aziz Singkawang
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, SINGKAWANG - Sekeluarga asal Kabupaten Bengkayang, yang baru pulang dari Seoul, Korea Selatan, dirujuk dari Rumah Sakit Bengkayang ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Aziz Singkawang, pada Rabu malam (4/3/2020) malam WIB.
Mereka tiba di rumah sakit yang beralamat di Jalan dr Sutomo, Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat itu sekitra pukul 20.20 WIB.
"Mereka dalam pengawasan di RSUD dr Abdul Aziz," ungkap Direktur RSUD dr Abdul Aziz Kota Singkawang, Ruchanihadi, dikonfirmasi Tribunpontianak.co.id.
Sekeluarga yang dirujuk tersebut terdiri dari empat orang yakni, satu ayah dan ibu serta dua orang anak.
Baca: Seperti Apa Ruang Isolasi Pasien Virus Corona? Wanita Ini Bocorkan Foto-foto Situasi di Dalamnya
Baca: Kronologi Sekeluarga Pulang dari Korea Diisolasi di Singkawang, 10 Hari di Rumah Demam dan Pilek
Satu di antara pasien yang berusia lima tahun menunjukkan gejala seperti pilek, batuk, dan demam.
Sementara, tiga lainnya tidak menunjukkan gejala.
Namun, karena satu keluarga ini baru pulang dari Korea Selatan, maka tetap dilakukan observasi.
"Mereka ditempatkan di ruang isolasi dr Abdul Aziz," tuturnya.
Didi – sapaan akrab Ruchanihadi – menjelaskan, RSUD dr Abdul Aziz sebelumnya mendapat telepon dari RSUD Bengkayang dimana pasien dinilai perlu pengawasan. Dari situlah akhirnya dirujuk ke RSUD dr Abdul Aziz.
Pasien sebelumnya mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Bengkayang, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Bengkayang, kemudian dirujuk lagi ke dr Abdul Aziz Singkawang.
“Informasi yang diperoleh mereka baru pulang dari Korea Selatan dan mengeluhkan batuk pilek dan demam pada pasien anak berusia 5 tahun. Sementara tiga lainnya tidak menunjukkan gejala. Informasinya sudah 10 hari di rumah," jelas Didi.
Baca: Sulit Dapatkan Masker, Adi Nugroho Sempat Kesal Hingga Membeli dengan Harga Fantastis
Baca: Dijodohkan dengan Herjunot Ali, Luna Maya Kenalkan Suami di Depan Geng Menteri Ceria, Siapa Dia?
Direktur RSUD dr Abdul Aziz Kota Singkawang, dr Ruchanihadi Sp.PD mengatakan kondisi pasien lain di rumah sakit aman dari penularan karena ruang isolasinya sudah tersendirikan sehingga memang tidak untuk lalu lalang.
"Ya Insya Allah," katanya, Kamis (5/3/2020).
Ia berharap baik pasien lain maupun keluarga pasien yang berada di rumah sakit serta masyarakat diminta jangan panik karena ini masih dalam pengawasan dan tetap mendoakan yang terbaik.
Didi sapaan akrabnya memastikan pasien telah mendapatkan perawatan seperti yang seharusnya, bahkan langkah-langkah pengobatan pun telah dilakukan.
Belum Positif Terinfeksi Virus Corona
Ia mengimbau masyarakat untuk menjaga stamina masing-masing dengan beristirahat yang cukup serta mencuci tangan setelah beraktivitas dengan rutin.
"Ini masih belum positif," jelas Didi.
Sebelumnya satu keluarga terdiri dari ayah ibu dan dua anak yang baru pulang dari Seoul, Korea Selatan diduga suspek virus corona.
Mereka dirujuk dari Rumah Sakit Bengkayang ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Aziz, Jalan dr Sutomo, Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat, Rabu (4/3/2020) sekitar pukul 20.15 wib.
Pasien telah dalam penanganan dan perawatan dalam ruang isolasi serta telah diberikan obat-obatan. Pemeriksaan darah dan observasi terhadap pasien telah dilakukan.
Rumah sakit akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Singkawang dan kemudian dari Dinas Kesehatan Kota Singkawang berkoordinasi ke Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar untuk melakukan pengambilan sampel dahak dari tenggorokannya dimana mereka memiliki tempat penyimpanannya.
Setelah sampel diambil, kemudian dibawa ke Kota Pontianak, lalu dikirim ke Jakarta. Sampai di Jakarta akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Setelah hasilnya keluar kita baru tahu dia positif apa negatif," tuturnya.
Warga Cina Dirujuk ke RSUD Soedarso
Dari Ketapang, pihak RSUD Agoesdjam Ketapang mengisolasi satu orang Warga Negara Asing (WNA) asal Cina lantaran menderita batuk dan demam.
Mr X ini datang ke rumah sakit pada Selasa (3/3/2020) sekitar pukul 22.30 WIB. Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang merujuk warga Cina ini ke RSUD dr Soedarso Pontianak pada Rabu (4/4/2020).
