Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cegah Penyebaran Corona, Gubernur Jatim: Karaoke dan Diskotek Tutup Sementara

pelaku dunia usaha hiburan di Jatim mulai membatasi jam operasional hingga menutup tempat hiburan malam

Editor: Sanusi
zoom-in Cegah Penyebaran Corona, Gubernur Jatim: Karaoke dan Diskotek Tutup Sementara
Surya/Fatimatuz Zahroh
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat diwawancara di Gedung Negara Grahadi, Senin (16/3/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka memberikan ketenangan dan perlindungan kepada masyarakat, khususnya terkait wabah virus Corona (Covid-19), Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melakukan sejumlah langkah strategis di lingkungan Jawa Timur.

Yang pertama, wanita yang juga mantan Menteri Sosial ini membuat kebijakan agar kepala daerah dan pelaku dunia usaha hiburan di Jatim mulai membatasi jam operasional hingga menutup tempat hiburan malam di Jawa Timur.

“Jadi, pemkab dan pemkot diharapkan segera melakukan pembatasan sampai dengan menutup operasional bidang usaha pariwisata, khususnya adalah usaha hiburan malam. Alasannya adalah tempat hiburan malam banyak dihadiri oleh banyak masyarakat, sedangkan jenisnya banyak seperti klub malam, diskotek dan tempat karaoke,” ujar Khofifah dalam penjelasan tertulisnya, Rabu (18/3).

Baca: Mengapa Presentase Kematian Virus Corona di Indonesia Bisa Tertinggi di Dunia? Ini Penjelasan Ahli

Baca: Presiden Minta Kebijakan Belajar, Bekerja dan Beribadah di Rumah Tidak Digunakan untuk Liburan

Baca: Resmi: Undian Piala Thomas dan Uber Ditunda, Wabah Virus Corona Jadi Penyebabnya

Koordinasi antara Pemprov Jatim dengan Pemkab dan Pemkot diharapkan mulai nanti malam, sudah bisa menyesuaikan. Yaitu mulai menutup hiburan malam.

“Tujuannya agar memperkecil peluang tersebarnya covid-19," ujarnya.

Rencana, penutupan hiburan malam, tidak serta merta dilakukan sepihak, tapi sudah melalui koordinasi dengan para pelaku usaha pariwisata seperti GIPI, ASITA, HPI, PHRI, HIPERHU, PUTRI, BPPD, dan Kadin.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menjelaskan, perkembangan jumlah kasus covid-19 sangat dinamis.

BERITA TERKAIT

Sampai dengan Rabu (18/3), siang terdapat 29 orang dalam pemantauan (ODP) dirawat. Kemudian jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 11 orang.

Selain itu per Rabu (18/3) juga tercatat ada penambahan kasus pasien yang terdiagnosa positif covid-19. Total sudah ada delapan orang yang dinyatakan positif covid-19.

Dari jumlah delapan tersebut enam diantaranya adalah hasil pemeriksanaan spesimen di Tropical Diseases Center (TDC) RS Universitas Airlangga Surabaya. Dan dua kasus positif covid-19 lainnya adalah hasil spesimen yang dites di Balitbangkes Kementerian Kesehatan.

“Jadi enam orang kasus positif saat ini sudah dirawat di rumah sakit di Surabaya. Sedangkan dua dari kasus dua duanya di Malang,” kata Khofifah.

Akan tetapi dijelaskan Khofifah bahwa satu di antara dua kasus positif covid-19 di Malang dinyatakan meninggal dunia. Pasien yang dinyatakan positif tersebut meninggal sebelum hasil swab dari laboratorium Balitbangkes Kementerian Kesehatan keluar.

Selain dinyatakan positif covid-19, pasien yang meninggal tersebut memiliki penyakit penyerta. Yaitu diabetes mellitus dan juga penyakit jantung.

“Atas dinamisnya perkembangan covid-19 di Jatim ini, kita sudah melakukan tracing per hari ini. Kami sudah ada surat edaran ke Puskesmas, Pustu, Ponkesdes, Polindes diharapkan mereka juga membuka posko agar memudahkan masyarakat yang ingin mengkonfirmasi ketika ada batuk, flu, demam. Diharapkan posko ini sudah bisa aktif besok,” tegasnya.

Pemprov Jatim dibagi dua shift

Sementara itu, upaya pencegahan penyebaran Covid-19 tidak berhenti disitu saja. Dirinya membuat regulasi bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lingkungan Pemprov Jatim. Mulai besok, Kamis, ada dua pembagian shift kerja bagi ASN. Yaitu shift pertama pukul 08.00-11.30 WIB, dan shift kedua pukul 12.00 – 15.30 WIB.

“Khusus Eselon 2 dan 3, tetap masuk dengan SOP yang sudah diberlakukan dalam pencegahan covid-19,” ungkapnya.

Adapun alasan Eselon 2 dan 3 tetap masuk karena menjadi bagian dari motor berbagai upaya percepatan penanganan konflik Covid-19.

“Saya mengimbau semua harus menyiapkan tempat cuci tangan dengan posisi air mengalir. Setiap OPD harus mempersiapkan sabun atau hand sanitizer. Semisal ada pegawai yang sudah ada indikasi demam, batuk dan flu diharapkan langsung melakukan pemeriksan di faskes terdekat,” imbaunya.

Berita Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Corona merebak, Gubernur Jatim: Karaoke dan diskotik tutup sementara

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas