Kesedihan Sumanto si 'Manusia Kanibal' saat Tahu Sosok Penolongnya Meninggal akibat Kecelakaan
Kepergian H Supono Mustajab pendiri Rumah Sakit Khusus Jiwa (RSKJ) Mustajab, masih menyisakan duka mendalam
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM -- Siapapun akan mengingat budi baik orang yang telah menolong hidupnya.
Tak terkecuali Sumanto 'manusia kanibal' begitu sedih kehilangan H Supono sosok penolongnya.
Dialah orang yang bersedia mengasuh Sumanto saat orang-orang menolaknya.
Kepergian H Supono Mustajab pendiri Rumah Sakit Khusus Jiwa (RSKJ) Mustajab, masih menyisakan duka mendalam.
Tidak hanya keluarga yang merasa kehilangan sosok pendiri RSKJ Mustajab di Desa Bungkanel, Karanganyar Kabupaten Purbalingga itu namun juga Sumanto.
Sumanto mengaku betapa dia sangat sedih kehilangan sosok H Supono Mustajab.
Karena berkat H Supono akhirnya Sumanto bisa ditolong.
Sumanto adalah pasien RSKJ. Dia ditolong oleh H Supono semenjak bebas dari Lapas Purwokerto, Kabupaten Banyumas, pada 24 Oktober 2006 lalu.
Saat itu tak ada orang yang mau menerima Sumanto. Hanya yayasan An Nur (RSKJ) milik H Supono yang bersedia menolong Sumanto.
Sumanto yang dulu dijuluki Manusia Kanibal kala itu seakan masih belum percaya sosok penolongnya yakni H Supono telah pergi.
Baca: VIRAL Mahasiswa UNESA Lakukan Sidang Skripsi Online Via WhatsApp Video Call karena Wabah Corona
Baca: Viral Video Anggota DPRD Marahi Tim Medis Saat Hendak Diperiksa Kesehatannya Terkait Virus Corona
H Supono yang juga mantan Kepala Desa itu meninggal dunia akibat kecelakaan di Jalan Raya Desa Serang, Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga, pada Senin (16/3/2020) sekira pukul 08.30.
"Masak inyong wingi nembe pada ketemuan. Inyong ya ngobrol mbarang.
(Masak saya kemarin baru saja pada ketemuan. Saya ya ngobrol juga)," ujar putra sulung H Supono, Imam Fauzi Wahyudiana menirukan Sumanto saat diberitahu H Supono telah berpulang, Kamis (19/3/2020).
Imam menuturkan saat H Supono mengalami kecelakaan, Sumanto tidak diberitahu.
Sumanto baru diberitahu setelah H Supono dimakamkan. "Orang seperti itu (Sumanto) cara memberitahunya harus pelan," tuturnya.
Kini, Sumanto telah bisa menerima kepergian sosok yang menolongnya.
Bahkan Sumanto sekarang telah nurut dengan anak sulung H Supono.
"Sumanto sudah bisa menerima. Sekarang manutnya sama saya dan keluarga. Dia biasa saja tidak linglung.
Bahkan dia ikut bela sungkawa," jelasnya.
Hingga saat ini, Tribun Jateng belum diizinkan menemui Sumanto.
Pihaknya baru mengizinkan bertemu Sumanto setelah 20 hari. "Sumanto baru boleh ditemui setelah 20 hari," tuturnya.
Puluhan Pasien
Rumah Sakit Jiwa ini dulu didirikan berkat dukungan keluarga dan warga.
Masyarakat sekitar sangat mendukung ide H Supono mendirikan klinik ini karena H Supono dikenal punya sifat sikap sosial sangat tinggi, suka menolong dan membantu orang gangguan jiwa.
Dulu H Supono adalah kepala desa setempat, kemudian prihatin lihat warganya menderita gangguan jiwa. Maka terinspirasi untuk mendirikan klinik buat membantu orang gangguan jiwa.
"Almarhum terinspirasi saat masih menjadi Kepala desa dan melihat warganya terkena gangguan jiwa.
Warganya tersebut berasal dari keluarga yang kurang mampu,” tutur istri H Supono, Hj Siti Sofiyatun.
Sementara itu, kepergian H Supono tidak lantas membuat RSKJ berhenti menerima pasien.
Perjuangan H Supono akan diteruskan oleh ketiga anaknya.
"Putra H Supono ada tiga. Ketiga anaknya semua merupakan tenaga medis. Kalau saya Psikolog, yang kecil dokter, anak nomor dua suaminya perawat," terang Imam Fauzi putra sulung Alm H Supono.
Imam mengatakan pasien rawat inap di RSKJ saat ini mencapai 67 orang. Rata-rata pasien yang menjalani rawat inap terkena gangguan jiwa karena faktor depresi, ekonomi, dan sosial.
"Kalau narkoba tidak banyak, paling 10 persen saja," tutur dia.
Diterangkan oleh Imam Fauzi, kapasitas di RSKJ hampir mencapai 200 kamar. Pasien yang diterimannya khusus untuk yang terkena gangguan jiwa.
"Bisa menerima pasien BPJS dan ada yang pasien umum," tutur dia.
Imam Fauzi mengatakan pasien rawat inap selalu bertambah. Setiap bulan dipastikan terdapat 50 orang yang menjalani rawat inap.
"Yang kontrol juga banyak apalagi pas hari Senin selalu banyak," ujar dia.
Dia mengaku RSKJ pernah mengalami over load (kelebihan kapasitas). Hal itu terjadi saat musim Pemilu.
"Kemarin aja ada 27 orang calon legislatif yang gagal, berobat ke sini (RSKJ)," ungkapnya.
Menurut Imam, berbagai metode yang digunakan RSKJ untuk menyembuhkan pasien di antaranya metode spritual dan medis. Metode spritual yang digunakan yakni Rukyah dan mandi malam.
"Kalau metode medis yang dilakukan adalah memberikan konseling," tutur dia.
Buru Pelaku
Keluarga besar H Supono juga berharap polisi yang mengejar pelaku penabrak, bisa segera berhasil menangkapnya.
Satlantas Polres Purbalingga masih memburu pelaku yang menabrak H Supono.
Pihak kepolisian telah mengidentifikasi pelaku tersebut. "Sekarang sedang menunggu sketsa dari kepolisian," imbuhnya.
Menurut Imam Fauzi, sebelum kecelakaan, ayahnya mengecek pembangunan vila di desa Serang Kecamatan Karangreja (Lereng Gunung Slamet).
Tiap pagi ayahnya selalu rutin mengontrol pembangunan vilanya tersebut.
H Supono naik sepeda motor sendirian ke sana. Kemudian terjadi kecelakaan dengan mobil pikap. Mobil itu lantas kabur.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, H Supono sempat berpesan kepada anak-anaknya agar meneruskan perjuangan H Supono.
Anak-anaknya juga diminta untuk mengembangkan Klinik peninggalannya.
Ia mengatakan kepolisian juga telah melakukan dua kali olah TKP. Selain itu kepolisian juga telah gencar-gencarnya melakukan razia kendaraan.
"Sekarang lagi gencar-gencarnya razia," imbuhnya.
Terpisah, Kanit Laka Lantas Polres Purbalingga, Ihwan Ma'ruf mengatakan pelaku penabrak H Supono masih dalam pencarian.
Pihaknya juga mencari pemilik mobil bak terbuka. "Mobil itu bukan mobil Purbalingga. Mobil itu plat T. Jadi membutuhkan proses yang panjang," tambah Ihwan.
Ihwan belum dapat memastikan apakah pelaku kabur ke Kerawang atau tidak. Pihaknya masih terus melakukan pencarian terhadap pelaku.
Ia menyebut, ada lima saksi yang dimintai keterangan. Saksi yang diperiksa saat berada di TKP.
"Mereka (saksi) yang menolong korban. Mereka tidak ada yang melihat pelaku kabur," tukasnya.
(Tribun Jateng/Rahdyan Trijoko Pamungkas)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul: KABAR DUKA: Inilah Reaksi Sumanto Saat Diberitahu Sang Penolongnya H Supono Meninggal Dunia