Aksi Gejayan Memanggil, Polisi Siagakan Ratusan Personel Kawal Aksi Tolak Omnibus Law
Aparat kepolisian menyiapkan ratusan personel guna mengamankan aksi Gejayan Memanggil yang digelar sebagai penolakan RUU Cipta Kerja Omnibus Law.
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Aksi Gejayan Memanggil kembali digelar oleh sekelompok massa yang mengatasnamakan diri Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) pada Senin (9/3/2020).
Dilansir TribunJogja.com, massa aksi Gejayan Memanggil terdiri dari sejumlah elemen mahasiswa, buruh, seniman, serta organisasi masyarakat sipil lainnya.
Dalam demonstrasi kali ini, ARB menyatakan penolakannya terhadap penerapan Omnibus Law yang dirancang oleh pemerintah.
Untuk mengawal aksi Gejayan Memanggil, aparat kepolisian menyiapkan ratusan personel.
Baca: Golkar dan NasDem Bertemu, Bahas Omnibus Law hingga UU Pemilu
Kapolres Sleman, AKBP Rizky Ferdiansyah mengatakan, pihaknya akan memfokuskan pengamanan arus lalu lintas.
Menurut Rizky, apabila masih memungkinkan, arus lalu lintas di seputaran Jalan Gejayan tidak akan ditutup.
Namun, pihaknya masih akan memantau kondisi jalan dan jumlah massa aksi dalam demonstrasi kali ini.
"Karena disini kan ada penggal-penggal jalan.
Selama bisa jalan, arus lalu lintas kita jalankan, tapi kalau sudah tidak mungkin nanti akan kita tutup," jelas Rizky, seperti yang diberitakan TribunJogja.com, Senin (9/3/2020).
Baca: Tagar #GejayanMemanggilLagi Trending di Twitter, Elemen Masyarakat Yogya Tolak Omnibus Law
Rizky menambahkan, pihaknya menyiagakan sebanyak 300 personel untuk mengamankan jalannya aksi tersebut.
"Polda juga ikut menambah. Jadi total sekitar 400 lah," lanjutnya.
Kapolres Sleman berharap massa aksi dapat menyampaikan aspirasi dengan tenang sehingga aksi Gejayan Memanggil dapat berlangsung kondusif.
Dengan demikian, menurut Rizky, poin-poin yang menjadi tuntutan massa bisa tersampaikan dengan optimal.
Sementara itu, menurut pantauan TribunJogja.com di lokasi, massa yang tergabung dalam ARB tampak telah memenuhi simpang tiga Gejayan.
Arus lalu lintas di sepanjang lokasi juga telah ditutup oleh petugas kepolisian.
Baca: Kata Rocky Gerung soal Cacat Omnibus Law: Orang Lihat Isinya Memang Mencelakakan Buruh
Baca: Aliansi Rakyat Bergerak Gelar Aksi Tolak RUU Omnibus Law, Buruh hingga Seniman Turun di Gejayan
Diketahui, massa aksi yang melalukan long march dari bundaran UGM telah sampai di titik aksi Jalan Gejayan sejak pukul 12.00 WIB.
Setelah itu, menyusul pengunjuk rasa yang berkumpul dari simpang tiga UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Para peserta aksi pun bergantian berorasi untuk menyampaikan penolakannya terhadap RUU Cipta Kerja Omnibus Law.
Sejumlah poster dengan narasi penolakan Omnibus Law pun mewarnai aksi tersebut.
Kekompakan Massa Aksi
Aksi Gejayan Memanggil yang digelar sejak pukul 12.00 WIB masih berlangsung hingga saat ini.
Menurut pantauan TribunJogja.com, hingga pukul 13.23 WIB, sebanyak tiga mobil ambulans telah berdatangan menuju titik pusat aksi.
Massa aksi pun dengan tertib membuka jalan setiap kali ambulans melintas.
Tak hanya itu, kekompakan massa aksi dalam menjaga kebersihan pun terlihat dalam aksi kali ini.
Hingga 1,5 jam aksi digelar, tidak tampak sampah yang ditimbulkan peserta aksi.
Baca: SBY dan Airlangga Bertemu di Puri Cikeas, Bahas Omnibus Law Hingga Pilkada 2020
Baca: Draft Omnibus Law Dianggap Sengsarakan Nasib Buruh
Massa aksi tampak telah menyiapkan trash bag yang kemudian diedarkan pada para peserta aksi untuk memudahkan mereka membuang sampah.
Dalam rangkaian aksi Gejayan Memanggil yang menuntut digagalkannya RUU Omnibus Law ini, perwakilan peserta aksi bergantian menyampaikan orasi.
Selain itu, mereka juga menampilkan pembacaan puisi dan penambilan musik untuk menyuarakan aspirasinya.
Hingga menjelang pukul 14.00 WIB, aksi Gejayan Memanggil masih berjalan kondusif.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) (TribunJogja.com/Yosef Leon Pinsker/Maruti Asmaul Husna)