"Pasien WNA itu memang benar dirujuk ke Pontianak bukan karena corona virus tapi karena mengingat pasien WNA dari negara Cina yang kita ketahui terjangkit corona. Jadi tentutnya harus dapat pelayanan kesehatan lebih baik karena rumah sakit di Ketapang tidak standar untuk kasus ini," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang drg Basariah Rajagukguk, Rabu (4/3/2020).
Basariah menambahkan, rencananya pasien akan dirujuk ke Pontianak menggunakan mobil ambulans.
Ia juga menjelaskan nantinya para petugas medis yang mengantar juga akan sesuai prosedur alat pelindung diri. Hal ini sesuai dengan protap menangani orang yang sakit.
"Sekarang lagi disusun segala keperluan yang diperlukan. Rencananya hari ini dirujuk pakai ambulans semoga tidak ada halangan," lanjutnya.
Untuk kondisi pasien saat ini dikatakan Basariah sudah mulai normal. Demamnya juga sudah mulai menurun.
"Untuk status pasien, kita bukan rumah sakit rujukan yang dapat memastikan positif negatif. Namun kita tetap memberikan pelayanan terbaik sesuai protap saja," timpalnya.
Untuk itu Basariah mengimbau kepada seluruh masyarakat khususnya warga Ketapang agar tetap tenang dan jangan panik. Apalagi sampai memborong masker yang mengakibatkan harga masker menjadi mahal.
"Tetap jaga kondisi kesehatan kita. Makan makanan yang bergizi dan terus menjaga perilaku hidup bersih dan sehat. Jika badan atau imunitas kita sehat maka tidak mudah untuk dimasuki virus," imbau Basariah.
Sementara itu hingga Rabu sore (4/3/2020), kondisi Mr X sehat dan tidak menunjukan tanda-tanda pneumonia.
"Tadi malam kronologisnya kita kedatangan pasien dengan ciri-ciri ada batuk dan demam selama beberapa hari dan kebetulan WNA. Sesuai dengan prosedur tetap kita jalankan protap untuk isolasi dan kita tangani sesuai prosedur sudah dilakukan tindakan penunjang seperti rontgen," kata Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Agoesdjam Ketapang dr Feria Kowira mendapingi Plt Direktur RSUD Agoesdjam Ketapang dr Herman kepada awak media di ruang direktur, Rabu (4/3/2020).
Feria menambahkan jika pihaknya tidak mengetahui pasti asal dari pasien berwarga negara asing tersebut. Namun dugaan mereka mengatakan kalau pasien berasal dari Tiongkok.
"Riwayat perjalanan dari anamnesa kami dia tidak melakukan perjalanan dari awal Februari. Begitu informasi yang disampaikan pasien ke kami. Dari hasil rontgen dari dokter radiologi kita dikatakan dalam keadaan baik tidak ada tanda-tanda pneumonia," tambahnya.
Saat ini pasien sendiri masih dilakukan pemeriksaan di ruang isolasi RSUD Agoesdjam Ketapang. Dijelaskan dr Feria pihaknya masih terus melakukan pemeriksaan sesuai standar prosedur yang telah ditetapkan.
"Sejauh ini dari hasil pemeriksaan kita pasien ini masih dugaan. Saat ini dalam proses persiapan pengambilan cairan tenggorokan untuk dilakukan uji laboratorium. Jadi imbauan kami masyarakat harus tenang karena kami dari rumah sakit dan Dinas Kesehatan akan bersatu padu dalam penanganan,” tegasnya.
Sebelumnya warga Ketapang sempat dihebohkan dengan video yang tersebar di media sosial Facebook. Dalam video tersebut tampak petugas dari RSUD Agoesdjam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) menerima pasien diruang IGD RSUD Agoesdjam Ketapang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang Rustami membenarkan bahwa ada pasien dengan gejala infeksi menular yang dibawa ke RSUD Agoesdjam Ketapang pada Selasa (3/3) malam.
“Namun apakah itu terinfeksi virus corona atau bukan tentu masih menunggu hasil pemeriksaan rontgen guna melihat apakah pada paru-paru yang bersangkutan ada bercak atau dikenal dengan pneumonia,” kata Rustami.
Ia menjelaskan kalau pasien tersebut dirujuk dari poli klinik PT BSM dengan memiliki gejala batuk dan demam.
Karena saat ini ada peningkatan kasus corona, maka dikatakan Rustami penanganan pasien tersebut dilakukan dengan standar penanganan, dimana petugas menyambut kedatangan dengan Alat Pelindung Diri (APD).
“Penanganan pasien seperti ini, membuktikan Ketapang siap untuk melakukan penanganan ketika ada dugaan kasus corona. Bahkan saat ini sedikitnya ada 15 baju astronot atau pelindung diri yang disediakan,” pungkasnya.
Tak Diawasi
Dihubungi terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, dr Harisson MKes mengatakan, WNA Cina yang dirawat di RSUD Agoesdjam Ketapang tak termasuk orang dalam pengawasan atau pemantauan karena sudah enam bulan kembali ke Kalbar.
“Pasien ini sebenarnya sudah enam bulan di Ketapang. Jadi sebenernya sudah lewat masa yang kalau kita curigai. Dia sudah enak bulan di sini, lalu keluhan sakitnya demam dan batuk sesak nafas dan ada diare. Sudah sakit selama lima hari dan sekarang di rawat RS Ketapang,” ujarnya saat ditemui awak media.
Kadis menyatakan, pasien ini tidak masuk dalam kategori pasien dalam pengawasan atau orang dalam pemantauan. “Jadi pasien bukan yang patut kita curigai sebagai pasien corona, pasien sendiri sudah menunjukkan penyembuhan,” ujarnya.
Ia mengatakan, dokter spesialis sudah jelas mengatakan bahwa tidak ada virus corona. Lalu, lanjut Kadiskes, dokter spesialisnya juga mengatakan sanggup merawat karena memang bukan pasien corona.
“Karena memang sudah kembali ke Ketapang enam bulan lalu. Jadi tidak ada kecurigaan, tapi pasien diminta untuk dikirim ke Pontianak. Nanti di Pontianak dia berobat seperti orang sakit pada umumnya. Jadi tidak dilakukan isolasi hanya berobat biasa saja,” jelasnya.
Ia memastikan, hasil pemeriksaan di RS Ketapang juga bukan corona tapi infeksi biasa.
Dokter Harisson memastikan bahwa pasien tersebut terkena infeksi paru-paru bukan infeksi corona karena melihat perjalanan dari pasien sendiri dan sudah berada enam bulan di Ketapang.
“Semua orang dari Cina juga sudah tidak bisa masuk ke Kalbar jadi tidak melakukan kontak dengan orang asing,” pungkasnya.
Dari penelusuran Tribun, warga Cina ini bekerja di PT IKIPTD yang merupakan satu di antara investor di wilayah PT KIP di Kecamatan Muara Pawan.
Manajemen PT KIP memastikan TKA tersebut sudah lama berada di Indonesia tepatnya di Kabupaten Ketapang sejak November 2019.
"Memang benar bekerja sebagai koordinator alat berat (eksavator) di PT PT IKIPTD. Yang bersangkutan sudah berada di Ketapang sejak 6 November 2019," kata Legal Corporate PT KIP Group, Hermawan, saat ditemui di kantornya, kemarin.
Dijelaskan Hermawan, pasien bukan karyawan PT BSM.
“Dia karyawan di PT PT IKIPTD yang merupakan salah satu investor perusahaan yang berada di wilayah industri kita,” timpalnya.
Hermawan menambahkan, dirinya sendiri baru mengetahui kejadian tersebut pada Selasa (3/3/2020) sekitar pukul 23.00 WIB.
Informasi yang didapatnya, pasien sempat datang ke Rumah Sakit Fatima sebelum akhirnya diarahkan ke RSUD Agoesdjam Ketapang karena mengalami sakit batuk dan demam.
“TKA tersebut berasal dari Kota Henan yang jaraknya sekitar 1.002 Kilometer dari kota Wuhan. Namun TKA tersebut sudah lama berada di Indonesia dan belum ada pulang ke Cina," terangnya.
Dijelaskannya, total TKA yang bekerja di wilayah PT KIP sendiri berjumlah 53 orang. Namun pada Desember 2019 lalu kata Hermawan ada yang mengambil cuti sehingga tersisa 23 orang yang satu di antaranya adalah pasien tersebut.
“Pada 12 Februari ada 6 orang TKA yang masuk namun semua setelah melalui proses dan prosedur yang ada. Bahkan kita lakukan kembali pemeriksaan kesehatan yang dilakukan Dinkes Ketapang pada 15 Februari terhadap seluruh karyawan termasuk para TKA yang ada bahkan pasien yang saat ini disolasi, saat itu diketahui kondisinya dalam keadaan sehat,” tandasnya.
Sementara itu Kantor Imigrasi Kelas III Non TPI Ketapang mencatat saat ini total ada 1.050 Tenaga Kerja Asing (TKA) yang berada di wilayah Kabupaten Ketapang.
"Itu data untuk wilayah Ketapang per Februari 2020," kata Kasubsi Teknologi Informasi, Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas III Non TPI Ketapang, Dhani, saat dihubungi Tribun, kemarin.
Dhani menyebutkan sejak Januari hingga Februari 2020 ada sebanyak 27 TKA yang telah meninggalkan wilayah Indonesia dengan mengajukan Exit Permit Only (EPO).
"Yang telah meninggalkan wilayah Indonesia Januari ada 27 TKA dan untuk Februari 0 atau tidak ada. Untuk yang keluar masuk kita tidak mengetahui soalnya kita non-TPI. Tetapi pada awal Februari kemarin ada 6 TKA yang masuk mengurus KITAS," jelasnya.
Selain itu, dijelaskan Dhani dari total 1.050 TKA tersebut mayoritas berasal dari Tiongkok.
Sisanya ada yang berasal dari Malaysia dan India.
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul UPDATE Sekeluarga Asal Bengkayang Dirujuk ke Abdul Aziz, Warga Cina di Ketapang ke Soedarso! Corona?,
dan RSUD dr Abdul Aziz Tempatkan Pasien Sekeluarga Baru Datang dari Korsel Diruang Isolasi,
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano